Menu

Mode Gelap
Anggota DPRD Fraksi NasDem Soroti Kerusakan Jalan di Lebak, Minta Pemerintah Ambil Tindakan Nyata CBA Makin Tegas: Pemenang Lelang Pelabuhan Carocok Painan Diduga Fiktif Jalan Rusak ke Baduy Disorot Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Makin Panas, Kuasa Hukum APSP Kembali Laporkan Astra Agro Lestari Di Bareskrim Polri Dirut PLN Bukan Hanya Bikin Bali Gelap, Tapi Bikin Bahlil Lahadalia Gelap Mata Darurat Galian C Ilegal di Lebak, Matahukum Minta Kapolres Segera Bertindak

Pertanian

Melaksanakan Program Presiden, Bulog Jemput Gabah Petani dengan Harga Fantastis


Keterangan Foto: Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita. Perbesar

Keterangan Foto: Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita.

Teropongistana.com Jakarta – Perum Bulog lakukan aksi nyata lewat Program Jemput Gabah sesuai dengan intruksi Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mendukung kesejahteraan petani. Kegiatan tersebut dilakukan di Kecamatan Malingping Lebak dan Cikesik Pandeglang.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita menyebut, saat ini Bulog sedang gencar-gencarnya melakukan penyerapan gabah petani. Kata Febby, Bulog terus hadir sampai ke tingkat petani langsung untuk memastikan penyerapan gabah petani.

“Bulog hadir untuk mendukung kesejahteraan petani dengan cara membeli gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram, dengan cara dijemput dan langsung dibayar di tempat, ” Kata Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita saat meninjau langsung lokasi penyerapan gabah di Cikesik Pandeglang, Kamis (27/2/2025)

Perempuan cantik tersebut menjelaskan bahwa harga gabah tidak boleh dibeli Bulog di bawah HPP (Harga Pokok Penjualan). Karena, kata Febby, Bulog diberikan tugas oleh pemerintah untuk melakukan penyerapan setara beras sebanyak tiga juta ton dan melibatkan hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Lebak, Banten.

“Alhamdulillah kami melakukan penyerapan pada padi yang sudah memasuki usia masa panen dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah Rp6.500 per kg,” ucap Febby dengan penuh optimis.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita yang ikut turun langsung ke lapangan untuk memastikan agar penyerapan gabah di Lebak dan Pandeglang Banten bisa berjalan sesuai arahan dari pemerintah. Menurut Febby, hal ini diyakini akan memberikan hasil yang baik kepada petani dan penggilingan.

“Adapun hasil penyerapan ini akan diolah dan dilakukan penyimpanan berupa beras oleh Bulog. Sehingga ke depan, akan dinikmati juga bersama-sama oleh masyarakat,” tutur Febby.

Gabah yang dibeli dari petani tersebut, selanjutnya diproses di tempat jasa penggilingan padi terdekat yang memiliki fasilitas pengeringan gabah. Sebelum beras dimasukkan ke gudang Bulog maka Bulog juga melakukan pengecekan kualitas berasnya. Karena selama ini beras yang ditampung harus memenuhi persyaratan kadar air, butir patah, kadar menir dan derajat sosoh.

Untuk itulah, sebelum menyerap gabah yang ditawarkan petani, tim dari Bulog juga turun melakukan analisis kualitas gabah yang hendak dibeli agar saat diproses menjadi beras memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Para petani sangat diuntungkan adanya program penyerapan gabah tersebut, karena harga yang diterima petani benar-benar riil sebesar Rp6.500/kilogram untuk GKP. Sedangkan sebelumnya gabah petani hanya dihargai tengkulak sekitar Rp6.000/kg.

“Adanya program penyerapan gabah petani dari pemerintah melalui Bulog, diharapkan petani bisa lebih sejahtera karena pembeliannya juga sesuai HPP, ” sebut Febby.

Agus (45) tahun, salah seorang petani di Cikesik, Pandeglang saat ditemui di lokasi sangat mengapresiasi kinerja Tim Jemput Gabah Bulog dalam melakukan penyerapan gabah dari petani. Menurut Agus, tim tersebut sangat berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan di daerah.

Agus bercerita, pembelian Gabah yang dilakukan Tim Jemput Gabah dengan harga yang sangat baik yaitu Rp 6.500 per kilogram. Kata Agus, dia mengucapkan terimakasih kepada pemerintah terutama Presiden Prabowo Subianto melalui Bulog atas kebijakan yang membantu meningkatkan kesejahteraan petani panennya.

“Kami sangat bersyukur dengan langkah pemerintah ini. Dengan harga yang tinggi dan penyerapan yang lancar, petani tidak perlu khawatir soal pemasaran hasil panennya. Terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Bulog yang telah membeli gabah kami dengan harga yang baik. Ini menjadi harapan baru bagi petani untuk terus meningkatkan produksi pertanian,” ujar Agus dengan nada gembira.

