Menu

Mode Gelap
Dojo zatayu INKANAS kab Bogor melaksanakan halal bihalal Ketua LPN Sebut Menteri Pertanian Abaikan Derita Rakyat, Prabowo Diminta Evaluasi Pengamat: Dorong Peran Gen-Z dalam Isu Keamanan Nasional Rakyat Papua Tengah Tuding Ada Pembiaran Penyerobotan Lahan oleh PT Jati Dharma Indah Dugaan Bobol Data Nasabah Untuk Kredit Fiktif, PT Mega Central Finance Dilaporkan Ke Menteri Purbaya Jampidsus Dilaporkan ke Presiden, Diduga Salahgunakan Wewenang Selaku Ketua Satgas PKH

Nasional

Peneliti Alumni UNHAN Siap Menghadap dengan Menhan Cek Selengkapnya


Keterangan Foto : Ario Seno Peneliti Independen alumni Universitas Pertahanan RI (UNHAN RI). Perbesar

Keterangan Foto : Ario Seno Peneliti Independen alumni Universitas Pertahanan RI (UNHAN RI).

Teropongistana.com Jakarta – Di sela-sela mengikuti Kuliah Umum bersama Wamenlu H.E. Arif Havas Oegroseno yang diadakan oleh School of Foreign Service, Georgetown University Asia Pacific pada hari Kamis, 17 April 2025 Ario Seno yang merupakan Peneliti Independen alumni Universitas Pertahanan RI (UNHAN RI) menyatakan siap menghadap Menhan RI, Letjen TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin dalam rangka membahas rancangan organisasi Dewan Pertahanan Nasional (DPN) yang merupakan bentuk transformasi dari lembaga terdahulu, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

Mengenakan batik berwarna hijau dengan Pin Alumni UNHAN RI terpasang di dada kirinya, ia menyatakan bahwa keinginannya menghadap Menhan RI tidak sebatas sebagai warga negara yang sadar akan kewajibannya, tidak juga sebatas sebagai masyarakat yang peduli akan negaranya, tetapi lebih dari itu sebagai solidaritas sesama alumni UNHAN RI.

“Meskipun secara angkatan beliau di bawah saya, tetapi secara pengalaman jelas saya tidak ada apa-apanya. Beliau juga adalah panutan saya. Sebagai alumni UNHAN, saya merasa bangga terhadap beliau,” tuturnya sebagai pembuka.

Terkait dengan rencananya menghadap Menhan RI, ada tiga poin utama yang hendak disampaikannya. Poin pertama mengenai urgensi DPN sebagai think tank bagi Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI) sebagai wadah bagi seluruh lapisan masyarakat dalam usulan dan saran pada pembangunan sistem pertahanan negara ke depannya. Kedua mengenai pemberdayaan dan pengembangan profesi Ahli Pertahanan Nasional (APN) sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat khususnya akademisi dalam usaha Bela Negara.

 

Ketiga mengenai perancangan struktur organisasi DPN itu sendiri, sebagaimana telah diketahui bahwa DPN kini telah memiliki Ketua yang dijabat Presiden RI, Ketua Harian yang dijabat Menhan RI, Sekretaris yang dijabat Wamenhan RI, dan tiga Deputi masing-masing Deputi Bidang Geostrategi, Deputi Bidang Geopolitik, dan Deputi Bidang Geoekonomi.

“Kurang lebih ada tiga poin utama yang hendak saya sampaikan. Pertama mengenai urgensi DPN sebagai think tank bagi Kemhan. Saat ini Kemhan memiliki PR yaitu menyusun ulang Buku Putih Pertahanan Indonesia. Bayangkan, buku itu disusun pada 2015 dan belum pernah direvisi sampai hari ini.

 

Padahal dinamika geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi global terus berkembang setiap waktu. Nanti DPN ini yang akan berperan dalam menyusun ulang buku itu, yang akan menjadi acuan bagi penyusunan strategi pertahanan negara ini ke depannya. Kedua soal prodesi Ahli Pertahanan Nasional, kita singkat saja APN. Saya ambil satu case, tentang UNHAN.

UNHAN itu, dari nol sampai wisuda sepenuhnya dibiayai oleh negara. Kan tidak lucu kalau lantas mereka, alumni UNHAN, justru luntang-lantung kebingungan mencari tempat mengabdi. Mahasiswa UNHAN nggak semuanya berstatus TNI/PNS lho. Ada yang fresh graduate. Ada juga yang semula di swasta lalu resign dari pekerjaannya.

