Teropongistana.com JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus mengalami dinamika, baik pola masakan maupun cara penyajian. Dapur sekolah menjadi solusi. Wacana ini muncul sebagai alternatif jalan keluar dari banyaknya makanan basi dan beracun yang disediakan dapur umum.
Dapur MBG di sekolah memiliki dampak positif di lihat dari berbagai aspek. Di samping terhindar dari potensi makanan basi atau keracunan, dan siswa bisa lebih mandiri.
Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penanggungjawab program ini harus bisa merespons lebih cepat dinamika yang terjadi di lapangan.
Demikian benang merah kasus ini disampaikan oleh Fadhil As Mubarok, Chairman of Mubarok Institute kepada wartawan di Jakarta, Minggu (1/09/2025).
Mubarok menegaskan memasak di dapur sekolah yang dikelola sekolah tidak butuh waktu lama untuk mengantar makanan karena langsung bisa tersedia ke hadapan para siswa. Berbeda jauh kalau masak di dapur umum milik pengusaha katering maka harus diantar pakai mobil, yang membutuhkan waktu. Belum lagi di perjalanan mobil mengalami macet dan kendala lain.
Program Dapur Sekolah kata Mubarok jauh melampaui sekadar menyediakan makanan, ini adalah sebuah laboratorium hidup untuk pendidikan karakter. Saat siswa terlibat dalam kegiatan seperti mencuci piring atau membersihkan area makan, mereka tidak hanya belajar tentang kebersihan pribadi tetapi juga mengembangkan rasa tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan sekolah mereka. Aktivitas ini mengajarkan disiplin dan kemandirian sejak dini, yang sering kali tergerus oleh modernisasi. Anak-anak menjadi terbiasa dengan pekerjaan tangan yang ringan, membentuk kebiasaan baik yang akan terbawa hingga dewasa. Selain itu, kegiatan makan bersama di dapur sekolah dapat memperkuat interaksi sosial dan menciptakan rasa kebersamaan di antara para siswa dan guru.
Sistem Dapur Sekolah juga memberikan kontrol penuh kepada pihak sekolah, guru, dan komite orang tua terhadap kualitas bahan baku dan proses pengolahan makanan. Hal ini menjamin bahwa setiap hidangan disiapkan dengan standar gizi yang tinggi dan kebersihan yang terjamin.
Masakan yang diolah langsung di lokasi sekolah dapat disajikan dalam kondisi hangat dan segar, yang tidak hanya meningkatkan selera makan siswa, tetapi juga memastikan bahwa nutrisi dari bahan makanan tetap terjaga. Apalagi kalau disajikan dalam bentuk prasmanan.
Berbeda dengan makanan katering yang harus menempuh jarak jauh, sistem ini menghilangkan risiko makanan menjadi basi atau terkontaminasi selama perjalanan. Masalah keamanan pangan (food safety) menjadi prioritas utama, dan model Dapur Sekolah dapat secara efektif mengurangi risiko keracunan makanan yang mungkin timbul dari proses distribusi yang panjang.
Salah satu keunggulan utama Dapur Sekolah adalah kemampuannya untuk menjamin integritas nutrisi dari setiap hidangan. Makanan yang dimasak langsung di sekolah dan disajikan dalam keadaan hangat memastikan bahwa vitamin dan mineral penting tidak hilang akibat proses pemanasan ulang atau waktu distribusi yang panjang.
Mubarok menegaskan model prasmanan juga bisa menjadi solusi makanan basi, karena tersaji dalam waktu cepat.
Metode ini memungkinkan anak-anak bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan dan takaran yang dapat mereka habiskan, dengan tetap memastikan menu wajin seperti karbohidrat, protein, sayuran dan buah. Ke depan tidak ada lagi makanan sisa karena siswa sudah memilih sesuai ukuran.
Pada metode prasmanan, siswa membawa alat makan sendiri dan disajikan oleh guru sesuai takaran yang telah direkomendasikan oleh ahli gizi. Hal ini tidak hanya mendukung pengurangan limbah plastic, tetapi juga melatih anak-anak untuk lebih mandiri dan menjaga kebersihan.
Salah satu yang telah dilaksanakan uji coba MBG dengan melibatkan Yayasan Lembaga Peningkatan Gizi Indonesia (YLPKGI), GSI Lab, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk mengukur dampak gizi siswa.
Parameter yang diukur meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah program berjalan. Hasilnya memberikan gambaran nyata tentang manfaat program terhadap kesehatan anak.
Beberapa waktu lalu, program MBG bekerjasama dengan Grab Indonesia dan OVO melakukan uji coba selama 90 hari, sekaligus untuk peningkatan gizi bagi anak-anak sekolah.
Di samping itu, melalui kerjasama ini, program MBG juga membawa dampak positif bagi UMKM dan wali murid.
Dengan memanfaatkan teknologi modern, program makan bergizi gratis mempermudah pelaksanaan dan pengawasan distribusi makanan bergizi.
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenandi menegaskan bahwa setiap makanan yang diterima murid sekolah memenuhi standar gizi sesuai acuan BGN dan rekomendasi ahli gizi, serta kebersihan dan keamanan tertinggi.
Dapur Sekolah bukan hanya tentang makan siang, tetapi juga tentang membangun ekosistem yang kuat di sekitar sekolah. Program ini memberdayakan komunitas dengan cara menciptakan lapangan kerja lokal, mempekerjakan juru masak atau tenaga bantuan dari komunitas sekitar. Mendukung perekonomian lokal, mendorong pembelian bahan-bahan makanan dari petani atau pasar lokal, menciptakan siklus ekonomi yang sehat di tingkat desa atau kelurahan. Meningkatkan keterlibatan orang tua, mengajak wali murid untuk berpartisipasi dalam perencanaan menu atau menjadi sukarelawan, memperkuat ikatan antara orang tua dan sekolah.
Dapur Sekolah mentransformasi program makan siang dari sekadar distribusi makanan menjadi sebuah gerakan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Program Dapur Sekolah memiliki keterkaitan yang sangat erat dan signifikan dengan program unggulan Presiden Prabowo, yaitu MBG, melalui beberapa aspek kunci.