Menu

Mode Gelap
Rakyat Papua Tengah Tuding Ada Pembiaran Penyerobotan Lahan oleh PT Jati Dharma Indah Dugaan Bobol Data Nasabah Untuk Kredit Fiktif, PT Mega Central Finance Dilaporkan Ke Menteri Purbaya Jampidsus Dilaporkan ke Presiden, Diduga Salahgunakan Wewenang Selaku Ketua Satgas PKH Komrad 98 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Diduga Halangi Tugas Jurnalistik, Matahukum Minta JamWas Tegur Petugas dan Oknum TNI di Kejari Lebak Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Nasional

Akun Instagram Didilionrich Kembali Ramai Setelah Kritik Pejabat yang Jawab “Ngantuk” Saat Ditanya Soal Rakyat Sakit


Foto (red). Perbesar

Foto (red).

Teropongistana.com Jakarta – Akun Instagram @didilionrich kembali menjadi sorotan usai mengunggah video yang menyinggung pernyataan seorang pejabat yang dinilai tidak serius saat ditanya mengenai kondisi kesehatan masyarakat. Dalam video tersebut, Didilionrich menyoroti jawaban Menko PMK Pratikno yang menyebut dirinya “ngantuk” ketika diminta tanggapan terkait kasus seorang anak kecil yang sakit.

“Pejabat eror ditanya soal kesehatan rakyat jawabannya saya ngantuk. Itu tanggung jawab elu monyong. Lu tahu dia siapa? Itu Pratikno, mantan Mensesneg Jokowi, orang yang disebut-sebut jadi kepanjangan tangannya Jokowi.

Jadi untuk Pak Prabowo, tunggu apaan lagi pak? Ganti aja semua orangnya Jokowi dengan orang-orang kepercayaan bapak. Kelakuan dan bacotan mereka udah terlalu banyak yang nyakitin rakyat,” ujar Didilionrich dalam video tersebut (27/8).

Ia juga menegaskan agar pejabat tidak bercanda atau cengengesan ketika membicarakan persoalan nyawa manusia, terlebih kasus yang melibatkan anak kecil.

“Apalagi ini tentang anak kecil. Kalau ngantuk ya mundur, tidur sana di rumah. Ngapain lu makan duit rakyat tapi gak mau ngurusin rakyat. Bangga amat lu jadi beban,” sambungnya.

Unggahan itu menuai beragam tanggapan dari warganet. Banyak yang mendukung kritik Didilionrich dan menilai pernyataan pejabat tersebut minim empati, sementara sebagian lain menilai ekspresi “ngantuk” itu hanya bentuk kelelahan dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Kontroversi ini sebelumnya muncul setelah Pratikno, saat diminta klarifikasi soal meninggalnya seorang balita karena sakit, menjawab dirinya sedang “agak ngantuk” dan meminta agar wartawan menanyakan detail ke Kementerian Kesehatan. Pernyataan tersebut langsung menuai kritik luas di media sosial.

Baca Lainnya

Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

24 Oktober 2025 - 06:53 WIB

Anggota Dpr Ri Komisi Iv Fraksi Nasdem, Arif Rahman, Menegaskan Pentingnya Memperkuat Landasan Hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Bpip) Agar Lembaga Tersebut Memiliki Legitimasi Dan Kewenangan Yang Kuat Dalam Menjalankan Tugas Pembinaan Ideologi Bangsa Secara Berkelanjutan. Menurut Arif Rahman Yang Juga Sebagai Badan Legislasi Dpr Ri (Baleg Dpr Ri) , Keberadaan Bpip Bukan Sekadar Simbol Pembinaan Ideologi, Tetapi Menjadi Garda Terdepan Dalam Menjaga Nilai-Nilai Pancasila Agar Tetap Hidup, Relevan, Dan Diterapkan Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara. “Bpip Perlu Memiliki Dasar Hukum Yang Kokoh Agar Tidak Hanya Bersifat Administratif, Tetapi Juga Memiliki Daya Dorong Dalam Pembentukan Karakter Kebangsaan Yang Berlandaskan Pancasila,” Ujar Arif Rahman Dalam Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Yang Digelar Bersama Bpip. Lebih Lanjut, Arif Menyoroti Perlunya Penanaman Dimensi Pancasila Di Tengah Masyarakat, Terutama Di Era Digital Yang Sarat Dengan Arus Informasi Tanpa Batas. Ia Menilai, Banyak Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Dan Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila, Baik Dalam Tindakan Sosial Maupun Perilaku Di Media Sosial. “Hari Ini Kita Melihat Ada Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Pancasila. Karena Itu, Perlu Upaya Bersama Untuk Menanamkan Nilai-Nilai Luhur Pancasila Agar Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi, Tetap Bijak Dalam Bersikap, Dan Mampu Menempatkan Kepentingan Bangsa Di Atas Kepentingan Pribadi,” Tegasnya. Arif Rahman Menambahkan Bahwa Penguatan Peran Bpip Juga Harus Diiringi Dengan Pendekatan Edukatif Dan Kultural, Agar Nilai-Nilai Pancasila Tidak Hanya Diajarkan, Tetapi Benar-Benar Dihidupi Dalam Perilaku Sehari-Hari. “Pancasila Bukan Sekadar Hafalan Lima Sila, Tetapi Panduan Moral Dan Kompas Kebangsaan. Pembinaan Ideologi Harus Masuk Ke Ruang-Ruang Pendidikan, Keluarga, Bahkan Dunia Digital,” Ungkapnya. Melalui Kegiatan Bersama Bpip Ini, Arif Berharap Generasi Muda Dan Seluruh Elemen Masyarakat Semakin Memahami Pentingnya Pancasila Sebagai Falsafah Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa Di Tengah Tantangan Globalisasi Dan Disrupsi Teknologi.

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

23 Oktober 2025 - 15:43 WIB

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

Saat Advokasi Jadi Konten: Aktraksi Politik DPP PSI di Pasar Barito

22 Oktober 2025 - 16:57 WIB

Saat Advokasi Jadi Konten: Aktraksi Politik Dpp Psi Di Pasar Barito
Trending di Nasional