Teropongistana.com Jakarta – Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar kembali mencuat, memunculkan spekulasi mengenai stabilitas kepemimpinan Ketua Umum Bahlil Lahadalia. Isu ini disebut sebagai upaya untuk menguji loyalitas internal partai terhadap Bahlil, terutama di tengah tekanan politik dan kontroversi sejumlah kebijakan.
Menurut pengamat politik dan pegiat lingkungan dari Mata Tunas 08, Agus Partono, isu Munaslub tidak muncul begitu saja, melainkan sebagai respons terhadap langkah-langkah Bahlil yang dinilai kontroversial. Di antaranya, program subsidi gas 3 kg yang memicu polemik, serta dugaan keterlibatannya dalam pemberian izin tambang di kawasan konservasi Raja Ampat.
“Isu Munaslub ini menjadi alat uji, untuk melihat siapa yang masih berdiri di barisan Bahlil,” ujar Agus dalam keterangannya, Minggu (3/8).
Seorang sumber internal partai berinisial X mengungkapkan bahwa Bahlil masih memiliki kekuatan signifikan yang ditopang oleh kalangan pengusaha. Ia bahkan meyakini bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak akan mengambil langkah untuk menggantinya dalam waktu dekat.
“Mayoritas pengurus partai berasal dari latar belakang bisnis, dan kebijakan Presiden Prabowo dianggap belum sepenuhnya berpihak kepada kepentingan pengusaha. Di situlah kekuatan Bahlil berada,” kata sumber tersebut.
Namun demikian, kritik terhadap gaya kepemimpinan Bahlil mulai bermunculan dari sejumlah tokoh senior Golkar. Mereka menilai Bahlil terlalu dominan dalam menentukan struktur partai dan tidak cukup akomodatif terhadap perbedaan pendapat, baik di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) maupun di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) provinsi.
Sumber yang sama menyebut bahwa pergantian Bahlil hanya tinggal menunggu waktu. Sementara itu, pernyataan dari pihak Bahlil yang menyebut isu Munaslub sebagai hoaks justru dianggap sebagai bentuk kekhawatiran terhadap gerakan tersebut.
“Bahlil dinilai lebih patuh kepada Presiden ke-7, Joko Widodo, dibanding Presiden Prabowo. Ini menjadi dasar kuat bagi sebagian pihak untuk mendorong pergantian,” lanjut Agus.
Ia pun mengingatkan bahwa apabila situasi ini tidak ditangani secara bijak, kepemimpinan Bahlil justru bisa menjadi hambatan dalam upaya konsolidasi politik Presiden Prabowo menjelang Pilpres 2029.
Meski demikian, gerakan di balik upaya Munaslub tidak sepenuhnya mulus. Loyalis Bahlil yang sebagian besar berasal dari kalangan pengusaha dan mengisi banyak posisi strategis di tubuh partai disebut memberikan perlawanan serius.
Hingga berita ini diturunkan, media masih berupaya mengonfirmasi berbagai pihak terkait dinamika internal Partai Golkar tersebut.