Tetopongistana.com Jakarta – Partai Golkar membuka peluang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi dewan pembina Partai Golkar jika adanya perubahan AD/ART dalam mekanisme pemilihan dewan pembina partai.
“Sangat memungkinkan, perubahan AD/ART itu adanya di dalam Munas. Jadi setiap 5 tahun itu perubahan itu ada di dalam AD/ART. Jadi sangat memungkinkan untuk terjadi perubahan AD/ART tersebut,” kata Ketua Steering Committee (SC) Rapimnas dan Munas ke-XI Partai Golkar 2024 Adies Kadir, di JCC, Senayan, Selasa (20/8).
Adies mengatakan untuk dewan pembina Partai Golkar biasanya diduduki oleh para tokoh dan senior beringin. Namun, di dalam aturan dan mekanisme partai, penunjukkan dewan pembina tidak dijelaskan secara rinci boleh atau tidaknya dari eksternal partai.
“Kalau dewan pembina ini biasanya adalah kader-kader Partai Golkar yang sudah senior biasanya begitu memang tidak ada eksplisit dalam AD/ART itu apakah boleh orang luar atau tidak itu tidak ada,” katanya.
Disinggung mengenai nama Jokowi bakal berpeluang menduduki posisi dewan pembina, Adies mengatakan, bahwa tidak ada masalah di dalam mekanisme partai menunjuk Jokowi sebagai dewan pembina.
“Kalau tidak ada dalam AD/ART sebenarnya sih boleh-boleh aja,” tutupnya.
Namun sebelumnya beredar surat dari sejumlah politikus senior Partai Golkar, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka meminta kesediaan RI 1 mengisi kekosongan kursi Ketua Umum Partai Golkar, pascapengunduran diri Airlangga Hartarto.
Surat tertanggal Rabu, 14 Agustus 2024 itu, ditandatangani beberapa politikus senior Partai Golkar. Di antaranya Mohamad Aly Yahya, Ridwan Mukti, Antony Zeidra Abidin, Ridwan Hisjam, Musfihin Dahlan, Agusman Efendi dan Riswan Tony.
“Kami memohon keikhlasan dan kesediaan yang terhormat Bapak Ir. H. Joko Widodo untuk kiranya berkenan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar masa bakti 2024-2029 yang akan ditetapkan dan disahkan dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 2024,” tulis surat tersebut, dikutip Senin, 19 Agustus 2024.
Politisi senior Golkar, Ridwan Hisjam membenarkan isi surat tersebut. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk aspirasi pemilih Golkar di tingkat akar rumput.
Selain itu beberapa tokoh di Golkar yang enggan disebutkan namanya, menginginkan Jokowi memimpin partai pohon beringin (Partai Golkar) lantaran Jokowi supaya bisa melanjutkan pembangunannya, karena jika Jokowi duduk di dewan pembina tidak memiliki keleluasaan untuk bergerak melakukan perubahan terhadap partai Golkar, karena yang memiliki keleluasaan untuk bergerak dan membangun yaitu ketua umum,” ungkapnya.