Teropongistana.com Bandung Barat – Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional, tokoh senior dan pengamat pembangunan daerah, Sutarlan, memaparkan konsep dasar perencanaan pembangunan Pasar Induk Kabupaten Bandung Barat. Konsep ini disusun secara komprehensif untuk menjawab tantangan distribusi, stabilitas harga, dan pemberdayaan UMKM di wilayah tersebut.
Menurut Ranran Rahardja, pasar induk ini diharapkan menjadi sentra distribusi utama bagi hasil pertanian, peternakan, dan produk UMKM lokal, sekaligus menciptakan pasar modern yang higienis, tertata, dan terintegrasi.
“Pasar induk bukan hanya tempat transaksi, tapi menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Dengan perencanaan yang matang, pasar ini akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan,” ujar Ranran Rahardja 4 Agustus 2025.
Pasar induk direncanakan berada di lokasi strategis yang dekat akses tol seperti Gerbang Tol Padalarang atau Cikalongwetan. Lahan yang dibutuhkan minimal seluas 5–10 hektare, dengan syarat bebas banjir dan mudah dijangkau kendaraan besar.
Zona Niaga untuk komoditas pokok seperti sayuran, buah, ikan, daging, dan rempah, Zona Logistik dan Distribusi dengan fasilitas cold storage, gudang logistik, dan area bongkar muat; Zona UMKM dan Kuliner yang menampilkan produk unggulan dan kuliner khas daerah, Zona Pendukung, seperti masjid, parkir luas, ruang kesehatan, dan kantor pengelola.
Desain arsitektur pasar akan memadukan unsur tradisional Sunda dengan konsep green building. Fasilitas seperti ventilasi silang, panel surya, dan pengolahan limbah organik akan diterapkan untuk menciptakan lingkungan pasar yang sehat dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, pasar ini juga mengusung konsep smart market. Sistem digital akan diterapkan mulai dari e-retribusi, e-booking lapak, hingga aplikasi jual-beli online dan pelacakan harga.
Ranran Rahardja menjelaskan bahwa pembangunan pasar akan didukung melalui skema kombinasi: anggaran APBD KBB, bantuan pemerintah pusat, KPBU (Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha), serta partisipasi BUMN/BUMD melalui CSR, seperti kemitraan dengan Bank bjb untuk layanan keuangan digital.
Pembangunan akan dilakukan dalam empat tahap, dimulai dari studi kelayakan, pembebasan lahan dan konstruksi, pengembangan zona pendukung, hingga operasional dan evaluasi dampak ekonomi-sosial.
Konsep pasar ini juga memberi porsi besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Sentra kuliner, showroom UMKM, hingga fasilitas pelatihan dan inkubasi akan menjadi bagian dari integrasi ekonomi kerakyatan.
“Pasar induk ini bukan hanya menjual, tapi membina. Kita ingin petani, nelayan, dan pelaku UMKM lokal tumbuh dan naik kelas,” tambahnya.
Dengan konsep yang matang dan berorientasi jangka panjang, Pasar Induk Kabupaten Bandung Barat diyakini akan menjadi katalisator baru pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.