Menu

Mode Gelap
Jampidsus Dilaporkan ke Presiden, Diduga Salahgunakan Wewenang Selaku Ketua Satgas PKH Komrad 98 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Diduga Halangi Tugas Jurnalistik, Matahukum Minta JamWas Tegur Petugas dan Oknum TNI di Kejari Lebak Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen Mahkamah Agung Kabulkan Kasasi Karyawan PT Asi Pudjiastuti Aviation

Nasional

Lelet, Program MBG di Jawa Barat Jauh dari Harapan, Percepatan Dapur Sekolah Sangat Mendesak


Keterangan foto : Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (2/9/2025) Perbesar

Keterangan foto : Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (2/9/2025)

Teropongistana.com JAKARTA – Provinsi Jawa Barat dengan 26 kabupaten/kota yang ada menargetkan membangun sebanyak 4.600 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah provinsi telah melakukan MoU dengan pemerintah kabupaten/kota.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan beberapa waktu lalu, dari 4,600 dapur MBG yang bakal dibangun di Jawa Barat, sudah dimulai pengerjaanya sebanyak 4.000, masih kurang sekitar 637 dapur MBG, selain itu pemerintah Provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat juga akan membangun dapur SPPG di daerah dengan kategori (3T) tertinggal, terdepan dan terluar, totalnya sekitar 5 ribu dapur yang ada di Jawa Barat.

Sementara itu berdasarkan data temuan Public Policy Watch (PPW) yang merilis hasil pengawasan terbarunya terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat menyebut masih jauh dari harapan. Hasil surveinya menyebut, dari total 4.000 dapur MBG yang telah terbentuk, ditemukan sebagian dapur belum berjalan optimal.

Direktur Eksekutif PPW, Azaz Fauzan, menegaskan bahwa pengawasan oleh lembaganya dilakukan pada Februari hingga Agustus 2025.

Hasil pengawasan, sebanyak 92% dapur telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, sementara 8% masih membutuhkan perbaikan fasilitas.

Lebih lanjut Azaz juga menjelaskan bahwa dalam pengiriman makanan, tercatat 87% dapur sudah tepat waktu, sisanya masih ditemukan ada indikasi keterlambatan, khususnya untuk di daerah terpencil.

Sementara dari sisi kepuasan penerima manfaat, 80% responden menyatakan puas dengan menu yang disajikan, meskipun masih terdapat kritik mengenai variasi makanan, jelasnya.

Sedangkan sebanyak 63% bahan pangan diolah dalam dapur MBG melibatkan rantai pasok lokal, dan kendala utama yang dihadapinya menurut Direktur PPW adalah keterbatasan SDM yang terlatih serta lemahnya pelaporan.

Azaz juga menjelaskan bahwa tujuan utama dai program pengawasan MBG yang dilakukan lembaganya untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan standar gizi dan kemanan pangan, menjamin akuntabilitas pengguna anggaran, serta memperkuat ekosistem pangan lokal dengan melibatkan UMKM.

Sementara dari hasil survei yang dilakukan oleh Mahardhika Media menyebut masih banyak sekolah yang belum mendapat program MBG. Bahkan banyak siswa yang tidak tahu ada program MBG. Survei dilakukan di Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Cianjur, Cirebon, Kuningan, dan Garut.

“Rata-rata sekolah-sekolah di Jawa Barat, banyak yang belum mendapat program MBG. Bahkan para murid tidak tahu kalau ada program makan bergizi,” kata Adi Wibowo, Manajer Program Mahardhika Media kepada wartawan, Senin (1/09/25) di Jakarta.

Perlunya Percepatan Dapur Sekolah

Sementara itu, Chairman of Mubarok Intsitute, Fadhil As Mubarok menegaskan bahwa Presiden Prabowo harus segera turun tangan untuk mengatasi persoalan Program MBG yang belum kunjung selesai.

Target pemerintah untuk tahun 2025 ini, lanjut Fadhil mengoperasikan sebanyak 30.000 dapur MBG di seluruh Indonesia, untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat, sementara saat ini yang terealisasi masih jauh dari apa yang diharapkan.

