Menu

Mode Gelap
Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa UMK Jawa Tengah 2026 Telah Ditetapkan, Namun Sektoral Alas Kaki Masih Terpinggirkan Arema FC Gagal Menang di Kanjuruhan, Ditahan Imbang Madura United Tindak Tegas Mafia Tanah di Bogor Denny Charter: Usulan Bahlil Adalah Upaya Membajak Kedaulatan Rakyat

Nasional

Denny Charter: Usulan Bahlil Adalah Upaya Membajak Kedaulatan Rakyat


Keterangan Foto : Bahlil Lahadalia Perbesar

Keterangan Foto : Bahlil Lahadalia

Teropongistana.com JAKARTA – Wakil Ketua Umum Bidang Data dan Pemenangan Pemilu Pimpinan Nasional Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Denny Charter, memberikan respons tajam terhadap wacana sistemik yang mengancam pilar demokrasi Indonesia. Denny menegaskan bahwa usulan pembentukan koalisi permanen serta pengembalian mekanisme pemilihan kepala daerah kepada DPRD adalah upaya nyata untuk mengunci kedaulatan rakyat ke dalam sangkar kepentingan elit.

Menurut Denny, manuver ini merupakan “resep sempurna” untuk menghidupkan kembali feodalisme politik di Indonesia. “Mengembalikan mandat pemilihan ke tangan DPRD adalah langkah mundur yang berbahaya. Ini secara efektif memutus hubungan suksesi kekuasaan dari rakyat langsung,” ujar Denny dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/12).

Ancaman Kartel Politik dan “Raja-Raja Kecil” Denny Charter memperingatkan bahwa jika mekanisme pemilihan melalui DPRD diberlakukan, kepala daerah yang terpilih nantinya tidak akan lagi memiliki tanggung jawab moral kepada rakyat yang membayar pajak. Sebaliknya, mereka akan terjebak dalam utang budi kepada fraksi-fraksi partai di parlemen yang hanya mewakili kepentingan oligarki lokal.

“Kita akan melihat lahirnya ‘raja-raja kecil’ yang diangkat oleh segelintir elit. Mereka adalah mandataris elit, bukan mandataris rakyat,” tegas Denny. Ia menambahkan bahwa koalisi permanen hanyalah tameng bagi partai-partai besar yang merasa tidak nyaman berada di luar lingkaran kekuasaan, demi memastikan mereka tetap mendapatkan bagian “kue kekuasaan” tanpa risiko kekalahan politik yang sehat.

Menepis Ilusi Stabilitas dan Penghematan Menanggapi dalih efisiensi anggaran dan stabilitas politik yang sering digembar-gemborkan, Denny menyebut hal tersebut sebagai ilusi yang menipu publik. Ia menekankan bahwa kerugian fundamental dari hilangnya akuntabilitas pemimpin jauh lebih besar daripada sekadar anggaran pelaksanaan Pilkada langsung.

“Biaya terbesar dalam demokrasi bukanlah anggaran Pilkada, melainkan hilangnya akuntabilitas pemimpin kepada pemilihnya. Stabilitas yang dipaksakan melalui kesepakatan kartel di balik pintu tertutup adalah indikasi kemandulan demokrasi,” papar Denny Charter.

Benteng Terakhir Demokrasi Sebagai pimpinan partai yang fokus pada pemenangan pemilu berbasis data, Denny mengajak masyarakat untuk menolak segala upaya sistematis yang merampas hak politik warga. Ia menegaskan bahwa kedaulatan rakyat adalah benteng terakhir melawan kartelisasi politik.

“Demokrasi yang sehat memerlukan kontestasi yang jujur dan oposisi yang kuat, bukan stabilitas yang dipaksakan melalui kartel. Kita harus menolak tegas upaya yang mengkhianati amanat reformasi ini,” pungkasnya.

Baca Lainnya

Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman

24 Desember 2025 - 16:21 WIB

Pesan Natal 2025, Menag Tekankan Peran Keluarga Menjaga Iman

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa

24 Desember 2025 - 16:17 WIB

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Jadi Energi Pemersatu Bangsa

Tindak Tegas Mafia Tanah di Bogor

24 Desember 2025 - 10:22 WIB

Tindak Tegas Mafia Tanah Di Bogor
Trending di Nasional