Menu

Mode Gelap
Arif Rahman Kembangkan Sentra Emping Pandeglang: Produk Lokal Kita Harus Mendunia Kemenag Inisiasi Forum Akademik Internasional Terkait Gaza dan Perdamaian Dunia Diduga Tak Miliki Izin, PT SGT di Jawilan Bodong dan Berbahaya Gerak 08 Banten Desak Satgas PKH Sikat Habis Tambang Ilegal di Indonesia Perusahaan Tambang Merasa Dipersulit, MinerbaOne Error dan Revisi RKAB Penjelasan Ahli Waris Suparno terkait Ganti Rugi Pembebasan Lahan Bandara Soetta

Opini

Setjen DPR RI Apresiasi Meningkatnya Minat Mahasiswa dalam Program “Magang di Rumah Rakyat”


Keterangan foto : Mahasiswa yang Ikut Andil dalam Program Perbesar

Keterangan foto : Mahasiswa yang Ikut Andil dalam Program "Mahasiswa Magang di Rumah Rakyat", (Minggu, 13/8/2023)

TeropongIstana.com, Jakarta | Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI Asep Ahmad Saefulloh memberikan apresiasi terhadap meningkatnya minat mahasiswa dalam mengikuti program kegiatan ‘Magang di Rumah Rakyat’ angkatan (batch) ketiga sebanyak 25.000 pelamar mahasiswa. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada batch sebelumnya.

“Kita harus akui bahwa minat mahasiswa untuk magang di DPR ini meningkat. Nah ini tentu kita apresiasi, artinya keinginan mahasiswa untuk mengenal lebih dekat terhadap DPR itu semakin berkesan di mahasiswa.

Karena ingin tahu bagaimana kerjanya lembaga politik itu.” ujar Asep saat diwawancari Parlementaria usai kegiatan Persiapan dan Koordinasi Pelaksanaan Kampus Merdeka, di Trembesi Hotel BSD, Tangerang Selatan, Jum’at (11/08/2023).

Baca Juga : Lapas Kelas IIA Bogor Berkolaborasi dengan Tim Dosen dan Mahasiswa IPB

Setjen Dpr Ri Apresiasi Meningkatnya Minat Mahasiswa Dalam Program &Quot;Magang Di Rumah Rakyat&Quot;

Keterangan foto : Sebagian Mahasiswa yang Ikut Dalam Program Kegiatan “Magang di Rumah Rakyat”, TeropongIstana.com

Asep menerangkan, dalam proses perekrutan mahasiswa dalam kegiatan ‘Magang di Rumah Rakyat’ di DPR menerapkan pendekatan filosofis. Hal ini bertujuan sebagai bentuk representatif DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat yang mewakili dari berbagai daerah di Indonesia.

“Untuk itu, sebaran mahasiswa yang kita terima kita melakukan pendekatan secara berdasarkan portfolio mahasiswa dengan mengedepankan kesebaran antar geografis, (baik yang berasal dari Indonesia bagian) barat, tengah, dan timur kemudian universitas negeri maupun universitas swasta yang menggambarkan keterwakilan dari seluruh Indonesia dengan tetap memperhatikan kualitas dari setiap mahasiswa tersebut,” jelas Asep.

Dalam Kegiatan ‘Magang di Rumah Rakyat’ ini Asep juga menjelaskan terdapat beberapa poin penting diadakannya kegiatan ini.

Yaitu, pertama, untuk dapat meningkatkan kemampuan para mahasiswa agar lebih aktif dalam setiap dinamika perubahan yang terjadi saat ini.

Kedua, sebagai cara yang baik dalam mengenalkan pengetahuan dan informasi tentang kelembagaan DPR. Seperti dalam fungsi anggaran dan pengawasan, DPR RI menjalankan check and balance agar penggunaan dan alokasi APBN telah benar memenuhi atau mengakomodir kebutuhan rakyat serta melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Ini Juga : Ngerih, Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Lakukan Tugas Ibu Pertiwi

“Jadi semua mahasiswa magang yang ada di DPR akan diberikan pengetahuan pemahamannya tentang kelembagaan DPR, sehingga dia juga bisa menjadi bagian dari diseminasi ya diseminasi produk-produk yang ada di DPR,” terang Asep.

Terakhir, Asep mengungkapkan setiap posisi yang dilamar oleh para peserta magang Kampus Merdeka akan disesuaikan dengan skill dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk dapat mengasah kemampuan yang dimiliki untuk nantinya saat memasuki dunia kerja.

“Jadi kita ada menyediakan 15 posisi ya posisi ataupun jenis pekerjaan yang nanti akan diikuti oleh mahasiswa. Nah tentu mahasiswa itu tersebut kita bekali dengan skill ataupun kompetensi ya, kompetensi yang nanti akan digunakan pada saat mereka memasuki dunia kerja.

Bisa saja mereka juga tak apa harus menjadi pekerja atau mereka menciptakan apakah pekerjaan, tapi kita bekali dengan kompetensi di dunia kerja seperti itu,” ungkap Asep.