“Dengan adanya Tim Jemput Gabah sangat membantu, karena sebelum panen sudah didata sehingga pada saat panen mereka hadir di sana sangat luar biasa. Jadi petani-petani merasa diuntungkan karena ada yang menerima hasilnya,” tutup Agus.

Sumber : Teras Media

Baca Lainnya

Soal Kebijakan Penyederhanaan Sistem Pupuk, Legislator: Mentan Tak Paham Visi Presiden

12 Maret 2025 - 05:37 WIB

Soal Kebijakan Penyederhanaan Sistem Pupuk, Legislator: Mentan Tak Paham Visi Presiden Teropongistana.com Jakarta - Anggota Komisi Iv Dpr Firman Soebagyo Mengkritik Kebijakan Pemerintah Dalam Menyederhanakan Sistem Distribusi Pupuk Subsidi. Sebab, Ia Menegaskan, Kebijakan Ini Justru Dapat Menimbulkan Persoalan Baru Di Lapangan. Firman Menyoroti Keputusan Pemerintah Yang Menghapus Distributor Pupuk Dan Menyerahkan Distribusi Langsung Ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Menurutnya, Langkah Ini Tidak Sesuai Dengan Kebijakan Presiden Prabowo Subianto, Yang Tidak Pernah Menginstruksikan Pembubaran Distributor Pupuk. “Gapoktan Ini Bukan Badan Usaha Yang Bisa Diaudit. Bukan Badan Usaha Yang Auditable, Kemudian Tidak Memiliki Permodalan Dan Gudang Yang Memadai. Apakah Mungkin Pupuk Indonesia Harus Door To Door Kepada Gapoktan Yang Jumlahnya Ratusan Ribu, Yang Tempatnya Sulit Dijangkau Oleh Kendaraan Roda Empat?” Ujar Firman Soebagyo, Rabu (12/3/2025). Ia Juga Menilai. Pemerintah Salah Dalam Memahami Konsep Pupuk Subsidi. Firman Menegaskan Bahwa Pupuk Subsidi Seharusnya Ditujukan Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian, Bukan Diperlakukan Seperti Program Bantuan Sosial Yang Diberikan Langsung Kepada Individu. “Sedangkan Pupuk Subsidi Tujuannya Adalah Meningkatkan Produksi, Maka Di Dalam Pembuatan Kebijakan Ini Harus Menggunakan Terminologi Geospasial, Yaitu Luasan Lahan,” Ungkap Politikus Golkar Ini. Menurut Firman, Kebijakan Ini Berisiko Memperburuk Masalah Distribusi Pupuk. Ia Menekankan Bahwa Gapoktan Tidak Memiliki Transportasi Untuk Pengambilan Pupuk Dari Pupuk Indonesia Holding Company (Pihc), Serta Kekurangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Yang Memadai. Selain Itu, Jika Terjadi Kegagalan Pembayaran, Ia Khawatir Pemerintah Akan Menerapkan Kebijakan “Pemutihan,” Yang Menurutnya Tidak Pernah Terjadi Di Negara Lain. “Yang Saya Khawatir, Karena Pemerintah Ini Selalu Menerapkan Sistem Bilamana Ada Kegagalan Bayar Gapoktan Dan Kemudian Koperasi, Pemerintah Selalu Mengambil Jalan Pintas ‘Diputihkan’. Ini Tidak Pernah Terjadi Di Bagian Dunia Manapun, Ini Persoalan Serius,” Tegas Anggota Baleg Dpr Ini. Firman Yang Juga Legislator Dapil Jateng Iii Ini Menyebut, Kebijakan Ini Bertentangan Dengan Visi Presiden. Ia Mengkritik Menteri Pertanian Yang Dinilai Tidak Memahami Arahan Presiden Prabowo Terkait Distribusi Pupuk Bersubsidi. Di Sisi Lain, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sebelumnya Menyatakan Bahwa Kebijakan Ini Bertujuan Untuk Mempercepat Distribusi Pupuk Subsidi Dengan Memangkas Birokrasi Yang Panjang. Ia Mengklaim Bahwa Langkah Strategis Telah Diambil, Termasuk Peningkatan Kuota Pupuk Subsidi Menjadi 9,55 Juta Ton Pada 2025 Dan Kemudahan Penebusan Pupuk Bagi Petani Yang Terdaftar Dalam E-Rdkk Menggunakan Ktp. Namun, Kritik Dari Dpr Menunjukkan Bahwa Kebijakan Ini Masih Menimbulkan Banyak Pertanyaan Dan Kekhawatiran Di Kalangan Masyarakat Dan Distributor, Terutama Terkait Efektivitas Dan Implementasi Di Lapangan. 

