Menu

Mode Gelap
Kejari Kota Bandung Serahkan 4 Tersangka Serta Barang Bukti Dugaan Korupsi PT ENM dan SDI Kasus Dugaan Korupsi PT ENM dan PT SDI, Kejari Kota Bandung Amankan Uang Negara Rp15 Miliar Komitmen Dorong Ekonomi Rakyat, Anggota DPR RI Fraksi NasDem Salurkan Bibit Ayam Petelur di Banten Gerak 08 Rayakan Ulang Tahun Presiden Prabowo: Siapkan Delapan Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Satgas PKH Didesak Tertibkan Dugaan Tambang Ilegal di Tambrauw Papua Barat Daya Glenny Kairupan Sebagai Dirut Garuda Langkah Tepat Presiden Prabowo

Megapolitan

Pengamat Politik Egi Hendrawan Desak Presiden Copot Mendagri Tito Karnavian


Foto (red). Perbesar

Foto (red).

Teropongistana.com Jakarta – Pengamat politik dan hukum, Egi Hendrawan, menilai gelombang demonstrasi yang marak belakangan ini berawal dari keresahan masyarakat akibat kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dianggap membebani. Situasi tersebut diperparah dengan adanya kenaikan gaji anggota DPR yang memicu kemarahan publik.

Egi juga menyoroti posisi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menurutnya masih kerap berpihak pada kelompok tertentu meski kini berada di kabinet Presiden Prabowo Subianto. Ia bahkan menyebut Tito sebagai menteri titipan Presiden ke-7 Joko Widodo.

Sebelumnya, Tito juga menuai kritik dari anggota DPR RI Dapil Aceh I, Muslim Ayub, terkait keputusan kontroversial mengenai status empat pulau yang semula masuk wilayah Aceh Singkil namun kemudian diputuskan masuk ke Sumatera Utara. Sengketa ini akhirnya membuat Presiden Prabowo turun tangan langsung dan mengembalikan keempat pulau tersebut ke wilayah Aceh.

Menurut Egi, Tito Karnavian sebaiknya segera dicopot karena keberadaannya berpotensi melemahkan pemerintahan Prabowo. “Kebijakan kenaikan PBB di sejumlah daerah memicu gelombang penolakan dan dapat menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah,” tegasnya, Rabu (27/8).

Lebih jauh, Egi juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit anggaran Kementerian Dalam Negeri selama kepemimpinan Tito. Ia menilai, banyak kepala daerah terjerat kasus korupsi menunjukkan lemahnya fungsi pembinaan. “Anggaran untuk pencegahan dan pembinaan diduga tidak dijalankan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.

Baca Lainnya

Satgas PKH Didesak Tertibkan Dugaan Tambang Ilegal di Tambrauw Papua Barat Daya

17 Oktober 2025 - 11:44 WIB

Satgas Pkh Didesak Tertibkan Dugaan Tambang Ilegal Di Tambrauw Papua Barat Daya

Pegiat Lingkungan Kesal, Lahan Sitaan Satgas PKH Diduga Dikuasai Kelompok Tertentu di Pasangkayu

16 Oktober 2025 - 20:32 WIB

Pegiat Lingkungan Kesal, Lahan Sitaan Satgas Pkh Diduga Dikuasai Kelompok Tertentu Di Pasangkayu

Berpihak ke Rakyat Jelata, Koalisi Cinta Jakarta Puji Kinerja Gubernur Pramono

15 Oktober 2025 - 12:15 WIB

Berpihak Ke Rakyat Jelata, Koalisi Cinta Jakarta Puji Kinerja Gubernur Pramono
Trending di Megapolitan