Menu

Mode Gelap
Mafia Tanah di Tangerang Dibekuk Polisi, Begini kata Ketua DPP IMM Bentuk Cinta ke Ulama, Kapolda Banten Hadiri Acara Walimatussafar di Serang Kritik Ace Hasan Soal Pendidikan Militer untuk Anak, Aktivis AMPGI: Lihat Dulu Prestasi di Banten! Ditreskrimum Polda Banten Tindaklanjuti Kasus Persetubuhan Anak yang Viral Isu Reshuffle: Bahlil Lahadalia Dinilai Jadi Beban Berat Presiden Prabowo, Bersama Dua Menteri Lain Sikat, Polda Banten Berhasil Ringkus Charlie Chandra Pelaku Pemalsuan Surat Tanah di Tangerang

Nasional

Takabur ..!! Banyak Liyalis Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

 Keterangan Foto: Presidenn Jokowi bersama pengusaha Aguan yang sering di sebut naga 9. Perbesar

Keterangan Foto: Presidenn Jokowi bersama pengusaha Aguan yang sering di sebut naga 9.

Teropongistana.com Jakarta – JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket.

Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen.
Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya.

Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya.

Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai.

Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat.

Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar.

Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi.

Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box.

Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat.

Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan.

Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah <span;>out of the box<span;>. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun.

Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan.

Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi.

Ketika anda tulis “Adili Jokowi” di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan “Adili Jokowi”. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi?

Teriakan “Adili Jokowi” kalah kuat gaungnya dengan teriakan “Hidup Jokowi”. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian.

“Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan”. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang.

Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik.

Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama.

Isu “Adili Jokowi” tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu.

Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of .  Tagar “Adili Jokowi” bisa.

Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos “Adili Jokowi”. Demo “Adili Jokowi” lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya.

Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili.

Baca Lainnya

Kehadiran Cak Imin di Pelantikan Paus Leo Langkah Tepat Presiden Prabowo

20 Mei 2025 - 12:35 WIB

Kerapatan Indonesia Tanah Air (Kita) Menyampaikan Apresiasi Yang Tinggi Atas Kehadiran Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pmri) Sekaligus Ketua Umum Pkb, H. A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Dalam Pelantikan Paus Leo Xxiv Di Vatikan. Kehadiran Tokoh Penting Dari Indonesia Dalam Momentum Bersejarah Umat Katolik Tersebut Bukan Hanya Mencerminkan Hubungan Diplomatik Yang Hangat Antara Indonesia Dan Takhta Suci Vatikan, Tetapi Juga Memperlihatkan Kesungguhan Indonesia Sebagai Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim Dalam Menjunjung Tinggi Nilai Toleransi Dan Kebersamaan Antarumat Beragama. Taufik Rahzen, Budayawan Nasional Dan Ketua Majelis Hikmah Kita, Menilai Langkah Cak Imin Ini Sebagai Bagian Dari Diplomasi Kebudayaan Indonesia. “Kehadiran Menko Pm Bukan Sekadar Simbol Politik, Tetapi Lebih Dalam Sebagai Representasi Spiritualitas Indonesia Yang Terbuka Terhadap Keberagaman Global,” Ujarnya Saat Dihubungi Wartawan, Selasa (20/4). Menurut Taufik, Vatikan Bukan Sekadar Tempat Upacara Keagamaan, Melainkan Juga Ruang Dialog Transnasional Bagi Nilai-Nilai Kemanusiaan. “Indonesia Dengan Wajah Islam Nusantaranya Menunjukkan Kehadiran Yang Tidak Defensif, Tapi Proaktif Dalam Membangun Jembatan Antariman,” Tambahnya. Sementara Itu, Handi Jatna, Tokoh Lintas Iman Dari Banten Yang Juga Anggota Majelis Hikmah Kita, Turut Memberikan Apresiasi Terhadap Kehadiran Cak Imin. Menurutnya, Ini Menunjukkan Bahwa Indonesia Telah Sampai Pada Tahap Kematangan Politik Dan Kebangsaan Yang Inklusif. “Cak Imin Adalah Tokoh Muda, Lahir Dari Tradisi Nahdlatul Ulama, Memimpin Partai Besar, Dan Kini Dipercaya Sebagai Menko Pm. Beliau Memahami Pentingnya Relasi Lintas Iman Dalam Menjaga Harmoni Bangsa. Saya Melihat Ini Sebagai Langkah Tepat Dari Presiden Prabowo,” Kata Handi. Lebih Lanjut, Handi Meyakini Bahwa Kehadiran Pejabat Tinggi Indonesia Dalam Forum Keagamaan Global Akan Memperkuat Posisi Indonesia Sebagai Contoh Negara Demokrasi Yang Damai, Toleran, Dan Religius. “Ini Bukan Hanya Diplomasi Politik, Tetapi Juga Diplomasi Batin,” Tuturnya. Kita Menilai Bahwa Langkah Ini Selaras Dengan Misi Kebangsaan Yang Terus Diperjuangkan: Membangun Indonesia Yang Damai, Inklusif, Dan Bermartabat Di Tengah Keberagaman. Kehadiran Pemerintah Dalam Ruang Keagamaan Lintas Iman Adalah Bentuk Nyata Dari Keberpihakan Pada Nilai Kemanusiaan Universal. Kita Sebagai Gerakan Kebangsaan Berbasis Kerakyatan Menegaskan Pentingnya Harmoni Dalam Kehidupan Beragama Sebagai Fondasi Persatuan Nasional. Dalam Konteks Globalisasi Dan Meningkatnya Ekstremisme, Simbol-Simbol Seperti Ini Menjadi Penting Untuk Memperkuat Narasi Perdamaian. Untuk Diketahui Kerapatan Indonesia Tanah Air (Kita) Adalah Organisasi Kemasyarakatan Yang Beranggotakan Tokoh-Tokoh Lintas Agama, Etnis, Dan Profesi. Kita Hadir Untuk Memperkuat Nilai-Nilai Kebangsaan, Spiritualitas Publik, Serta Memperjuangkan Keadilan Sosial Melalui Pendekatan Dialogis Dan Kultural. Saat Ini, Kita Dipimpin Oleh Kh. Maman Imanulhaq Sebagai Ketua Umum. Beliau Dikenal Sebagai Tokoh Nahdlatul Ulama Yang Aktif Di Parlemen Serta Konsisten Dalam Isu-Isu Kemanusiaan, Kebangsaan, Dan Keagamaan. Di Bawah Kepemimpinannya, Kita Menjadi Ruang Bertemunya Suara-Suara Arif Lintas Golongan Demi Indonesia Yang Lebih Adil Dan Bermartabat.

Pilihan Bijak Aepdinlan: Salurkan Sedekah Lewat BAZNAS RI

19 Mei 2025 - 17:00 WIB

Pilihan Bijak Aepdinlan: Salurkan Sedekah Lewat Baznas Ri

Legislator PKB Kritik Pembangunan Masjid Megah, Namun Minim Fasilitas Ramah Disabilitas

18 Mei 2025 - 17:38 WIB

Legislator Pkb Kritik Pembangunan Masjid Megah, Namun Minim Fasilitas Ramah Disabilitas
Trending di Nasional