Menu

Mode Gelap
Jaga Kondusifitas, GP Ansor dan Banser Bersama APH Lakukan Pengamanan Ibadah Natal di Sorong Kejati Jateng Tetapkan Gus Yazid Jadi Tersangka di Kasus TPPU Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa UMK Jawa Tengah 2026 Telah Ditetapkan, Namun Sektoral Alas Kaki Masih Terpinggirkan Arema FC Gagal Menang di Kanjuruhan, Ditahan Imbang Madura United

Nasional

Jokowi dan Prabowo Harus Bertanggung Jawab Secara Moral atas Kasus Immanuel Ebenezer


Foto (red). Perbesar

Foto (red).

Teropongistana.com Jakarta – Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai, kasus penangkapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel tidak bisa dilepaskan dari peran dua tokoh besar: mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Uchok, kedekatan Noel dengan Jokowi dan Prabowo justru menjadi pintu masuk yang menyeretnya pada jabatan politik sekaligus skandal.

“Tertangkapnya Noel karena Jokowi dan Prabowo tidak memberitahu Noel, mana pintu rezeki, dan mana pintu penjara. Ini artinya, Jokowi dan Prabowo harus sama-sama bertanggung jawab secara moral kepada publik,” kata Uchok di Jakarta, Jumat (22/8).

Uchok mengungkapkan, selama era Jokowi, Noel dikenal sebagai figur yang kerap melaporkan para aktivis yang berseberangan dengan pemerintah.

“Banyak aktivis yang dilaporkan Noel ke polisi, dan Jokowi membiarkan saja. Bahkan terlihat seperti sangat menikmati kondisi itu,” ujarnya.

Sementara pada era Prabowo, kedekatan itu berlanjut dengan pengangkatan Noel sebagai Wamenaker. Uchok menilai keputusan tersebut membuat Noel kian merasa dimanjakan.

“Prabowo terlihat sangat menyayang dan memanjakan Noel. Padahal ada sejumlah kasus yang mencoreng, seperti dugaan keterlibatan dalam kasus Sritex dan masalah penahanan ijazah pekerja oleh perusahaan. Tapi Prabowo justru seperti bingung, kadang menikmati, kadang tidak menyukai, tapi tidak bisa berbuat apa-apa, lalu membiarkan saja,” tambahnya.

Lebih jauh, Uchok mempertanyakan lemahnya sistem komunikasi di lingkar kekuasaan. Ia menyinggung dugaan pemerasan terkait sertifikat P3 oleh Noel yang seharusnya sudah terdeteksi aparat intelijen.

“Masa Noel peras perusahaan sertifikat P3, Presiden Prabowo tidak mendengar? Apakah tidak ada staf atau intel yang melaporkan ke Presiden? Ini menunjukkan betapa lemahnya sistem komunikasi presiden kita,” tegasnya.

CBA menilai, kasus ini bukan hanya soal perilaku individu Noel, melainkan juga potret bagaimana elite politik gagal memberi batasan moral kepada orang-orang dekatnya. Uchok menekankan, publik berhak menuntut pertanggungjawaban moral dari Jokowi maupun Prabowo atas kegaduhan yang timbul.

“Karena mereka, Noel jadi dekat dengan kekuasaan. Karena mereka juga, Noel bisa menjadi pejabat. Maka mereka harus ikut bertanggung jawab secara moral kepada rakyat,” pungkas Uchok.

Baca Lainnya

Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman

24 Desember 2025 - 16:21 WIB

Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa

24 Desember 2025 - 16:17 WIB

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa

Tindak Tegas Mafia Tanah di Bogor

24 Desember 2025 - 10:22 WIB

Tindak Tegas Mafia Tanah Di Bogor
Trending di Nasional