Teropongistana.com Jakarta — Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan siaran pers penting di Istana Negara, Minggu (29/8/2025), terkait aksi kekerasan yang terjadi sejak Kamis (28/8) hingga Minggu (31/8) di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo yang didampingi Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di sisi kiri serta Ketua MPR RI Ahmad Muzani di sisi kanan, menyinggung adanya indikasi gejala makar di balik aksi tersebut. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak tampak hadir dalam kesempatan itu.
Pengamat intelijen Wawan Purwanto menilai rangkaian demonstrasi itu cenderung mengarah pada makar karena eskalasi kerusuhan meningkat hingga menyasar penjarahan rumah tokoh politik serta perusakan fasilitas publik dan infrastruktur pemerintah, termasuk gedung DPR, DPRD, kepolisian, hingga kejaksaan.
“Jika fenomena ini terus terjadi, kerusuhan akan menjadi liar serta tidak terkontrol, dan pada akhirnya rakyat juga yang dirugikan. Mulai dari menurunnya kepercayaan publik terhadap supremasi hukum hingga terganggunya roda perekonomian,” ujar Wawan kepada wartawan, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, aksi yang awalnya murni sebagai protes kenaikan tunjangan DPR kini melebar karena ada pihak lain yang diduga ikut bermain. Hal ini membuat situasi semakin ruwet. “Pergerakan seperti itu tentu membutuhkan logistik. Netizen pun sudah banyak yang menduga-duga siapa aktornya,” katanya.
Selain itu, Wawan mengingatkan soal potensi keterlibatan asing, sebagaimana pernah disampaikan mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono. “Jangan sampai kita masuk ke genderang mereka. Motivasi asing bisa politik, bisa juga ekonomi,” tegasnya.
Ia berharap semua pihak yang terlibat segera menyadari adanya penunggang gelap dalam aksi ini, lalu mengakhiri demonstrasi. “Aspirasi sudah tersampaikan, pemerintah pun mulai menindaklanjuti,” ujarnya.
Wawan menekankan pentingnya pendinginan situasi, dialog lintas pihak, serta langkah terukur dalam pemulihan stabilitas nasional. Menurutnya, status darurat militer belum diperlukan, selama sinergi antara TNI dan Polri berjalan efektif.
“Semua pihak harus mampu menahan diri, jangan sampai lepas kendali. Ini tanggung jawab bersama untuk menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa,” pungkasnya.