Teropongistana.com Tapanuli Selatan – Warga Kelurahan Dolok Tapalan, Kecamatan Angkola Selatan, menyatakan keberatan atas tindakan seorang oknum berinisial LH yang diduga memperalat anak-anak di bawah umur untuk membantah pemberitaan terkait dugaan ketidaksesuaian pekerjaan proyek jalan di daerah mereka.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak anak-anak diminta untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak kelurahan dan pejabat terkait, seolah-olah menyatakan tidak ada masalah dalam pembangunan proyek tersebut. Warga menilai tindakan itu adalah bentuk manipulasi fakta yang tidak mencerminkan suara asli masyarakat, 25 Agustus 2025.
“Anak-anak kami tidak tahu apa-apa, jangan peralat mereka. Pernyataan tertulis maupun video yang dibuat jelas bukan suara anak-anak maupun warga Dolok Tapalan. Itu murni rekayasa,” tegas salah satu perwakilan warga.
Masyarakat Dolok Tapalan menilai proyek rabat beton yang tengah dikerjakan diduga tidak sesuai dengan standar teknis, baik dari segi kedalaman, kualitas campuran semen, maupun penggunaan pasir. Warga sebelumnya telah menyampaikan keluhan, namun justru dibantah melalui rekaman video yang melibatkan anak-anak.
Lebih lanjut, warga meminta pihak pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, DPRD, Camat, hingga Lurah untuk segera turun tangan melakukan investigasi terhadap dugaan penyelewengan tersebut. Mereka juga mendesak Inspektorat dan aparat penegak hukum agar memanggil kepala desa maupun pihak terkait bila terbukti terjadi penyalahgunaan dana proyek tangkap dan jebloskan.
“Kami warga Dolok Tapalan merasa keberatan. Jangan manipulasi data dan jangan libatkan anak-anak kami. Bila ada dugaan korupsi, kami minta segera ditindak agar uang rakyat tidak disalahgunakan,” tambah warga dalam pernyataan sikap bersama.
Warga juga menolak klaim LH yang mengaku sebagai pekerja proyek jalan. Menurut mereka, sejak awal pekerjaan dimulai hingga kini, sosok tersebut tidak pernah terlihat ikut bekerja di lapangan. Kehadiran LH yang tiba-tiba membantah keluhan warga justru menimbulkan pertanyaan besar.
Kasus ini masih menunggu respons resmi dari pemerintah setempat dan pihak berwenang terkait dugaan penyelewengan pembangunan jalan yang dikeluhkan masyarakat.