Pemilihan Ketum Golkar Secara Aklamasi Pengkaderan Gagal Total, Berbahaya?

Pemilihan Ketum Golkar Secara Aklamasi Pengkaderan Gagal Total, Berbahaya?

Smallest Font
Largest Font

Teropongistana.com Jakarta - Pemilihan ketua umum partai politik secara aklamasi mulai marak untuk mempertahankan kekuasaan petahana. Seperti pemilihan ketum Partai Golongan Karya yang digelar dalam rangkaian musyawarah nasional X yang dibuka Presiden Joko Widodo, Selasa (3/12/2019).

Sebelum Airlangga, sejumlah ketum parpol juga dilahirkan via aklamasi. Sebut saja Ketum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa Abdullah Muhaimin Iskandar, hingga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Bagi Angkatan Milenia Pemuda Indonesia (AMPI) Muslim Suharja menilai pemilihan ketum parpol secara aklamasi menandakan proses demokratisasi dan kaderisasi di internal partai tidak berjalan.

"Tidak ada atau tidak bolehnya calon lain muncul menandakan bahwa partai sudah seperti PT (perseroan terbatas), yang sahamnya dimiliki oleh satu orang atau kelompok orang," ujar Muslim jakarta (10/5/2024).

Muslim Mengatakan, parpol bukan lagi menjadi arena kompetisi nan sehat bagi para kader untuk menjadi ketum. Sebab, parpol sudah dikuasai secara oligarki oleh orang-orang tertentu.

Muslim melihat apabila parpol sudah dikuasai kekuatan oligarki, maka sosok yang akan menjadi ketum hanya itu-itu saja. Pemilihan ketum parpol pun sudah dikondisikan dengan cara aklamasi. Bagi kader yang ingin mencalonkan diri atau melawan oligarki, risikonya akan diasingkan atau dipecat.

"Tidak jalannya kaderisasi partai juga mengakibatkan kepemimpinan partai tidak berpindah tangan ke generasi yang sudah lama berjuang di partai. Namun, partai masih melanggengkan status quo. Tidak terjadi regenerasi dan tak akan terjadi perubahaan di tubuh partai," Ungkap Muslim.

"Jika fenomena aklamasi terjadi dihampir semua partai artinya partai gagal dalam menjalankan proses demokratisasi dan kaderisasi. Dan gagal pula dalam membangun proses demokratisasi di tingkat nasional," lanjutnya.

Lantas, apa solusi dari masalah ini? Muslim menyebut penting agar parpol membangun sistem kelembagaan dengan baik.

"Jika kelembagaan partainya sudah baik, maka proses demokrasi dan kaderisasi juga akan jalan. Solusi lainnya adalah membangun kesadaran di kalangan elite partai agar mereka sadar agar membangun partai secara profesional. Jangan bangun partai seperti PT atau menjadi partai keluarga," katanya.

" Seperti Golkar partai tertua dan terbesar masih saja menggaungkan pemilihan ketua umumnya secara aklamasi berarti proses pengkaderan partai Golkar tersebut gagal total, ini bukti partai Golkar hari ini sudah tidak sehat .

Partai yang sehat seharusnya membiarkan semua kader partai diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi membangun dan ikut menjadi Brusa Calon Ketua Umum, hari ini ketua DPD semua deklarasi mendukung salah satu calon namun dengan penuh tekanan ini bukti sudah tidak sehat.

Dikabarkan partai Golkar Desember akan melaksanakan musyawarah Nasional (Munas) untuk melakukan pemilihan ketua umum partai Golkar namun sudah beredar kabar bahwa pemilihan ketua umum partai Golkar tersebut akan dilaksanakan secara aklamasi.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
RH Author
Daisy Floren
Daisy Floren
Teropongistana.com Administrator