Menu

Mode Gelap
Lukai Birokrasi, Dugaan Nepotisme dalam Pelantikan Pejabat Eselon II Pemprov Banten Disorot Matahukum Dukung Terobosan Kajari Karawang Serifikasi Tanah Wakaf Dugaan Mengatasnamakan BRI Terkuak, Email Dotcom Jadi Sinyal Bahaya Bagi PT Maga Seribu Perkasa Pemerintah Kota Sukabumi dan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Jalin Kerja Sama Penguatan Tata Kelola Daerah Tegakan Hukum di Sulsel, Dr Didik Farkhan UngAkan Focus Tiga Poin Penting Kades Warung Banten Diduga Gandeng Oknum Aparat Bisnis Solar Ilegal

Nasional

Wamen Viva Yoga, Mendukung Swasemada Pangan


Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga. Perbesar

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga.

Teropongistana.com Jakarta – Ada tiga dasar pemikiran dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dijadikan sebagai kementerian tersendiri, tidak dengan digabung dengan kementerian yang lain.

Ungkapan demikian disampaikan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi ketika mengawali sebagai pembicara dalam zoom meeting yang bertema ‘Reindustrialisasi Pertanian: Membangun Ketahanan Pangan dan Digital Talenta Dari Desa’, Jakarta, 5/2/2025.

Tiga hal tersebut adalah, pertama, untuk memperkuat dan mempererat tali kebangsaan karena membuktikan program trasmigrasi telah menyatukan wilayah NKRI.“

Distribusi penduduk dari tempat yang padat ke wilayah yang longgar sebagai salah satu langkah untuk menjaga keamanan wilayah negara”, ujar Viva Yoga.

Kedua, upaya mengetaskan kemiskinan dan dalam rangka untuk menegakan keadilan sosial. Disebut dalam program transmigrasi pemerintah memberikan lahan seluas 2 hektar are kepada transmigran ditambah dengan bangunan rumah dan jaminan hidup selama satu tahun. “Diharapkan tahun kedua, mereka dapat mandiri”, paparnya.

Ketiga, untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional. “Ini merupakan program prioritas pemerintah saat ini”, tutur Wakil Ketua Umum PAN itu.

Kementrans disebut mempunyai peran strategis terbukti sejak transmigrasi dilakukan pada tahun 1950, program ini telah melahirkan 1.567 desa, 466 kecamatan, 114 kabupetan/kota, dan 3 provinsi. “Dari 1.567 desa definitif secara administratif telah diserahkan kepada pemerintah daerah meski demikian dalam fungsi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi transmigran, Kementrans masih tetap berperan”, tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan dalam perjalanan waktu dan melihat data statistik menunjukan kawasan transmigrasi telah menjadi lumbung pangan nasional terutama sentra produksi beras. “Sangat tepat apabila Kementrans dihidupkan kembali sebagai satu kementerian tersendiri dalam rangka untuk menjawab tiga amanat presiden di atas”, paparnya. “Saya bedoa ke depan agar Kementerian ini tidak digabung dengan kementerian lainnya”, tambahnya.

Viva Yoga menyebut pembangunan transmigrasi mempunyai paradigma baru. “Paradigma ini meninggalkan paradigma lama”, ujarnya. Dijelaskan, dulu transmigrasi bersifat top down, sekarang bottom up. Dulu berorientasi jumlah penduduk yang dipindahkan, sekarang berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan. “Dulu merusak hutan dan lingkungan, sekarang aktivitas seperti itu tidak ada lagi sebab paradigma yang baru adalah pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan kawasan”, ujar alumni Pascasarjana UI itu.

Terkait tema dalam zoom meeting, ditegaskan oleh pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu keberhasilan transmigrasi dalam mewujudkan swasembada pangan tidak akan terwujud tanpa pelibatan pentahelix, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media.

Sedang digitalisasi juga merupakan elemen penting dalam aktualisasi model transmigrasi modern. “Inovasi merupakan suatu keharusan di tengah keterbatasan termasuk alokasi anggaran pemerintah”, ujarnya.

“Dengan fokus kerja lintas sektor di dalam sentra-sentra pangan maka arah menuju swasembada pangan bukanlah mimpi namun kerja yang dapat dicapai”, tambah mantan anggota Komisi IV DPR itu.

Menurut Viva Yoga, swasembada pangan lebih dari ketahanan pangan di mana unsur kemandirian menjadi kunci dari upaya menciptakan swasembada pangan. Potensi luas wilayah Indonesia termasuk kekayaan sumber daya alam merupakan faktor penting dalam upaya menuju swasembada pangan.

Distribusi penduduk yang belum merata termasuk dalam kantong-kantong produksi swasembada pangan menurutnya membutuhkan intervensi pemerintah melalui Kementrans untuk melakukan penataan dan persebaran penduduk. “Inovasi transmigrasi yang berkesesuaian dengan program lintas sektor merupakan hal penting dalam rangka mewujudkan swamsebada pangan”, ujarnya.

Zoom meeting Bincang Gagasan yang dibuka mulai pukul 19.30 WIB yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah itu diadakan dalam rangka untuk memperingati Dies Natalis Ke-4 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI). Selain Viva Yoga, hadir sebagai pembicara Menteri Koordinator Bidang Pangan Dr (HC) H. Zulkifli Hasan, SE., MM; dan Waki Menteri Desa Ir. H. Ahmad Riza Patria, MBA.

