Menu

Mode Gelap
Syukurin, 2 Saksi BPN Ungkap Proses Peralihan SHM Charlie Chandra di Batalkan Panji Bangsa Berkibar di Lebak: Kader Muda PKB Ditempa Jadi Prajurit Ideologis Gus Muhaimin Polisi dan Pemda Lebak Diminta Tutup Kembali Galian C di Depan Pintu Tol Mandala PT WPLI Diduga Buang Limbah B3 Sembarangan, Aktivis Desak APH Segera Bertindak Sempat Telan Korban Jiwa, Gubernur dan Bupati Diminta Awasi Aktifitas Galian C di Pintu Tol Mandala Kejagung Harus Usut Atas Transaksi Gas Oil oleh Anak Usaha Patra Niaga Singapore yang tidak dibayar oleh Phoenix

Daerah

Transmigrasi Baru: Force yang Menyalakan Lentera Peradaban


Keterangan foto: Iti Octavia Jayabaya Perbesar

Keterangan foto: Iti Octavia Jayabaya

Teropongistana.com Jakarta – Bersama dua sahabat karib, dari Jakarta kami bertiga menuju ITB di Bandung. Pagi itu, Rabu, 28 Mei 2025, di Aula Barat ITB, kami menghadiri Studium Generale bertajuk “Transmigrasi Baru, Indonesia Maju.” Mengikuti pepatah lama dari kampung halaman, “Hidup jangan sekadar hidup. Hidup harus menciptakan kehidupan.”

Dalam atmosfer historis, Aula Barat ITB, sebuah momentum intelektual terukir. Studium Generale bertajuk “Transmigrasi Baru, Indonesia Maju” menjadi panggung bagi lahirnya gagasan revolusioner tentang transmigrasi yang bukan sekadar pemindahan penduduk, melainkan sebuah force—gaya perubahan sosial dan peradaban.

Iftitah Sulaiman Suryanagara, saya memanggilnya Bang If/COS membuka dengan kalimat yang menggugah: “Transmigrasi adalah force. Bukan hanya pemindahan penduduk, tapi gaya yang mendorong perubahan peradaban bangsa.” Beliau mengutip prinsip dasar fisika: W = F × S (Work = Force × Distance). Transmigrasi Baru adalah gaya tersebut—energi terarah yang mendorong perubahan konkret di kawasan-kawasan baru.

Namun gaya tanpa arah adalah energi yang hilang. Maka diperkenalkanlah Transformasi Transmigrasi yang dijabarkan lebih lanjut melalui 5 program unggulan transmigrasi :

Trans Tuntas – Memberikan kepastian hukum atas tanah dan lahan transmigrasi

Transmigrasi Lokal – Meningkatkan kualitas SDM guna menghapuskan konflik di kawasan transmigrasi

Transmigrasi Patriot – Meningkatkan keberadaan dan peran SDM unggul melalui pendampingan tenaga terdidik dan terampil di kawasan transmigrasi

Trans Karya Nusantara – menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan kesejahteraan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT) berbasis industrialisasi dan hilirisasi

Transmigrasi Gotong Royong – Kolaborasi dan sinergi multisektoral dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi proses pembangunan menuju KETT.

Melengkapi kerangka 5 program unggulan transmigrasi, Bang If/Cos menanamkan kerangka strategis Ends = Ways × Means, Ends: Tujuan mulia bangsa—keadilan sosial, kesejahteraan, kedaulatan, Ways: Strategi dan inovasi sebagai jalan, Means: Sumber daya yang kita miliki—alam, manusia, dan budaya.

“Potensi tanpa gerak hanyalah energi yang membeku,” tegas Bang Iftitah. “Seperti nikel tanpa pabrik, sawit tanpa industri, atau pemuda tanpa aksi.” Video dokumenter yang ditampilkan membentangkan sejarah panjang transmigrasi, dari masa kolonial, Orde Baru, hingga hari ini. Cuplikan Singapura—negara kecil tanpa sumber daya namun maju—menjadi pukulan reflektif.

“Kalau Singapura bisa menciptakan nilai dari keterbatasan, mengapa kita yang berkelimpahan justru diam, Puncaknya, program Trans Patriot diluncurkan—sebuah panggilan aksi untuk generasi muda, “Terjun ke lapangan, bangun riset, ciptakan inovasi, jadilah lentera perubahan.”

Di akhir orasi, Bang Iftitah menggugah, Transmigrasi Baru adalah force. Dan kalian semua—mahasiswa ITB, pemuda bangsa—adalah energi. Pilih: menjadi gaya yang mendorong perubahan, atau menjadi massa yang diam. Masa depan bangsa ada di tangan kita semua. Waktunya bukan besok, tapi sekarang.”

Di aula itu, bukan hanya lampu yang menyala—tapi lentera-lentera kecil di dada generasi muda: lentera peradaban yang siap menyalakan harapan Indonesia

 

“Sangkan hirup ulah saukur hirup. Hirup kudu nyiptakeun kahirupan.” (Pepatah Banten)

Baca Lainnya

Panji Bangsa Berkibar di Lebak: Kader Muda PKB Ditempa Jadi Prajurit Ideologis Gus Muhaimin

13 Juli 2025 - 20:21 WIB

Panji Bangsa Berkibar Di Lebak: Kader Muda Pkb Ditempa Jadi Prajurit Ideologis Gus Muhaimin

Polisi dan Pemda Lebak Diminta Tutup Kembali Galian C di Depan Pintu Tol Mandala

13 Juli 2025 - 16:52 WIB

Polisi Dan Pemda Lebak Diminta Tutup Kembali Galian C Di Depan Pintu Tol Mandala

PT WPLI Diduga Buang Limbah B3 Sembarangan, Aktivis Desak APH Segera Bertindak

12 Juli 2025 - 20:18 WIB

Pt Wpli Diduga Buang Limbah B3 Sembarangan, Aktivis Desak Aph Segera Bertindak
Trending di Daerah