Menu

Mode Gelap
Camel Petir Lakukan Perawatan Estetika di Dermaster Clinic Menteng Sukseskan Program Asta Cita, Projo Banten Siapkan Gelombang Politik Gabung Diskon Tiket Whoosh Jelang Hari Pahlawan, KCIC Bandrol Harga Mulai Rp200.000 Ketua Yayasan Gerak Nusantara Dorong Hilirisasi Dan Penguatan Sapa UMKM Banten Didesak Bersih-bersih, Pola Kadis PUPR Dianggap Menyerupai Riau dan Sumut Aktivis Pantura Tangerang Serukan Masyarakat Tolak Aksi di Tugu Mauk

Opini

Perang Dagang, China Diprediksi Tumbang Oleh Amerika


Keterangan foto : Drektur Eksekutif Political and Public Policy Studies , peneliti American Global University (AGU), Dr Jerry Massie, Selasa (4/3/2025) Perbesar

Keterangan foto : Drektur Eksekutif Political and Public Policy Studies , peneliti American Global University (AGU), Dr Jerry Massie, Selasa (4/3/2025)

Teropongistana.com Jakarta – Menanggapi penetapan tarif impor kepada China sebesar 245 persen, yang disebut Amerika sebagai tindak balasan atas pengumuman pemerintah China yang memberikan tarif 125 persen untuk Amerika, Pengamat Politik Amerika Jerry Massie menilai China tidak akan sanggup untuk menjalani ‘perang’ tarif yang dibangun oleh Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat.

Jerry mengungkapkan PDB per kapita China cuma 1/7 dari PDP per kapita Amerika Serikat. Sehingga dengan penetapan angka tarif tersebut, ia memperkirakan kelas menengah China langsung ‘mabok’.

Ia menyebut, PDB Amerika masih sulit tertandingi, yaitu 30.34 triliun Dollar Amerika atau pertumbuhan riil 2,2 persen atau PDB per kapita 57.910 Dollar Amerika. DIbandingkan dengan China, PDB-nya hanya 19.53 triliun Dollar Amerika, dengan pertumbuhan riil 4,5 persen dan PDB per kapita 13.870 Dollar Amerika.

“Bagaimana pun, tarif yang ditetapkan akan mempengaruhi barang-barang Amerika yang masuk ke Tiongkok. Mungkin buat kelompok high-income masih affordable. Tapi untuk menengah ke bawah pasti aka berat untuk mereka. Saya perkirakan, Amerika akan bisa di atas angin untuk tarif impor ini,” kata Jerry, Kamis (17/4/2025).

Salah satu aspek yang dinilainya mendorong kemenangan negoisasi tarif Amerika adalah banyak produk komputer China yang masi mengandalkan barang-barang dari Amerika Serikat.

“Software dan hardware serta Windows 11, AMD, processor (Intel Core 5,7), motherboard NIVIA, AMD, kalau itu dicabut, bisa mati semua komputer Cina,” ujarnya.

Selain itu, dengan adanya perlawanan dari China terkait tarif, Amerika Serikat bisa saja mem-‘blokir’ keberadaan mahasiswa China dari akses pendidikan di kampus-kampus ternama Amerika Serikat Atau menaikkan pajak bagi para pendatang China di daratan Amerika, usaha-usaha di Chinatown yang tersebar di Manhattan, San Franssisco, Boston, Chicago dan kota besar lainnya akan dipersulit. Bahkan tak tertutup kemungkinan, ladang usaha yang dikuasai China bakal di take over pemerintah federal.

Yang terburuk, bisa saja warga China akan didorong untuk keluar dari Amerika Serikat, hingga pelarangan hubungan antara warga Amerika dengan China. Bisa juga, Amerika Serikat dan China saling menarik duta besar mereka.

“Amerika itu tidak main-main, buktinya, pabrik iPhone sudah dipindahkan dari China ke India. Itu nilai investasinya Rp3.850 triliun. Belum lagi jika diperhitungkan dengan tenaga kerja yang akhirnya harus berakhir masa kerjanya karena penutupan pabrik tersebut,” ujarnya lagi

Belum lagi, jika Amerika memutuskan untuk memindahkan pabrik produk Levis, GAP, New Balance, American Eagle, ZARA ke India, Vietnam atau Korea Selatan atau Taiwan.

“Kalau itu terjadi, China bakal rugi besar,” pungkasnya.

Sebagai informasi, setelah Amerika Serikat mengenakan tarif impor sebesar 145 persen untuk barang asal China dan dibalas dengan tarif 125 persen, kini Washington mengancam Beijing dengan tarif hingga 245 persen. Hal itu tertuang dalam lembar fakta yang dirilis Gedung Putih, Selasa (15/4/2025) waktu setempat.

“China kini menghadapi tarif hingga 245 persen atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya,” dikutip dari pernyataan tertulis Gedung Putih.

Sebelumnya, China selalu membalas tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS. Terakhir, China memberlakukan tarif sebesar 125 persen.

Namun, setelah mengumumkan hal tersebut, China menyatakan tidak akan bertindak lebih jauh terkait peningkatan tarif.

Adapun Presiden AS Donald Trump saat ini tengah menangguhkan tarif resiprokal selama 90 hari, kecuali untuk China untuk memberikan waktu negosiasi. Sejauh ini sudah lebih dari 75 negara yang ‘antre’ untuk bernegosiasi dengan AS.