Baca Lainnya

Tegakan Hukum di Sulsel, Dr Didik Farkhan UngAkan Focus Tiga Poin Penting

31 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Tegakan Hukum Di Sulsel, Dr Didik Farkhan Ungakan Focus Tiga Poin Penting

H Ayep Zaki Sinergi Bareng Pemerintah Gorontalo, Ada Apa

30 Oktober 2025 - 15:46 WIB

Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki Menghadiri Pencanangan Dan Penanaman Bambu Betung Yang Digelar Pemerintah Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Ini Menjadi Momentum Kebersamaan Dua Daerah Yang Terjalin Dalam Semangat Menanam Kebaikan. “Saya Bersama Bupati Boalemo (Rum Pagau) Dan Wakil Ketua Dprd Provinsi Gorontalo (Ridwan Monoarfa), Baru Saja Menanam Bambu Betung. Ini Menjadi Lambang Menanam Kebaikan Antara Kota Sukabumi Dan Kabupaten Boalemo. Mudah-Mudahan Pada Waktunya, Kita Akan Memanen Benih Kebaikan Ini,” Ujar H. Ayep Zaki Sesaat Setelah Menanam Bambu Betung Di Desa Kuala Lumpur, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Kamis (30/10/2025). Penanaman Tersebut Juga Disaksikan Anggota Dpr Ri Dari Dapil Gorontalo Yang Juga Ketua Dpw Nasdem Gorontalo, Rachmat Gobel, Bupati Boalemo Rum Pagau, Wakil Bupati Lahmuddin Hambali, Jajaran Forkopimda Boalemo, Serta Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, H. Andang Tjahjandi. Dalam Kesempatan Tersebut, Ayep Zaki Menyampaikan Makna Di Balik Penanaman Bambu Betung Yang Dilakukan Bersama Para Tokoh Daerah Dan Nasional, Bahwa Setiap Kebaikan Yang Ditanam Akan Melahirkan Kebaikan Baru Di Masa Mendatang. “Apabila Kita Menanam, Pasti Akan Memanen. Maka Tanamlah Kebaikan Agar Kita Memanen Kebaikan Juga,” Tukasnya. *Menanam Kebaikan Dalam Bentuk Wakaf Produktif* Semangat Menanam Kebaikan Juga Muncul Dalam Bentuk Lain, Yakni Melalui Program Wakaf Produktif Yang Telah Dijalankan Di Kota Sukabumi. Program Ini Mendapat Apresiasi Langsung Dari Rachmat Gobel, Yang Melihat Kesamaan Nilai Antara Gerakan Pelestarian Bambu Dengan Semangat Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Wakaf. “Saya Menyambut Baik Program Wakaf Produktif Di Kota Sukabumi. Ke Depan, Kami Di Gorontalo Akan Mengimplementasikan Konsep Wakaf Produktif Tersebut,” Ujar Rachmat Gobel Dalam Pernyataannya. Rachmat Gobel Menilai, Gerakan Wakaf Produktif Seperti Yang Dikembangkan Di Kota Sukabumi Adalah Bentuk Nyata Dari Menanam Kebaikan Sosial Dan Ekonomi Yang Hasilnya Dapat Dinikmati Masyarakat Luas. &Quot;Wakaf Tidak Hanya Dimaknai Sebagai Ibadah, Sekaligus Instrumen Pembangunan Berkelanjutan Yang Mampu Memberdayakan Komunitas Dan Memperkuat Kemandirian Ekonomi Umat,&Quot; Jelas Gobel. Ini Seolah Menegaskan Di Akar Rumput Telah Terjalin Kolaborasi Yang Mapan Antara Gorontalo Dan Kota Sukabumi, Rachmat Gobel Dan Ayep Zaki. Di Tempat Yang Sama, Bupati Boalemo Rum Pagau Menilai Kegiatan Penanaman Bambu Ini Sebagai Langkah Strategis Untuk Pelestarian Lingkungan Sekaligus Edukasi Ekologis Bagi Masyarakat. “Program Ini Sangat Bagus, Bambu Di Masa Depan Akan Menjadi Pengganti Kayu. Penebangan Kayu Sangat Dilarang Karena Kita Berada Di Wilayah Khatulistiwa, Di Mana Hutan Kita Adalah Paru-Paru Dunia,” Ungkap Rum Pagau. *Simbol Persaudaraan Dan Peradaban* Penanaman Bambu Betung Di Gorontalo Menjadi Simbol Sinergi Lintas Daerah Yang Menghubungkan Nilai Kearifan Lokal Dengan Gerakan Sosial Modern. Baik Penanaman Bambu Maupun Pengembangan Wakaf Produktif Sama-Sama Berakar Pada Prinsip Keberlanjutan Dan Kemaslahatan. Dari Kegiatan Ini, Terlihat Bagaimana Pemerintah Kota Sukabumi Dan Kabupaten Boalemo Saling Menginspirasi Dalam Membangun Peradaban Baru Yang Berlandaskan Kebaikan, Gotong Royong, Dan Kepedulian Terhadap Lingkungan Serta Kesejahteraan Masyarakat.

Penumpang Whoosh Naik 6,3 Presen, KCIC Catat 5,1Juta Pengguna Hingga Oktober 2025

30 Oktober 2025 - 12:06 WIB

Penumpang Whoosh Naik 6,3 Presen, Kcic Catat 5,1Juta Pengguna Hingga Oktober 2025
Trending di Nasional