Menu

Mode Gelap
Arif Rahman Kembangkan Sentra Emping Pandeglang: Produk Lokal Kita Harus Mendunia Kemenag Inisiasi Forum Akademik Internasional Terkait Gaza dan Perdamaian Dunia Diduga Tak Miliki Izin, PT SGT di Jawilan Bodong dan Berbahaya Gerak 08 Banten Desak Satgas PKH Sikat Habis Tambang Ilegal di Indonesia Perusahaan Tambang Merasa Dipersulit, MinerbaOne Error dan Revisi RKAB Penjelasan Ahli Waris Suparno terkait Ganti Rugi Pembebasan Lahan Bandara Soetta

Nasional

Usulkan Tinjau Ulang Hari Duka Nasional, Lesbumi dan Situs Bung Karno Gelar Diskusi Terbuka


Keterangan foto; Lesbumi dan Situs Bung Karno Gelar Diskusi Terbuka, Minggu (01/10/2023). Perbesar

Keterangan foto; Lesbumi dan Situs Bung Karno Gelar Diskusi Terbuka, Minggu (01/10/2023).

Teropongistana.com Kediri – Spirit menjunjung tinggi pesan Bapak Bangsa, Jas Merah. Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri, Lesbumi PCNU Kediri, PCTA Indonesia Kediri bersama lintas komunitas menggelar menggelar dialog kebangsaan bertajuk Mensyukuri 30 September Pancasila di Dunia dan 01 Oktober Kirim Doa Pahlawan Revolusi.

Acara digelar di Aula Sasono Pandji Saputro Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri. Sabtu, (30/09/2023) satu rangkaian dengan tasyakkuran 58 cagar budaya Minggu (01/10/2023).

Ustadz Nur Habib Pengurus Lesbumi NU Kediri dan R. Kushartono Pengurus Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri tampil menjadi nara sumber dalam dialog.

Dialog yang diikuti peserta dari berbagai kalanga ini menyerucut sepakat meninta pemerintah untuk membentuk Tim Kajian Peninjuan Ulang Peristiwa yang sering disebut dengan G30S/PKI.

“Kita sepakat menyecam peristiwa berdarah yang disebut G30S/PKI ini. Yang kita koreksi adalah tanggal peristiwanya itu tanggal berapa? Apakah pembunuhan Pahlawan Revolusi itu tanggal 30 September atau tanggal 01 Oktober?. Ini yang kita dari Situs Ndalem Pojok dan Lesbumi PCNU Kediri sepakat meminta kepada pemerintah perlu membentuk Tim Kajian Peninjuan Ulang,” kata Kushartono nara sumber dari Situs Ndalem Pojok.

Karena faktanya menurut Kus, semua Pahlawan Revolusi ini di batu nisannya terlulis wafat 01 Oktober 1965.

“Cobalah buktikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Lihat di batu nisan tujuh Pahlawan Revolusi itu adakah tertulis 30 September 1965 atau 01 Oktober 1965. Semua tertulis 01/10/1965.”

“Kalau tak mau ribet, cek di google, misal ketik Pahlawan Revokusi A Yani meninggal pada, semua data akan muncul 01 Oktober 1956, memang faktanya tidak ada yang wafat 30 September 1965. Makanya Bung Karno selalu menyebut Gestok, Gerakan 1 Oktober,” ujar Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno.

Alasan lain menurut Pria yang juga Ketua Departemen Pendidikan DPP Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia, sebab menurutnya tanggal 30 September adalah hari bagaia, hari yang membanggkan seluruh rakyat Indonesia.

“Ini kalau tidak diluruskan jika bisa kehilangan sejarah. Sebab pada tanggal 30 September 1960 adalah peristiwa besar Pancasila dikumandangkan Presiden RI Pertama di Sidang Umum PBB untuk membanun dunia baru yang penuh kedamaian. Jadi menurut kami harusnya tanggal 30 September itu bendera penuh karena ini hari yang membahagiakan seluruh rakyat Indonesia, dimana Pancasila menggema di dunia. Jas merah maka ini harus diluruskan,” papar Kushartono.

Gayung bersambut usulan 30 September 1960 sebagai hari bahagia disampaikan oleh Situs Ndalem Pojok Bung Karno, sementara usulan 01 Oktober 1965 sebagai hari bergabung nasional diusulkan oleh Lesbumi.

“Kami Lesbumi mengusulkan 01 Oktober 1965 menjadi hari bergabung nasional, hari bergabung bukan tanggal 30 September 1965. Dan tahun lalu kita sudah mengirim surat kepada Bapak Presiden Jokowi dan sejak dua tahun lalu setiap tanggal 01 Oktober kami menggelar upacara pengibaran bendera setelah tiang di Kantor PCNU,” ujar Nur Habib pengurus Lesbumi Kediri.
Nampaknya tidak ada satupun peserta dialog pada menolak usulan ini.

“Semua sepakat ya, baik (peserta) yang ofline maupun online. Kita dukung usulan 30 September 1960 sebagai hari bahagia, hari perdamaian dunia dan 01 Oktober 1965 sebagai hari bergabung nasional. Semoga dengan Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa perjuangan ini sukses,” ajar Hendro Widjonarko Aktifis sejarah Kediri.  (David)

Baca Lainnya

Perusahaan Tambang Merasa Dipersulit, MinerbaOne Error dan Revisi RKAB

15 November 2025 - 18:44 WIB

Perusahaan Tambang Merasa Dipersulit, Minerbaone Error Dan Revisi Rkab

Penjelasan Ahli Waris Suparno terkait Ganti Rugi Pembebasan Lahan Bandara Soetta

15 November 2025 - 17:04 WIB

Penjelasan Ahli Waris Suparno Terkait Ganti Rugi Pembebasan Lahan Bandara Soetta

Komrad Pancasila: Hormati Keputusan Pemerintah, Tapi Jangan Abaikan Luka Sejarah

13 November 2025 - 18:29 WIB

Komrad Pancasila: Hormati Keputusan Pemerintah, Tapi Jangan Abaikan Luka Sejarah
Trending di Nasional