Herry mengatakan, kelompok milenial harus diakomodir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari partai politik.
Pasalnya, kelompok milenial akan menjadi lebih dominan dari sisi kuantitas di Pilpres 2024.
“Jumlah pemilih milenial diprediksi hampir 60 persen saat itu,” katanya kepada GenPI.co, Senin (29/11).
Baca juga juga
Menurut Herry, hal ini harus didorong dengan komitmen dari setiap partai politik dalam merekrut dan menempatkan kelompok milenial.
“Tidak bersifat wacana atau bumper parpol,” ujarnya.
Kepada Teropongistana.com di Jakarta dilaporkan, Herry melihat selama ini sejumlah parpol masih didominasi oleh kelompok usia tua.
Maka dari itu, ia mendorong agar keterlibatan generasi milenial di dalam parpol bisa lebih dimaksimalkan.
“Pilpres 2024 alangkah baiknya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi generasi milenial berkiprah lebih lagi,” kata Herry.
Selain itu, Herry juga menekankan perlunya perbaikan sistem politik, terutama soal budaya politik yang cenderung koruptif.
“Perilaku korupsi ini adalah variabel utama yang bisa mengubah persepsi milenial untuk pasif atau aktif pada konstelasi politik,” bebernya.
Herry menyimpulkan, jika parpol ingin merealisasikan potensi dan menempatkan milenial, maka persoalan itu harus tuntas sebelum 2024. (Red)