Menu

Mode Gelap
Lurah Tapian Nauli Ucapkan Selamat kepada Kedua Mempelai dalam Resepsi Syukuran Pernikahan Pimpinan DPRD Banten Komitmen Anggaran Dukung Program Sekolah Gratis Ahmad Fauzi Dorong Sinkronisasi Program PUPR dengan Visi Ketahanan Pangan Presiden Menparekraf Teuku Riefky Usulkan Tambahan Anggaran Rp 2,34 Triliun untuk 2026 Kuasa Hukum Li Sam Ronyu Kecewa, Penyidik Polres Tangerang Kembali Mangkir di Sidang Praperadilan Penyidik Pendam Laporan Dosen Unimed Atas Penipuan dan Penggelapan Hipnoterapis Sabrina Irine Sudah 4 Tahun

Daerah

Camelia Lubis: Jangan Biarkan Atlet Bertarung Sendirian


Foto-Red Perbesar

Foto-Red

Teropongistana.com Jakarta – Di tengah gegap gempita euforia olahraga, ada suara lirih yang kadang luput dari sorotan kamera: suara orang tua atlet yang menandatangani surat pernyataan risiko. Ibarat relawan dalam diam. Bila anaknya cedera, mereka siap menanggung seluruh beban medis—baik moril maupun materiel.

Sekretaris Jenderal Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Camelia Panduwinata Lubis, memilih tidak tinggal diam. Dalam sebuah pernyataan yang menggugah kesadaran kolektif, ia mengusulkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, sebuah terobosan: asuransi kesehatan menyeluruh bagi atlet tingkat provinsi hingga nasional.

“Ibarat prajurit di medan laga, atlet kita bertarung membawa nama daerah bahkan negara. Tapi ironis, perlindungan dasarnya saja belum sepenuhnya dijamin,” ujar Camelia, yang dikenal vokal dalam isu-isu sosial kemasyarakatan, Selasa, (4/6).

Camelia Lubis yang juga mantan atlet karate mengatakan, cabang-cabang olahraga berisiko tinggi seperti taekwondo menjadi contoh nyata. Olahraga ini menggabungkan kecepatan, kelincahan, dan kontak fisik intensif. Dalam istilah biomekanika, potensi trauma muskuloskeletal sangat tinggi, terutama pada ligamen, meniskus, bahkan sistem saraf perifer.

Namun saat insiden terjadi di lapangan, keputusan medis bukan hanya soal tindakan—melainkan soal biaya. Dalam banyak kasus, surat pernyataan orang tua menjadi jaring pengaman satu-satunya. Suatu bentuk “kontrak sosial” yang sebetulnya menggambarkan kegagapan sistemik.

“Harus ada intervensi kebijakan berbasis human security. Atlet bukan hanya mesin prestasi, mereka adalah manusia yang layak mendapatkan jaminan perlindungan,” tegas Camelia.

Usulan KITA bukan sekadar retorika sosial, tapi membidik akar dari persoalan sistemik dalam tata kelola olahraga Indonesia. Dalam teori kebijakan publik, hal ini masuk dalam ranah preventive policy—yakni strategi mitigasi risiko melalui instrumen jaminan sosial.

“Negara hadir tidak hanya dalam seremoni, tapi juga dalam protokol perlindungan,” kata Camelia. “Ini soal martabat. Jangan biarkan masa depan atlet ditentukan oleh angka tagihan rumah sakit.”

Kerapatan Indonesia Tanah Air, yang selama ini dikenal sebagai organisasi yang menjembatani aspirasi kerakyatan dengan nilai-nilai kebangsaan, kini menaruh perhatian besar pada dunia olahraga.

Menurut Camelia, dunia olahraga tidak boleh sekadar menjadi panggung prestasi, tapi juga laboratorium nilai kemanusiaan. “Kita butuh pendekatan holistic well-being untuk atlet. Fisik, mental, dan jaminan sosialnya harus utuh,” pungkasnya.

Usulan Camelia ibarat sebuah wake-up call bagi para pemangku kepentingan olahraga nasional. Sudah saatnya negara memaknai atlet sebagai social capital yang tak ternilai.

Karena ketika tubuh mereka terhantam di arena, bukan hanya rasa sakit yang mereka tanggung. Tapi juga kekosongan sistem yang belum sepenuhnya berpihak.

Jas Merah: jangan sekali-kali melupakan atlet. Mereka yang berlari demi kita, seharusnya tidak dibiarkan berjalan sendiri ketika terluka.(Akbar)

Baca Lainnya

Lurah Tapian Nauli Ucapkan Selamat kepada Kedua Mempelai dalam Resepsi Syukuran Pernikahan

9 Juli 2025 - 21:53 WIB

Lurah Tapian Nauli Ucapkan Selamat Kepada Kedua Mempelai Dalam Resepsi Syukuran Pernikahan

Pimpinan DPRD Banten Komitmen Anggaran Dukung Program Sekolah Gratis

9 Juli 2025 - 21:10 WIB

Pimpinan Dprd Banten Komitmen Anggaran Dukung Program Sekolah Gratis

FSPP Dan Suta Nusantara Teken MoU Pekerja Migran Profesional di Banten

7 Juli 2025 - 19:22 WIB

Fspp Dan Suta Nusantara Teken Mou Pekerja Migran Profesional Di Banten
Trending di Daerah