Menu

Mode Gelap
Pemkot Sukabumi Bentuk Satgas MBG, Antisipasi Kasus Keracunan Massal Kejagung Diminta Periksa Petinggi PT PLM, PLN, dan AABI Terkait Dugaan Korupsi Tambang Emas di Bombana Ribuan Petani Geruduk Kantor Gubernur Sumut, Gubernur dan Wakil Gubernur Tak Temui Massa Matahukum Minta Penunjukan Dirut Perum Perhutani Harus Independen dan Bebas Lobi Politik Gerak 08 Banten Soroti Kasus Keracunan Program MBG, Desak Evaluasi Total Lelang Layanan Kesehatan SKK Migas Diduga Sarat Monopoli, CBA Desak Kejagung Selidiki

Daerah

Pemkot Sukabumi Bentuk Satgas MBG, Antisipasi Kasus Keracunan Massal


Keterangan foto: Ayep Zaki, Walikota Sukabumi Perbesar

Keterangan foto: Ayep Zaki, Walikota Sukabumi

Teropongistana.com Sukabumi – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Jawa Barat. Terkini, di Kabupaten Bandung Barat tercatat 1.333 siswa menjadi korban.

Menanggapi fenomena tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG, melalui Rapat Koordinasi Percepatan Program dan Pembentukan Satgas MBG yang digelar di Opproom Setda, Rabu (24/9) kemarin.

“Pembentukan Satgas MBG ini tertuang dalam Keputusan Wali Kota Sukabumi Nomor: 188.45/253-SAHLI/2025,” ujar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, Kamis (25/9/2025).

Rakor tersebut menghadirkan Koordinator Wilayah BGN, Koordinator Kecamatan BGN, ahli gizi, camat, hingga kepala puskesmas. Satgas MBG memiliki empat fokus utama:

1. Menyusun dan memegang acuan Standar Operasional Prosedur (SOP) jaminan keamanan pangan.

2. Melakukan akselerasi dengan stakeholder kewilayahan.

3. Melakukan identifikasi dini terhadap potensi kejadian luar biasa (KLB).

4. Memberikan edukasi masyarakat tentang pola makan dan hidup sehat.

Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menekankan program MBG harus menjadi perhatian bersama melalui koordinasi lintas sektor, mulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas, BKKBN, hingga polsek.

Ia menegaskan, Satgas MBG diharapkan dapat menjaga kondusivitas program, mulai dari pengelolaan menu, higienitas dan sanitasi, penentuan penerima manfaat, hingga keseimbangan gizi.

“Penggunaan bahan baku yang tidak segar menjadi salah satu pemicu munculnya KLB. Oleh karena itu, kualitas pangan yang diberikan kepada penerima manfaat harus benar-benar layak konsumsi,” jelasnya.

Ayep Zaki juga mengingatkan agar setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dinas, dan unsur Forkopimcam mengacu pada SOP keamanan pangan, meningkatkan sinergi, serta memperkuat edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, ia menyoroti persoalan di lapangan terkait menjamurnya dapur baru yang melebihi kuota seharusnya, sehingga berdampak pada distribusi penerima manfaat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR berencana membangun dapur pemerintah daerah (dapur pemda).

“Dapur pemda ke depan harus menjadi contoh dalam tata kelola pelayanan MBG, baik dari sisi kualitas, higienitas, maupun standar gizi,” ungkap Ayep Zaki.

Di sisi lain, dirinya juga turut prihatin atas musibah keracunan massal di beberapa daerah, khususnya Bandung Barat hingga mencapai ribuan siswa.

Baca Lainnya

Ribuan Petani Geruduk Kantor Gubernur Sumut, Gubernur dan Wakil Gubernur Tak Temui Massa

25 September 2025 - 16:21 WIB

Ribuan Petani Geruduk Kantor Gubernur Sumut, Gubernur Dan Wakil Gubernur Tak Temui Massa

Diduga Manipulasi Data, Yayasan Pergerakan Pasukan Hijau Kota Sorong Dilaporkan ke Polisi

24 September 2025 - 16:50 WIB

Diduga Manipulasi Data, Yayasan Pergerakan Pasukan Hijau Kota Sorong Dilaporkan Ke Polisi

Nizar Sungkar Resmi di Tetapkan Sebagai Ketua Kadin Jawa Barat Periode 2025–2030

24 September 2025 - 14:51 WIB

Nizar Sungkar Resmi Di Tetapkan Sebagai Ketua Kadin Jawa Barat Periode 2025–2030
Trending di Daerah