Menu

Mode Gelap
Kejaksaan Didukung Ungkap Kasus Dugaan Penyelewengan Benih Padi di Jawa Barat CBA Sebut Pemerintah Korbankan Rp223 Triliun Anggaran Pendidikan untuk MBG, DPR Malah Naikkan Gaji Banyak Keracunan, DPR Usulkan Dapur Ada di Sekolah CBA Kritik Penindakan Polri Soal Judi Online: Nilainya Hanya Secuil Dibanding Transaksi Rp 1.200 Triliun Terindikasi Penyerobotan Tanah Warga, Aktivis Pantura Sambangi Polresta Tangerang Sinergi Pemerintah dan Lembaga Wakaf: UMK Citamiang Terima Qardhul Hasan

Politik

Prabowo dan Jokowi Adu Kuat Dipanggung Kekuasaan


Ketereangan Foto : Presiden Prabowo Subianto dan Mantan Presiden Jokowi Dodo. Perbesar

Ketereangan Foto : Presiden Prabowo Subianto dan Mantan Presiden Jokowi Dodo.

Teropongistana.com Jakarta – Politikus senior PDIP, Beathor Suryadi, mengemukakan analisis tajam terkait dinamika kekuasaan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, sosok yang paling berpotensi mengguncang stabilitas Prabowo, bahkan menurunkannya dari kursi presiden, adalah Joko Widodo.

Jokowi dan Jaringan Kekuasaannya

Meskipun tidak lagi menjabat sebagai presiden, Jokowi masih memiliki pengaruh politik yang kuat. Ia tetap didukung oleh jutaan loyalis, memiliki akses terhadap dana besar, serta dekat dengan oligarki dan elite politik nasional. Jaringan ini diperkuat dengan hubungan eratnya dengan pimpinan partai politik, termasuk yang tergabung dalam koalisi Prabowo, serta kedekatannya dengan pimpinan TNI-Polri.

Keberadaan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden juga menambah dimensi baru dalam dinamika kekuasaan. Gibran, sebagai putra Jokowi, dianggap sebagai perpanjangan tangan politik sang ayah di Istana. Dengan kombinasi faktor ini, Prabowo dinilai harus tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi agar dapat menjalankan pemerintahan dengan stabil hingga 2029.

Dinamika Ekonomi dan Pertemuan Intensif

Situasi ekonomi yang semakin menantang membuat pertemuan antara Prabowo dan Jokowi semakin sering terjadi. Selain membahas kebijakan nasional, pertemuan-pertemuan ini diduga juga berkaitan dengan akses terhadap sumber daya keuangan yang masih dikendalikan oleh mantan presiden tersebut.

Namun, apakah Jokowi benar-benar masih menjadi kingmaker yang dapat menentukan arah pemerintahan? Ataukah Prabowo akan menemukan cara untuk memperkuat posisinya tanpa berada dalam bayang-bayang Jokowi?

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Istana terkait pernyataan Beathor Suryadi. Namun, perkembangan politik ke depan akan semakin menarik untuk disimak, terutama terkait bagaimana hubungan Jokowi dan Prabowo dalam menjaga keseimbangan kekuasaandiIndonesia.

Baca Lainnya

Pengamat Nilai Bahlil Lahadalia Layak Dicopot dari Kabinet Prabowo

26 Agustus 2025 - 09:31 WIB

Pengamat Nilai Bahlil Lahadalia Layak Dicopot Dari Kabinet Prabowo

FMGB Desak Munaslub Gantikan Bahlil Lahadalia

25 Agustus 2025 - 06:22 WIB

Fmgb Desak Munaslub Gantikan Bahlil Lahadalia

Dukungan Meningkat, Tutut Soeharto Disebut Layak Gantikan Bahlil di Pucuk Golkar

25 Agustus 2025 - 05:59 WIB

Dukungan Meningkat, Tutut Soeharto Disebut Layak Gantikan Bahlil Di Pucuk Golkar
Trending di Politik