Baca Lainnya

Ayep Zaki Bangsa Besar Bukan Hanya Mengenang Perjuangan

29 Oktober 2025 - 13:08 WIB

Sumpah Pemuda: Momentum Kebangkitan Kolektif Tanggal 28 Oktober Selalu Mengingatkan Bangsa Ini Pada Ikrar Sakral Para Pemuda Tahun 1928: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa—Indonesia. Sumpah Pemuda Bukan Sekadar Peristiwa Historis, Tetapi Energi Moral Untuk Terus Memperjuangkan Kemandirian Bangsa. Dulu Perjuangan Dilakukan Dengan Bambu Runcing Dan Pena, Kini Perjuangan Itu Menuntut Transformasi Ekonomi, Kemandirian Finansial, Dan Keadilan Sosial. Spirit Sumpah Pemuda Hari Ini Harus Diterjemahkan Ke Dalam Gerakan Ekonomi Umat Yang Kuat Dan Berkelanjutan. Salah Satu Instrumen Strategis Yang Sesuai Dengan Nilai Keikhlasan, Gotong Royong, Dan Keadilan Sosial Adalah Wakaf Uang. *Wakaf Uang: Instrumen Kemandirian Ekonomi Umat* Wakaf Uang Bukan Sekadar Ibadah Sosial, Melainkan _Financial Instrument_ Yang Mampu Menciptakan Keberlanjutan Ekonomi Berbasis Nilai. Dengan Regulasi Yang Jelas Melalui Uu No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pp No. 42 Tahun 2006, Dan Dukungan Peraturan Bwi Dan Dsn-Mui, Wakaf Uang Kini Bisa Dikelola Secara Profesional, Transparan, Dan Produktif. Setiap Rupiah Wakaf Uang Memiliki Kekuatan Mengganda: Abadi Dalam Nilai, Produktif Dalam Manfaat. Ketika Dikelola Dengan Prinsip Wakaf Produktif, Dana Ini Dapat Diinvestasikan Ke Instrumen Syariah Seperti Sukuk Negara, Sukuk Korporasi, Cwls (Cash Waqf Linked Sukuk), Cwld (Cash Waqf Linked Deposit), Atau Sektor Riil Yang Menumbuhkan Pelaku Usaha Mikro. Keuntungan Hasil Pengelolaan Disalurkan Kembali Untuk Pemberdayaan Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Dan Umk Tanpa Mengurangi Pokoknya. *Dari Idealisme Pemuda Ke Gerakan Ekonomi* Pemuda Hari Ini Tidak Hanya Ditantang Untuk Bersumpah Tentang Identitas, Tetapi Juga Untuk Berikrar Atas Kemandirian Ekonomi Bangsanya Sendiri. Melalui Gerakan Wakaf Uang, Pemuda Dapat Berperan Sebagai Penggerak Transformasi Finansial Yang Berlandaskan Nilai Spiritual. Bayangkan Jika Satu Juta Pemuda Indonesia Mewakafkan Rp100.000 Saja Setiap Bulan. Maka Akan Terkumpul Dana Abadi Rp100 Miliar Per Bulan—Sebuah Dana Kedaulatan Ekonomi Umat Yang Dapat Menghidupi Ribuan Umk Melalui Skema Qardhul Hasan, Membantu Pesantren, Membantu Kaum Dhu'Afa, Dan Memperkuat Ketahanan Sosial Masyarakat. Inilah Bentuk Baru “Sumpah Pemuda Ekonomi”: Satu Visi Kesejahteraan, Satu Semangat Kemandirian, Satu Aksi Wakaf Produktif. *Menanam Abadi, Menuai Berkah Tanpa Henti* Dalam Konsep Ekonomi Wakaf, _Giving Never Ends_. Nilai Kebaikan Terus Berputar, Menciptakan Rantai Keberkahan Yang Tidak Terputus. Wakaf Uang Adalah Jihad Ekonomi Yang Menjadikan Setiap Pemuda Bukan Sekadar Konsumen Global, Tetapi Produsen Kebaikan. Momentum Hari Sumpah Pemuda Harus Menjadi Titik Balik Untuk Mengubah Paradigma: Dari _Charity-Based Movement_ Menuju _Investment-Based Philanthropy_. Gerakan Ini Bukan Sekadar Berbagi, Tapi Membangun Sistem Ekonomi Yang Berkeadilan Dan Berkelanjutan. *Wakaf Uang* Adalah Jembatan Antara Iman Dan Pembangunan, Antara Spiritualitas Dan Kemandirian Nasional. Jika Sumpah Pemuda 1928 Melahirkan Indonesia Merdeka, Maka Sumpah Pemuda Ekonomi Melalui Wakaf Uang Akan Melahirkan Indonesia Berdaulat Dan Makmur. “Bangsa Yang Besar Bukan Hanya Yang Mengenang Perjuangan, Tetapi Yang Melanjutkan Perjuangan Dengan Cara Yang Relevan Di Zamannya.”

Menteri PKP dan Jaksa Agung Kolaborasi Basmi Praktik Korupsi di Sektor Perumahan

26 September 2025 - 12:02 WIB

Menteri Pkp Dan Jaksa Agung Kolaborasi Basmi Praktik Korupsi Di Sektor Perumahan

Jalan Sunyi Menuju Kemunduran

26 September 2025 - 09:33 WIB

Jalan Sunyi Menuju Kemunduran
Trending di Opini