Mentan Amran Tinjau Progres Cetak Sawah di Wanam

27 Februari 2025 - 21:29 WIB

Mentan Amran Tinjau Progres Cetak Sawah Di Wanam Teropongistana.com Merauke – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Meninjau Langsung Progres Pembangunan Lahan Cetak Sawah Di Distrik Wanam, Kabupaten Merauke, Kamis (27/2/2025). Kunjungan Ini Juga Dihadiri Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Syafrie Syamsuddin, Wakil Kasad, Kasum Tni, Serta Jajaran Lainnya. Ini Merupakan Pertama Kalinya Menkeu Melihat Langsung Kawasan Lumbung Pangan Baru Yang Tengah Dikembangkan Di Papua Selatan. Dalam Kesempatan Tersebut, Mentan Amran Memaparkan Perkembangan Proyek Cetak Sawah Nasional Seluas 1 Juta Hektare Yang Terus Dipercepat. Sejak Kembali Menjabat, Ia Telah Mengalokasikan Anggaran Besar Melalui Program Optimasi Lahan Rawa (Oplah) Dan Ekstensifikasi Lahan Cetak Sawah Guna Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Pemerintah Menyiapkan Anggaran Hingga Rp 15 Triliun Untuk Mendukung Swasembada Pangan, Termasuk Percepatan Cetak Sawah Di Wilayah Strategis Seperti Merauke. Pada Awal Tahun 2025, Pemerintah Mentargetkan 100.000 Hektare Cetak Sawah Baru, Ditambah 300.000 Hektare Optimasi Lahan Secara Nasional. Salah Satu Lokasi Utama Pelaksanaannya Adalah Kabupaten Merauke. Saat Ini, Dari Potensi 1,2 Juta Hektare Lahan Pertanian Di Merauke, Telah Dilakukan Optimasi Lahan Seluas 40.000 Hektare Yang Memungkinkan Peningkatan Indeks Tanam Menjadi 2-3 Kali Setahun. Produktivitas Rata-Rata Pun Naik Menjadi 6-7 Ton Per Hektare, Berkat Optimalisasi Lahan Dan Perbaikan Irigasi. Keberhasilan Ini Menjadi Bukti Bahwa Proyek Ini Berperan Strategis Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Mentan Amran Menambahkan , Keberhasilan Ini Juga Dukungan Dari Modernisasi Pertanian Di Merauke “Alsintan Dalam Jumlah Yang Besar Secara Bertahap Mengelola Lahan Disini, Juga Bantuan Benih Unggul, Pupuk Subsidi Serta Bbm Bersubsidi Pertanian,” Jelasnya. Selain Mendorong Produksi Pangan, Proyek Cetak Sawah Ini Juga Membuka Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat Setempat. Melalui Program Brigade Pangan Yang Diinisiasi Oleh Mentan Amran, Banyak Anak Muda Papua Kini Memperoleh Penghasilan Hingga Rp 20 Juta Per Bulan, Menjadikan Sektor Pertanian Semakin Menarik Bagi Generasi Muda Di Papua Selatan. “Warga Papua Selatan Sangat Antusias Dengan Brigade Pangan Karena Manfaatnya Sudah Mereka Rasakan Langsung,” Kata Mentan Amran. “Ke Depan, Wanam Akan Kita Siapkan Menjadi Salah Satu Lumbung Pangan Terbesar, Bukan Hanya Untuk Indonesia Tetapi Juga Dunia. Dengan Modernisasi Pertanian Dan Tata Kelola Irigasi Yang Baik, Lahan Ini Akan Semakin Produktif Dan Menyejahterakan Masyarakat.” Menkeu Sri Mulyani Turut Meninjau Langsung Lahan Yang Tengah Dikembangkan, Sementara Mentan Amran Menegaskan Bahwa Dukungan Anggaran Negara Untuk Cetak Sawah Dan Irigasi Merupakan Faktor Kunci Dalam Percepatan Proyek Ini. “Di Merauke, Sudah Ada Lahan Opla Yang Bisa Panen Dua Kali Setahun, Selanjutnya Cetak Sawah Kita Kejar, Ini Pertanda Baik. Kita Akan Percepat Agar Indonesia Tidak Lagi Bergantung Pada Impor Pangan. Lahan Ini Adalah Masa Depan Pangan Indonesia, Bahkan Dunia,” Pungkas Mentan Amran.

Kolaborasi Dosen IPB University dan Petani Hutan, Optimalkan Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari di Leuwiliang

6 Oktober 2024 - 13:29 WIB

Kolaborasi Dosen Ipb University Dan Petani Hutan, Optimalkan Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Di Leuwiliang
Trending di Pertanian