Teropongistana.com Jakarta – Sorotan tajam mengarah ke Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, setelah PT Nindya Karya diumumkan sebagai pemenang tender proyek rehab total gedung sekolah paket 2 dengan nilai fantastis Rp230,2 miliar.
Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menuding ada dugaan permainan kotor alias “kongkalikong” dalam proses tender yang dilakukan Unit Pengelola Prasarana dan Sarana Pendidikan Provinsi.
“Patut dicurigai ada dugaan kongkalikong antara PT Nindya Karya dengan panitia tender. Kasus ini seharusnya diselidiki oleh Kejati DKI Jakarta,” tegas Uchok Sky, Senin (18/8/2025).
Lebih jauh, Uchok Sky mempertanyakan kelayakan PT Nindya Karya memenangkan proyek tersebut. Menurutnya, perusahaan pelat merah ini memiliki rekam jejak kelam dalam sejumlah kasus korupsi besar.
1. Kasus Dermaga Sabang – PT Nindya Karya terbukti terlibat korupsi pembangunan dermaga dengan potensi kerugian negara mencapai Rp313 miliar.
2. Kasus Jalur Kereta Api Besitang – Langsa – perusahaan ini diduga ikut dalam praktik pengaturan lelang dan pemberian fee kepada pihak-pihak terkait proyek jalur kereta api.
“Dengan catatan hitam seperti ini, sangat tidak pantas PT Nindya Karya diberi kepercayaan mengerjakan proyek pendidikan. Reputasi perusahaan ini sudah tercoreng. Kami mendesak Gubernur Pramono Anung segera membatalkan penunjukan Nindya Karya sebagai pemenang tender,” tambah Uchok Sky.
CBA menilai, bila proyek Rp230,2 miliar ini tetap digarap PT Nindya Karya, maka integritas pemerintahan Pramono Anung akan dipertaruhkan. Publik pun patut bertanya-tanya: ada apa sebenarnya di balik kemenangan Nindya Karya?