Teropongistana.com Muara Enim – Sefto Jepersen, Ketua DPC Gerak Nusantara Kabupaten Muara Enim, menyoroti kondisi sumur-sumur minyak milik Pertamina yang tidak lagi dikelola di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa kecil yang dikelilingi perkebunan karet ini memiliki sejarah panjang sebagai penghasil minyak, namun kini banyak sumur tua terbengkalai.
Menurut Sefto, fenomena ini tidak hanya menjadi pemandangan yang memprihatinkan, tetapi juga menyimpan potensi besar jika dikelola dengan tepat, <span;>Muara Enim, 6 Agustus 2025.
“Sumur-sumur ini dulunya produktif dan menjadi sumber penghidupan warga. Sayangnya, sekarang banyak yang terbengkalai. Kalau ada investasi dan teknologi yang tepat, saya yakin desa ini bisa kembali hidup dari sektor migas,” ujarnya.
Warga setempat, yang sebagian besar tumbuh dan besar di desa ini, mengaku masih mengingat kejayaan masa lalu. Salah satu warga menceritakan pengalamannya menjelajahi sumur minyak terbesar di desa, menemukan pipa-pipa berkarat dan peralatan tak terpakai—seperti berada di kota yang telah ditinggalkan.
Berdasarkan informasi dari warga senior, Pertamina menghentikan pengelolaan karena dianggap tidak lagi ekonomis. Namun, mereka meyakini masih ada cadangan minyak yang bisa dioptimalkan jika ada kemauan dan dukungan modal.
Sefto menegaskan, pihaknya akan mendorong adanya kajian ulang dan membuka peluang kerja sama bagi pihak swasta maupun pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali sumur-sumur tersebut.
“Ini bukan hanya soal minyak, tapi soal sejarah, identitas, dan masa depan ekonomi desa. Kita harus pikirkan bagaimana aset berharga ini tidak hanya menjadi kenangan,” tambahnya.
Warga berharap, upaya ini kelak dapat mengembalikan kejayaan Desa Tanjung Menang sebagai penghasil minyak sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.