Menu

Mode Gelap
Diduga Hobi Borong Laptop Tiap Tahun, CBA Desak Kejagung Periksa Setda Kota Tangerang Buruh Brebes Gelar Aksi Tuntut UMK 2026 Rp3,5 Juta Steven Izaac Risakotta: BPIP Tak Boleh Disetarakan dengan Kementerian Sosok Syamsul Jahidin, Advokat Muda Asal Lombok Dibanjiri Perhatian Publik Kejaksaan RI Bertransformasi: Penguatan SDM, Kinerja Masif, dan Penegakan Hukum Humanis Warga Pertanyakan Pengelolaan Dana RTLH Pagintungan, Matahukum Siapkan Laporan Pengaduan

News

Gawat, Tiga Saksi Paslon Gubernur Halmahera Utara Tolak Pleno KPU


Gawat, Tiga Saksi Paslon Gubernur Halmahera Utara Tolak Pleno KPU Perbesar

Teropongistana.com Halmahera – Saksi dari tiga paslon gubernur dan wakil gubenur Maluku Utara menolak hasil perolehan suara yang ditetapkan KPU Halmahera Utara. Ketiga saksi tersebut memilih wolk out dari sidang pleno terbuka. Ketiganya merupakan saksi dari Paslon 01 Husain-Asrul (HAS), Muhammad Kasuba-Basri Salama (MK-BISA) nomor urut 03 dan Paslon 02 Aliong Mus-Sahril Taher (AM-SAH).

Para saksi ini menolak lantaran menganggap terdapat banyak kecurangan yang dilakukan paslon Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe di Halmaera Utara. Menurut informasi yang diterimanya, muncul dugaan penggelembungan suara dengan mencoblos 100 persen surat suara yang ada di TPS Halmahera Utara.

“Terdapat pemilih siluman atau penggunaan pada DPTb, dan DPK yang tidak sesuai dengan daftar hadir di seluruh TPS di Halmahera Utara,” ucapnya.

Muzril menambahkan, selain itu dokumen daftar hadir para KPPS tidak memperlihatkan kepada saksi paslon ketika diminta.

“Ada juga pencoblosan surat suara sisah yang dilakukan petugas KPPS TPS 1 di Desa Bali Sosang, ini dibuktikan dengan video yang telah dikantongi,”

Muzril bilang, Paslon Sherly-Sarbin juga menggunakan fasilitas pemerintah Halmahera Utara ketika melakukan kampanye. “Selain itu alasan penolakan ini terjadi karena kecurangan yang sistematis yang melibatkan ASN,” ujarnya.

Tensi meningkat setelah saksi paslon 01 Sultan Husain Alting Sjah-Asrul Rasyid Ichsan (HAS), Rifai Achmad, membanting meja dan memutuskan untuk walk out. Ia kemudian diikuti oleh saksi dari paslon 02 Aliong Mus-Sahril Thahir (AM-SAH) dan paslon 03 Muhammad Kasuba-Basri Salama (MK-BISA).

Rifai, dalam wawancara usai kejadian, mengungkapkan alasan di balik aksi walk out tersebut. Ia menilai bahwa Ketua KPU Malut, Mohtar Alting, tidak lagi bersikap netral dalam memimpin rapat pleno. Rifai mengkritik Mohtar yang sering kali membatasi hak saksi untuk berbicara, bahkan dengan alasan yang dinilai tidak substantif.

“Dia selalu mengebiri hak kami untuk berbicara, dengan alasan yang tidak jelas,” ujar Rifai dengan tegas.

Kemudian, puncak kemarahan terjadi ketika Arifin Djafar, saksi dari paslon AM-SAH, tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Mohtar memotong penjelasan Arifin, yang dinilai sebagai tindakan keberpihakan terhadap pihak tertentu.

Rifai menyatakan, Mohtar memimpin sidang bukan seperti ketua KPU, tapi seperti ketua tim sukses. Ini yang membuat kami marah. Selain itu, Rifai juga menyoroti kebiasaan Mohtar yang selalu duduk bersama saksi dan tim sukses paslon 04 Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe setiap kali sidang diskors.

“Bukan sekali dua kali. Setiap kali istirahat, Mohtar selalu duduk bersama paslon 04. Ini mencurigakan,” tegas Rifai.

Arifin Djafar menambahkan, kemarahan saksi-saksi tersebut berakar dari ketidakadilan dalam memberikan kesempatan berbicara, terutama mengenai pelanggaran pemilu yang telah dilaporkan dalam form keberatan.

“Kami merasa suara kami tidak didengar, sehingga kami memilih walk out dan menolak hasil rapat pleno rekapitulasi suara Pilgub tingkat provinsi yang dilakukan oleh KPU Malut,” ujar Arifin.

Saksi AM-SAH lainnya, Ibrahim, mengkritik keras tindakan Pj Sekprov Maluku Utara, Abubakar Abdullah, yang dianggap berpihak pada paslon 04. Ibrahim menilai langkah Abubakar sebagai pelanggaran berat yang merugikan proses pemilu.

“Ini adalah kejahatan pemilu. Kami sudah interupsi, tapi tidak diberi kesempatan,” kata Ibrahim dengan nada tinggi.

Meski ketua KPU, Mohtar Alting, berusaha menenangkan suasana dengan meminta saksi untuk tetap tenang dan melanjutkan pleno, aksi walk out tetap dilakukan oleh saksi dari paslon 01, 02, dan 03. Sementara itu, saksi dari paslon 04, Sherly-Sarbin, masih bertahan di ruang pleno.

Baca Lainnya

Revitriyo Husodo, Pentingnya Pelestarian Budaya Dan Kearifan Lokal

31 Oktober 2025 - 12:09 WIB

Revitriyo Husodo

CBA: Penolakan SPBU Swasta Beli BBM Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Permalukan Bahlil Lahadalia

3 Oktober 2025 - 15:33 WIB

Cba: Penolakan Spbu Swasta Beli Bbm Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Permalukan Bahlil Lahadalia

Fraksi NasDem Dukung Lanjutan Pembahasan Dua Raperda di DPRD Banten

30 September 2025 - 21:32 WIB

Fraksi Nasdem Dukung Lanjutan Pembahasan Dua Raperda Di Dprd Banten
Trending di News