Teropongistana.com Lebak – Langit mendung menaungi Aula Kecamatan Malimping, namun di dalam ruangan itu, semangat kebangsaan dan kewaspadaan berkobar terang. Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Ahmad Fauzi, hadir dan membuka secara langsung Workshop Pemberdayaan Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana yang diselenggarakan oleh Basarnas, Senin (28/07/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam menghadirkan negara di tengah rakyat, bukan hanya saat bencana melanda, tapi justru sebelum itu terjadi saat pengetahuan dan kesiapsiagaan menjadi tameng pertama menyelamatkan nyawa.
Di hadapan para pemuda, tokoh masyarakat, dan warga dari Kecamatan Malimping dan sekitarnya, Ahmad Fauzi menyampaikan orasi kebangsaan yang menggugah. Ia menekankan bahwa Indonesia bukan hanya negeri yang kaya akan budaya dan alam, tetapi juga negeri yang hidup berdampingan dengan risiko bencana.
“Indonesia berada di atas tiga lempeng aktif: Australia, Eurasia, dan Samudra Pasifik. Kita hidup di atas jalur gempa, di antara pegunungan, di sepanjang garis pantai, dan dikelilingi oleh gunung-gunung berapi. Ini bukan untuk ditakuti, tapi untuk disikapi dengan ilmu dan kesiapan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ahmad Fauzi mengingatkan bahwa menurut data UNESCO, Indonesia menempati peringkat ketujuh negara paling rawan bencana di dunia. Dalam konteks ini, wilayah Banten, khususnya Kabupaten Lebak yang terdiri dari perbukitan, pegunungan, dan wilayah pesisir, berada tepat di zona rawan. Dengan posisi geografis yang bersinggungan langsung dengan zona subduksi lempeng dan lintasan cincin api Pasifik, potensi gempa bumi, tanah longsor, tsunami, hingga letusan gunung berapi menjadi ancaman nyata yang tak bisa dianggap remeh.
Namun, di tengah potensi besar itu, Ahmad Fauzi tidak bicara soal ketakutan. Ia bicara soal kekuatan, kesadaran, dan ketangguhan rakyat. Baginya, edukasi yang masif kepada masyarakat adalah kunci. Ia menyerukan agar seluruh pihak, mulai dari pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, hingga masyarakat sipil, bersinergi dalam satu visi besar: membangun ketahanan bencana berbasis masyarakat.
“Kesiapsiagaan bukan dimulai saat sirine berbunyi. Ia dimulai dari ruang-ruang keluarga, dari ruang kelas, dari forum pemuda, dan dari kegiatan seperti hari ini,” ujar politisi PKB yang dikenal vokal membela kepentingan rakyat di dapil Banten 1 ini.
Kegiatan ini disambut antusias oleh peserta, yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat, khususnya kalangan muda. Salah satu peserta, Nasrullah, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat.
“Kami jadi lebih paham bagaimana bersikap sebelum, saat, dan setelah bencana. Ini ilmu yang menyelamatkan,” tuturnya dengan semangat.
Kehadiran Ahmad Fauzi dalam kegiatan ini tidak hanya memberi pesan bahwa negara hadir, tetapi juga menegaskan bahwa kepedulian tidak hanya datang saat tangis dan puing, tapi juga saat masyarakat masih berdiri tegak dan ingin belajar menjadi kuat.
Dari Malimping, Fauzi menggugah bangsa: Jangan hanya jadi korban, jadilah bagian dari barisan penyelamat. Karena menyelamatkan manusia hari ini, adalah menyelamatkan masa depan Indonesia.