Teropongistana.com Jakarta – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan, Didik Farkhan Alisyahdi, yang baru saja dilantik, secara tegas meminta seluruh jajarannya untuk berani keluar dari zona nyaman. Penekanan ini disampaikan dalam rapat paripurna perdana di Kantor Kejaksaan Tinggi Sulsel di Makassar pada hari Senin.
Didik Farkhan menargetkan Kejati Sulsel dapat menembus jajaran 10 besar nasional dalam setiap bidang kinerja, sebuah ambisi yang memerlukan semangat baru dan inovasi dari seluruh pegawai. Ia juga menyoroti masalah penyerapan anggaran yang kerap menjadi perhatian serius menjelang akhir tahun.
Pengangkatan Didik Farkhan Alisyahdi sebagai Kepala Kejati Sulsel merupakan bagian dari pelantikan 16 Kepala Kejati baru se-Indonesia oleh Kepala Kejaksaan Agung, ST Burhanudin, di Jakarta, menggantikan Agus Salim yang sebelumnya menjabat.
Mewujudkan Integritas dan Disiplin Melalui Keteladanan
Dalam kesempatan perkenalan resmi dan penyampaian visi misi, Didik Farkhan Alisyahdi meminta seluruh pejabat struktural untuk menjadi “role model” atau contoh keteladanan. Keteladanan ini, menurutnya, harus dimulai dari kedisiplinan yang tinggi dalam setiap aspek pekerjaan.
Target ambisius untuk masuk dalam 10 besar nasional pada setiap bidang kinerja menjadi fokus utama di bawah kepemimpinannya. Hal ini menuntut seluruh elemen Kejati Sulsel untuk meningkatkan performa dan efisiensi, terutama dalam menghadapi tantangan seperti penyerapan anggaran yang selalu menjadi perhatian serius menjelang akhir tahun.
Didik menekankan bahwa semangat kerja bersama dan komitmen terhadap integritas adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, setiap pegawai diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi Kejati Sulsel yang lebih maju dan berprestasi.
Program Prioritas untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan Publik
Mantan Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya ini mengemukakan beberapa program utama yang dianggap krusial untuk peningkatan kualitas Kejati Sulsel. Salah satunya adalah rencana pembangunan mess pegawai, sebuah inisiatif yang telah sukses ia terapkan di beberapa wilayah tugas sebelumnya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Selain itu, perbaikan kualitas pelayanan publik menjadi prioritas utama. Hal ini akan diwujudkan melalui pembaruan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) agar lebih efisien dan responsif. Kejati Sulsel juga akan menetapkan standar pelayanan yang jelas untuk saksi di seluruh Kejaksaan Negeri, bekerja sama dengan Mahkamah Agung.
Peningkatan layanan e-tilang juga menjadi bagian dari upaya reformasi pelayanan publik. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam berinteraksi dengan Kejaksaan serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas institusi.
Menciptakan Lingkungan Kerja Inovatif dan Nyaman
Mantan Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Jawa Timur ini juga menyoroti pentingnya menciptakan suasana kantor yang lebih nyaman untuk menumbuhkan semangat kerja bersama. Lingkungan kerja yang kondusif diyakini dapat mendorong produktivitas dan kreativitas pegawai.
Setiap bidang diinstruksikan untuk memiliki inovasi dan program unggulan yang spesifik, menunjukkan komitmen terhadap pengembangan berkelanjutan. Rapat Paripurna perdana ini menjadi penanda dimulainya era baru di Kejati Sulsel, dengan fokus pada peningkatan integritas, disiplin, dan inovasi layanan.
Didik Farkhan juga berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan hidupnya, mulai dari riwayat pendidikan, perjuangan saat kuliah, hingga pengalamannya bekerja di Surat Kabar Jawa Pos sebelum akhirnya menjadi jaksa. Latar belakang keluarganya yang berprestasi, di mana ketujuh saudaranya memiliki profesi mapan dan ketiga anaknya berprestasi akademik cemerlang, turut menjadi motivasi.