Penulis : (Deni/red) 

Baca Lainnya

Mengubur Reformasi dengan Gelar Kepahlawanan

13 November 2025 - 13:47 WIB

Mengubur Reformasi Dengan Gelar Kepahlawanan

Pahlawan Sejati: Keteladanan Pemimpin Muda Harapan Bangsa

10 November 2025 - 12:23 WIB

Pahlawan Sejati: Keteladanan Pemimpin Muda Harapan Bangsa

Ayep Zaki Bangsa Besar Bukan Hanya Mengenang Perjuangan

29 Oktober 2025 - 13:08 WIB

Sumpah Pemuda: Momentum Kebangkitan Kolektif Tanggal 28 Oktober Selalu Mengingatkan Bangsa Ini Pada Ikrar Sakral Para Pemuda Tahun 1928: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa—Indonesia. Sumpah Pemuda Bukan Sekadar Peristiwa Historis, Tetapi Energi Moral Untuk Terus Memperjuangkan Kemandirian Bangsa. Dulu Perjuangan Dilakukan Dengan Bambu Runcing Dan Pena, Kini Perjuangan Itu Menuntut Transformasi Ekonomi, Kemandirian Finansial, Dan Keadilan Sosial. Spirit Sumpah Pemuda Hari Ini Harus Diterjemahkan Ke Dalam Gerakan Ekonomi Umat Yang Kuat Dan Berkelanjutan. Salah Satu Instrumen Strategis Yang Sesuai Dengan Nilai Keikhlasan, Gotong Royong, Dan Keadilan Sosial Adalah Wakaf Uang. *Wakaf Uang: Instrumen Kemandirian Ekonomi Umat* Wakaf Uang Bukan Sekadar Ibadah Sosial, Melainkan _Financial Instrument_ Yang Mampu Menciptakan Keberlanjutan Ekonomi Berbasis Nilai. Dengan Regulasi Yang Jelas Melalui Uu No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pp No. 42 Tahun 2006, Dan Dukungan Peraturan Bwi Dan Dsn-Mui, Wakaf Uang Kini Bisa Dikelola Secara Profesional, Transparan, Dan Produktif. Setiap Rupiah Wakaf Uang Memiliki Kekuatan Mengganda: Abadi Dalam Nilai, Produktif Dalam Manfaat. Ketika Dikelola Dengan Prinsip Wakaf Produktif, Dana Ini Dapat Diinvestasikan Ke Instrumen Syariah Seperti Sukuk Negara, Sukuk Korporasi, Cwls (Cash Waqf Linked Sukuk), Cwld (Cash Waqf Linked Deposit), Atau Sektor Riil Yang Menumbuhkan Pelaku Usaha Mikro. Keuntungan Hasil Pengelolaan Disalurkan Kembali Untuk Pemberdayaan Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Dan Umk Tanpa Mengurangi Pokoknya. *Dari Idealisme Pemuda Ke Gerakan Ekonomi* Pemuda Hari Ini Tidak Hanya Ditantang Untuk Bersumpah Tentang Identitas, Tetapi Juga Untuk Berikrar Atas Kemandirian Ekonomi Bangsanya Sendiri. Melalui Gerakan Wakaf Uang, Pemuda Dapat Berperan Sebagai Penggerak Transformasi Finansial Yang Berlandaskan Nilai Spiritual. Bayangkan Jika Satu Juta Pemuda Indonesia Mewakafkan Rp100.000 Saja Setiap Bulan. Maka Akan Terkumpul Dana Abadi Rp100 Miliar Per Bulan—Sebuah Dana Kedaulatan Ekonomi Umat Yang Dapat Menghidupi Ribuan Umk Melalui Skema Qardhul Hasan, Membantu Pesantren, Membantu Kaum Dhu'Afa, Dan Memperkuat Ketahanan Sosial Masyarakat. Inilah Bentuk Baru “Sumpah Pemuda Ekonomi”: Satu Visi Kesejahteraan, Satu Semangat Kemandirian, Satu Aksi Wakaf Produktif. *Menanam Abadi, Menuai Berkah Tanpa Henti* Dalam Konsep Ekonomi Wakaf, _Giving Never Ends_. Nilai Kebaikan Terus Berputar, Menciptakan Rantai Keberkahan Yang Tidak Terputus. Wakaf Uang Adalah Jihad Ekonomi Yang Menjadikan Setiap Pemuda Bukan Sekadar Konsumen Global, Tetapi Produsen Kebaikan. Momentum Hari Sumpah Pemuda Harus Menjadi Titik Balik Untuk Mengubah Paradigma: Dari _Charity-Based Movement_ Menuju _Investment-Based Philanthropy_. Gerakan Ini Bukan Sekadar Berbagi, Tapi Membangun Sistem Ekonomi Yang Berkeadilan Dan Berkelanjutan. *Wakaf Uang* Adalah Jembatan Antara Iman Dan Pembangunan, Antara Spiritualitas Dan Kemandirian Nasional. Jika Sumpah Pemuda 1928 Melahirkan Indonesia Merdeka, Maka Sumpah Pemuda Ekonomi Melalui Wakaf Uang Akan Melahirkan Indonesia Berdaulat Dan Makmur. “Bangsa Yang Besar Bukan Hanya Yang Mengenang Perjuangan, Tetapi Yang Melanjutkan Perjuangan Dengan Cara Yang Relevan Di Zamannya.”
Trending di Opini