Menu

Mode Gelap
PT Nindya Karya Bermasalah Menang Tender Rp230,2 Miliar Proyek Rehab Gedung Sekolah, CBA: Kejati DKI Harus Selidiki Ridwan Hisyam Blak-blakan Soal Golkar, Munaslub, dan Dukungan Politik Dirut KAI Bobby Rasyidin Minta Jadwal Ulang Pemeriksaan KPK Ketahanan Nasional Desa Cibalok: Proyek Sosial Penaburan 100.000 Benih Ikan di Sungai Cibalok Kecolongan PBB 250% di Pati: Pengamat Minta Presiden Copot Sri Mulyani dan Tito Karnavian dari Jabatanya Munaslub Golkar Mendesak? Ridwan Hisyam: “Isu Itu Bukan dari Saya”

Nasional

Wacana Polri di Bawah Kemendagri atau TNI Habib Aboe: Langkah Mundur Reformasi


Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Perbesar

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.

Teropongistana.com JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Al Habsyi menyampaikan kritik keras terhadap wacana penempatan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Menurutnya, gagasan tersebut berpotensi menghapus capaian reformasi Polri yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun.

“Menempatkan Polri di bawah Kemendagri adalah langkah mundur besar. Ini bertentangan dengan tujuan reformasi yang dirancang untuk menciptakan Polri yang independen dan profesional,” kata pria yang akrab disapa Habib Aboe dalam keterangan persnya, Senin, (2/12/2024).

Habib Aboe menekankan bahwa sejarah telah membuktikan ketidakefisienan model serupa. Polri, yang pernah berada dibawah Kemendagri hingga tahun 1946 dan tergabung dalam ABRI hingga tahun 2000, tidak mampu beroperasi secara optimal sebagai lembaga penegak hukum yang bebas dari pengaruh politik.

“Pengalaman itu cukup menjadi pelajaran. Kita tidak perlu kembali ke masa lalu yang jelas-jelas memiliki banyak kelemahan,” tegas Waki Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI itu lagi.

Habib Aboe menilai, jika terdapat masalah internal di tubuh Polri, seperti keterlibatan oknum tertentu dalam politik praktis, solusinya adalah evaluasi dan pembenahan, bukan dengan mengubah struktur kelembagaan. Masalah seperti keterlibatan politik oknum Polri itu, harus diselesaikan melalui penguatan sistem pengawasan, akuntabilitas, dan kapasitas internal, bukan dengan menempatkan Polri di bawah Kementerian/Lembaga.

“Jadi, wacana ini dapat meningkatkan risiko intervensi politik terhadap institusi Polri,” ujarnya sarara menegaskan bahwa Polri adalah alat negara, bukan alat pemerintah atau partai politik tertentu.

Jika reformasi Polri dibalik arah, masih menurut Habib Aboe, bukan hanya netralitas Polri yang terancam, tetapi juga stabilitas hukum dan demokrasi di negara ini. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk menjaga pencapaian reformasi Polri.

“Langkah ke depan harus fokus pada penguatan Polri sebagai institusi penegak hukum yang mandiri dan terpercaya, bukannya menempatkan Polri dibawah Kemendagri atau TNI karena gagasan tersebut justru berisiko membawa Polri ke arah yang bertentangan dengan prinsip demokrasi. Ini bukan solusi yang visioner. Kita perlu melihat ke depan, bukan kembali ke masa lalu,” pungkas Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKS itu.

Sebelumnya, wacana serupa sempat dilontarkan oleh anggota Komisi III DPR RI dari F-PDIP Perjuangan, Deddy Sitorus. Dia mengusulkan penempatan Polri di bawah TNI atau Kemendagri sebagai solusi atas isu netralitas. ***

Baca Lainnya

Ketahanan Nasional Desa Cibalok: Proyek Sosial Penaburan 100.000 Benih Ikan di Sungai Cibalok

17 Agustus 2025 - 22:01 WIB

Ketahanan Nasional Desa Cibalok: Proyek Sosial Penaburan 100.000 Benih Ikan Di Sungai Cibalok

Penggiat Lingkungan Desak Presiden Copot Mendagri Tito Karnavian Terkait Kenaikan PBB

16 Agustus 2025 - 15:22 WIB

Penggiat Lingkungan Desak Presiden Copot Mendagri Tito Karnavian Terkait Kenaikan Pbb

Aktivis Lingkungan Banten Minta Presiden Prabowo Copot Mendagri Tito, Sebut Gagal Awasi Daerah

16 Agustus 2025 - 10:49 WIB

Aktivis Lingkungan Banten Minta Presiden Jokowi Copot Mendagri Tito, Sebut Gagal Awasi Daerah
Trending di Nasional