Menu

Mode Gelap
Arif Rahman DPR Melalui Komisi VIII Harus Memperkuat Pengawasan Terhadap Pengelolaan Dana Haji. Jaga Kota Kritik Keras Kenaikan Tarif PAM Jaya 100 Persen Projo Banten Siap Kawal Asta Cita Prabowo-Gibran Menuju Indonesia Emas 2045 Penumpang WNA Whoosh Naik 65,3%, Bukti Kontribusi Nyata terhadap Pertumbuhan Pariwisata Indonesia Bungurmekar Berjuang, Warga Siap Merangsek Ke Istana Presiden Minta Bantuan KPK Diminta Periksa Jampidsus Kejagung Terkait Dugaan Korupsi dan Pencucian Uang

Megapolitan

Jaga Kota Kritik Keras Kenaikan Tarif PAM Jaya 100 Persen


Jaga Kota Kritik Keras Kenaikan Tarif PAM Jaya 100 Persen Perbesar

Teropongistana.com Jakarta – Jaringan Warga Kota Jakarta (Jaga Kota) mengecam keras kebijakan PAM Jaya yang menaikkan tarif air hingga 100 persen. Kenaikan itu disebut memberatkan rakyat dan mencederai hak dasar warga atas air bersih.

“Air itu hak dasar, bukan barang dagangan,” kata Juru Bicara Jaga Kota, Wahyudi A.M., dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.

Menurut Wahyudi, kenaikan tarif dilakukan secara tiba-tiba tanpa sosialisasi yang memadai. Banyak warga baru menyadari lonjakan tagihan saat rekening air datang.

“Yang lebih menyakitkan, airnya sering mati, tekanan kecil, kadang keruh. Layanan tidak membaik, tapi tarifnya naik dua kali lipat,” ujarnya.

Jaga Kota menilai alasan yang disampaikan PAM Jaya dan Pemprov DKI—yakni untuk perbaikan jaringan pipa dan perluasan layanan—tidak bisa diterima. Kenaikan dianggap sebagai bentuk pengalihan beban ke warga kecil di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

“Pemerintah seharusnya berpihak pada rakyat, bukan pada perhitungan bisnis,” kata Wahyudi.

Ia menyebut kenaikan tarif air juga akan berdampak luas pada ekonomi warga miskin kota. Air, kata dia, bukan hanya kebutuhan rumah tangga, tetapi juga bagian dari roda ekonomi rakyat.

“Ketika air naik, ongkos laundry naik, harga kos naik, warung makan ikut naik. Efeknya berantai,” katanya.

Jaga Kota juga menyoroti lemahnya peran DPRD DKI dan Dewan Pengawas PAM Jaya. Kedua lembaga itu dinilai gagal memastikan kebijakan publik tetap berpihak kepada warga.

Organisasi ini mendesak Gubernur DKI Jakarta untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif, melakukan audit publik terhadap PAM Jaya, dan mengevaluasi direksi serta pengawasnya.

“Jakarta tidak butuh air mahal,” kata Wahyudi menutup pernyataannya, “tapi air yang bersih dan adil untuk semua.”

Baca Lainnya

Merinding, Matahukum Minta MKD Pecat Lima Anggota DPR RI

30 Oktober 2025 - 15:26 WIB

Merinding, Matahukum Minta Mkd Pecat Lima Anggota Dpr Ri

Ringankan Beban Masyarakat, Pemerintah Akan Salurkan Bantuan Pangan Beras dan Minyak Goreng Periode Oktober – November

30 Oktober 2025 - 11:09 WIB

Ringankan Beban Masyarakat, Pemerintah Akan Salurkan Bantuan Pangan Beras Dan Minyak Goreng Periode Oktober - November

Subdit Regident Ditlantas Polda Sultra Wujudkan Pelayanan BPKB yang Cepat, Transparan, dan Humanis

29 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Subdit Regident Ditlantas Polda Sultra Wujudkan Pelayanan Bpkb Yang Cepat, Transparan, Dan Humanis
Trending di Megapolitan