Untuk itu Presiden Prabowo perlu bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi yang diusulkan Mubarok Institute, antara lain ; mobilisasi anggaran dan sumber daya, pemerintah menurut Chairman of Mubarok Institute, bisa mengalokasikan dana darurat dan memperioritaskan program ini.

Perlunya berkolaborsi dengan masyarakat sipil dan swasta, keterlibatan organisasi masyarakat, konuitas lokal dan sektor swasta, guna mempercepat pembangunan dapur MBG.

Penyederhanaan proses, menyederhanakan prosedur birokrasii agar pembangunan dapur bisa dilakukan lebih cepat.

Jika target ini tercapai, menurut Fadhil As Mubarok, jutaan orang yang seharusnya mendapatkan manfaat dari program ini akan terpengaruh. Dan, apabila program ini berhasil, dampaknya akan sangat signifikan bagi peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama pada anak-anak. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memprioritaskan kesejahterana rakyat Indonesia.

Baca Lainnya

Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

24 Oktober 2025 - 06:53 WIB

Anggota Dpr Ri Komisi Iv Fraksi Nasdem, Arif Rahman, Menegaskan Pentingnya Memperkuat Landasan Hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Bpip) Agar Lembaga Tersebut Memiliki Legitimasi Dan Kewenangan Yang Kuat Dalam Menjalankan Tugas Pembinaan Ideologi Bangsa Secara Berkelanjutan. Menurut Arif Rahman Yang Juga Sebagai Badan Legislasi Dpr Ri (Baleg Dpr Ri) , Keberadaan Bpip Bukan Sekadar Simbol Pembinaan Ideologi, Tetapi Menjadi Garda Terdepan Dalam Menjaga Nilai-Nilai Pancasila Agar Tetap Hidup, Relevan, Dan Diterapkan Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara. “Bpip Perlu Memiliki Dasar Hukum Yang Kokoh Agar Tidak Hanya Bersifat Administratif, Tetapi Juga Memiliki Daya Dorong Dalam Pembentukan Karakter Kebangsaan Yang Berlandaskan Pancasila,” Ujar Arif Rahman Dalam Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Yang Digelar Bersama Bpip. Lebih Lanjut, Arif Menyoroti Perlunya Penanaman Dimensi Pancasila Di Tengah Masyarakat, Terutama Di Era Digital Yang Sarat Dengan Arus Informasi Tanpa Batas. Ia Menilai, Banyak Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Dan Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila, Baik Dalam Tindakan Sosial Maupun Perilaku Di Media Sosial. “Hari Ini Kita Melihat Ada Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Pancasila. Karena Itu, Perlu Upaya Bersama Untuk Menanamkan Nilai-Nilai Luhur Pancasila Agar Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi, Tetap Bijak Dalam Bersikap, Dan Mampu Menempatkan Kepentingan Bangsa Di Atas Kepentingan Pribadi,” Tegasnya. Arif Rahman Menambahkan Bahwa Penguatan Peran Bpip Juga Harus Diiringi Dengan Pendekatan Edukatif Dan Kultural, Agar Nilai-Nilai Pancasila Tidak Hanya Diajarkan, Tetapi Benar-Benar Dihidupi Dalam Perilaku Sehari-Hari. “Pancasila Bukan Sekadar Hafalan Lima Sila, Tetapi Panduan Moral Dan Kompas Kebangsaan. Pembinaan Ideologi Harus Masuk Ke Ruang-Ruang Pendidikan, Keluarga, Bahkan Dunia Digital,” Ungkapnya. Melalui Kegiatan Bersama Bpip Ini, Arif Berharap Generasi Muda Dan Seluruh Elemen Masyarakat Semakin Memahami Pentingnya Pancasila Sebagai Falsafah Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa Di Tengah Tantangan Globalisasi Dan Disrupsi Teknologi.

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

23 Oktober 2025 - 15:43 WIB

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

Saat Advokasi Jadi Konten: Aktraksi Politik DPP PSI di Pasar Barito

22 Oktober 2025 - 16:57 WIB

Saat Advokasi Jadi Konten: Aktraksi Politik Dpp Psi Di Pasar Barito
Trending di Nasional