Teropongistana.com Jakarta – Proyek rehabilitasi Stadion GOR Pajajaran Kota Bogor kembali jadi sorotan publik. Di tengah gelombang aksi masyarakat yang menuntut pemerintah menghentikan pemborosan anggaran, Lembaga Center for Budget Analysis (CBA) mengungkap adanya dugaan penyimpangan serius dalam tender senilai Rp20 miliar untuk Tahun Anggaran 2025.
Proyek tahap pertama yang digadang-gadang sebagai kebanggaan warga Bogor itu dimenangkan oleh PT Menara Setia dengan nilai kontrak Rp19,29 miliar, atau setara 96,5 persen dari HPS (Harga Perkiraan Sementara). Angka tersebut dinilai janggal karena terlalu mendekati nilai pagu yang disusun pemerintah.
“Selisih harga hanya kurang dari 0,05 persen dari pagu. Ini indikasi kuat ada setting sejak awal. Ruang penghematan ditutup rapat, sementara potensi mark up justru dibuka lebar,” tegas Koordinator CBA, Jajang Nurjaman, dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).
Menurut Jajang, pola tender semacam ini hanya memperlihatkan proses formalitas belaka. Peserta lain yang mengajukan harga lebih rendah justru digugurkan dengan alasan administratif yang dinilai lemah.
“Ini praktik pengondisian. Dari awal sudah diarahkan untuk memenangkan satu perusahaan tertentu,” ujarnya.
CBA juga menyoroti tahapan negosiasi harga yang dinilai hanya sandiwara. Kontrak pemenang tetap sama persis dengan penawaran awal, tanpa ada upaya menekan harga.
Selain itu, klaim pemerintah terkait penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) dan keterlibatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pun diragukan. Pasalnya, tidak semua komponen konstruksi bisa dijamin 100 persen berasal dari dalam negeri maupun usaha kecil.
CBA menilai proyek ini tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat. Di saat harga kebutuhan pokok terus melonjak, pemerintah justru bermain-main dengan proyek bernilai miliaran rupiah.
“Ini jelas pengkhianatan terhadap kepercayaan publik,” kata Jajang.
Atas temuan ini, CBA mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera turun tangan untuk menyelidiki dugaan persekongkolan dalam tender proyek Stadion Pajajaran.
“Stadion Pajajaran yang seharusnya menjadi simbol olahraga dan ruang publik yang sehat berpotensi berubah menjadi monumen pemborosan anggaran dan simbol pengkhianatan terhadap rakyat Bogor,” pungkas Jajang.