 

Nah negara yang sudah keluar biaya untuk menyelenggarakan pendidikan bagi mereka di UNHAN ini seharusnya juga menyediakan lahan bagi mereka untuk mengabdi, dalam arti balas budi kepada negara. DPN inilah yang harus jadi lahannya dengan APN sebagai profesinya. Tentu juga tidak hanya alumni UNHAN saja yang bisa jadi APN.

Tapi UNHAN yang saat ini menyelenggarakan pendidikan dari D3 sampai S3 seharusnya para alumninya bisa diberdayakan untuk menjadi APN. Ketiga soal bagaimana rancangan struktur organisasi DPN itu sendiri. Sekarang DPN sudah punya Ketua, Ketua Harian, Sekretaris, dan tiga Deputi. Apa iya hanya itu saja? Kan tentu tidak. Masing-masing kedeputian perlu dibreakdown lagi menjadi sub-sub bidang secara spesifik. Pertahanan itu luas lho.

Segala aspek keilmuan dapat terkait dengan pertahanan. Nah bagaimana pembagian aspek-aspek tersebut dalam masing-masing kedeputian, yang nanti akan diisi oleh APN-APN tadi, itu juga jadi poin yang akan saya sampaikan,” jelasnya.

 

Mengenai kapan waktunya, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Menhan. “Yang penting saya sudah menyatakan maksud dan tujuan saya untuk menghadap beliau. Mengenai kapannya, ya saya serahkan sepenuhnya kepada beliau. Kapanpun beliau memanggil, saya siap menghadap!” Demikian pungkas pria kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1991 ini.

Baca Lainnya

Pengamat: Dorong Peran Gen-Z dalam Isu Keamanan Nasional

26 Oktober 2025 - 16:19 WIB

Pengamat: Dorong Peran Gen-Z Dalam Isu Keamanan Nasional

Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

24 Oktober 2025 - 06:53 WIB

Anggota Dpr Ri Komisi Iv Fraksi Nasdem, Arif Rahman, Menegaskan Pentingnya Memperkuat Landasan Hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Bpip) Agar Lembaga Tersebut Memiliki Legitimasi Dan Kewenangan Yang Kuat Dalam Menjalankan Tugas Pembinaan Ideologi Bangsa Secara Berkelanjutan. Menurut Arif Rahman Yang Juga Sebagai Badan Legislasi Dpr Ri (Baleg Dpr Ri) , Keberadaan Bpip Bukan Sekadar Simbol Pembinaan Ideologi, Tetapi Menjadi Garda Terdepan Dalam Menjaga Nilai-Nilai Pancasila Agar Tetap Hidup, Relevan, Dan Diterapkan Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara. “Bpip Perlu Memiliki Dasar Hukum Yang Kokoh Agar Tidak Hanya Bersifat Administratif, Tetapi Juga Memiliki Daya Dorong Dalam Pembentukan Karakter Kebangsaan Yang Berlandaskan Pancasila,” Ujar Arif Rahman Dalam Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Yang Digelar Bersama Bpip. Lebih Lanjut, Arif Menyoroti Perlunya Penanaman Dimensi Pancasila Di Tengah Masyarakat, Terutama Di Era Digital Yang Sarat Dengan Arus Informasi Tanpa Batas. Ia Menilai, Banyak Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Dan Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila, Baik Dalam Tindakan Sosial Maupun Perilaku Di Media Sosial. “Hari Ini Kita Melihat Ada Pergeseran Dalam Cara Masyarakat Memaknai Pancasila. Karena Itu, Perlu Upaya Bersama Untuk Menanamkan Nilai-Nilai Luhur Pancasila Agar Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi, Tetap Bijak Dalam Bersikap, Dan Mampu Menempatkan Kepentingan Bangsa Di Atas Kepentingan Pribadi,” Tegasnya. Arif Rahman Menambahkan Bahwa Penguatan Peran Bpip Juga Harus Diiringi Dengan Pendekatan Edukatif Dan Kultural, Agar Nilai-Nilai Pancasila Tidak Hanya Diajarkan, Tetapi Benar-Benar Dihidupi Dalam Perilaku Sehari-Hari. “Pancasila Bukan Sekadar Hafalan Lima Sila, Tetapi Panduan Moral Dan Kompas Kebangsaan. Pembinaan Ideologi Harus Masuk Ke Ruang-Ruang Pendidikan, Keluarga, Bahkan Dunia Digital,” Ungkapnya. Melalui Kegiatan Bersama Bpip Ini, Arif Berharap Generasi Muda Dan Seluruh Elemen Masyarakat Semakin Memahami Pentingnya Pancasila Sebagai Falsafah Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa Di Tengah Tantangan Globalisasi Dan Disrupsi Teknologi.

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

23 Oktober 2025 - 15:43 WIB

Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen
Trending di Nasional