Menu

Mode Gelap
Dinilai tak Becus kerja, Aktivis Kumala Minta Kadis PUPR Mundur dari Jabatan Gerak 08 Soroti Mangkrak Penanganan Laporan Suhari: Hukum Harus Beri Keadilan! Pemerintah Diminta Pastikan Kepastian Hukum Transmigran di Kawasan Hutan Gerak 08 Banten: Korupsi Musuh Negara, Prabowo Harus Prioritaskan Pemberantasannya Mantan Ketua FKDM Gugat Walikota Jakbar, Ada Apa Matahukum Geram, Aktivitas Galian C di Dekat Gerbang Tol Rangkasbitung Tak ada Kapok

Hukum

Viral di Medsos, Tampang Bos PETI Siabu yang Diduga di Lindungi Oknum Polisi dan Kades


Keterangan foto: Oknum Kades di Madina, (Kiri) dan Tampang Bos Tambang Emas Ilegal, Selvi di Lokasi Pertambangan (Kanan) - (Red). Mandailing Natal, Tangga Bosi Bukit Siabu, Sumatra Utara. Perbesar

Keterangan foto: Oknum Kades di Madina, (Kiri) dan Tampang Bos Tambang Emas Ilegal, Selvi di Lokasi Pertambangan (Kanan) - (Red). Mandailing Natal, Tangga Bosi Bukit Siabu, Sumatra Utara.

Teropongistana.com Sumatera Utara – Lesmanan Halawa, korban penganiayan di bukit Siabu dipertambangan ilegal kab.mandailing, masih terus berjuang mencari keadilan atas dugaan penganiayaan yang menimpanya sejak 2022. Ironisnya, meski telah tiga tahun berlalu, kasus ini belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian hukum.

Lesmanan mengaku menjadi korban penganiayaan oleh seorang bos tambang emas ilegal. Meskipun telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib, proses hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Sudah satu kali Kapolres dan empat kali Kapolsek berganti, tapi pelaku belum juga tersentuh hukum,” ujarnya kecewa.

Lesmanan menduga lambatnya penanganan hukum ini disebabkan adanya praktik setoran liar di lokasi tambang ilegal. Ia menyebut nama seorang oknum polisi berinisial AC yang diduga kerap naik ke lokasi tambang bukan untuk menindak, melainkan meminta setoran. “Di sana ada ratusan lubang tambang. Satu lubang bisa hasilkan satu kilogram emas basah per minggu. Bayangkan nilainya,” ungkap Lesmanan.

Selain itu, beredar informasi melalui media sosial dan percakapan WhatsApp yang menyebut Kepala Desa Muara Batang Angkola, Satria Wira, juga diduga terlibat. Kepala desa tersebut diduga memasok bahan bakar dan logistik ke lokasi tambang, serta menerima uang sebesar Rp30 juta dari dua pelaku penganiayaan agar tutup mulut dan mendukung aktivitas tambang emas ilegal.

Salah satu pesan WhatsApp yang beredar menggunakan bahasa daerah menyatakan: “On do baru bana ita jempol. Onoe ma dpot infonya ma Kong kali Kong dhot pemilik lobang yg bermasalah alias ama zulfa sudah di dan akan diam diam trima duit 30 jt mnrut info dr masyarakat jt gdg muda.” (Artinya: “Ini baru layak diacungi jempol, kita dapat informasi, permainan antara pemilik lubang tambang bermasalah alias ama Zulfa sudah dibungkam dengan uang Rp30 juta, menurut masyarakat Desa Hutagodang Muda. Pelakunya adalah Kepala Desa Muara Batang Angkola.”)

 

Menanggapi tudingan tersebut, Satria Wira membantah keras. Ia mengaku telah dipanggil oleh Kasat Reskrim dan Kapolsek, serta mendapatkan caci maki dan tekanan. “Saya disudutkan oleh akun palsu, seolah-olah saya manusia paling lemah dan serakah. Tapi saya yakin pada jalan Tuhan, semoga kesabaran saya tidak ada batas agar saya tetap menjadi manusia beriman,” ujar Satria.

Lesmanan berharap aparat penegak hukum dan lembaga negara tidak menutup mata atas berbagai praktik ilegal yang merusak hukum dan lingkungan di wilayah mereka. Ia terus menulis dan mempublikasikan temuannya, meski harus menghadapi ancaman dari para pemilik tambang. (Red)

Baca Lainnya

Gerak 08 Soroti Mangkrak Penanganan Laporan Suhari: Hukum Harus Beri Keadilan!

30 Juni 2025 - 23:17 WIB

Gerak 08 Soroti Mandeknya Penanganan Laporan Suhari: Hukum Harus Beri Keadilan!

Mantan Ketua FKDM Gugat Walikota Jakbar, Ada Apa

29 Juni 2025 - 23:57 WIB

Mantan Ketua Fkdm Gugat Walikota Jakbar, Ada Apa

Matahukum Geram, Aktivitas Galian C di Dekat Gerbang Tol Rangkasbitung Tak ada Kapok

29 Juni 2025 - 20:14 WIB

Matahukum Geram, Aktivitas Galian C Di Dekat Gerbang Tol Rangkasbitung Tak Ada Kapok
Trending di Hukum