Menu

Mode Gelap
Jaga Silaturahmi dan Perkuat Ekonomi Lokal, Pemuda di Graha Walantaka Wujudkan Kekompakan Ketua Umum GERAK 08 Revitriyoso Husodo: Pemuda Harus Jadi Motor Kemajuan Olahraga Nasional Sukabumi Kereen, Babak Baru Pengelolaan Sampah Menuju Indonesia Terang Segera Periksa Anggota DPR RI AA dalam Kasus Penculikan Pedagang di Pekalongan Korupsi Rp300 Juta, Kejari Pandeglang Tetapkan 3 Tersangka di Kasus Kredit Fiktif Bank BUMN Gerak 08 Sumsel Komitmen Dukung Presiden Prabowo Sikat Korupsi di Indonesia

Nasional

Ancaman Menteri ESDM ke PTBA Soal Proyek DME Tuai Kritik: “Pencitraan Di Atas Segalanya”


Keterangan Foto : (Red) Perbesar

Keterangan Foto : (Red)

Teropongistana.com Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melontarkan peringatan keras kepada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terkait lambatnya realisasi proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Dalam keterangannya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (8/5), Bahlil menyebut bahwa pemerintah akan mempertimbangkan pencabutan sebagian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) milik PTBA jika perusahaan pelat merah itu tak kunjung menjalankan penugasan dari pemerintah, 13 Mei 2025.

“Nanti kita akan kasih tugas. Kalau tidak kasih tugas, kita ambil sebagian wilayahnya,” ujar Bahlil.

Pernyataan tersebut sontak memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto. Melalui akun media sosialnya di X (@giginpraginanto), Gigin menilai sikap Bahlil sebagai bentuk kecenderungan kekuasaan yang lebih mementingkan pencitraan ketimbang rasionalitas kebijakan dan efisiensi ekonomi.

“Bagi Bahlil, rugi tak masalah karena yang menanggung rakyat,” cuit Gigin pada Sabtu (10/5). Ia juga menilai langkah Bahlil sebagai pemaksaan proyek besar yang berisiko menimbulkan kerugian negara. “Seperti penguasa pada umumnya, pencitraan di atas segalanya!” tegasnya.

Diketahui, proyek DME merupakan salah satu program strategis pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor LPG. Namun, hingga kini proyek tersebut belum menunjukkan kemajuan signifikan. Sementara itu, PTBA dikabarkan mulai mempertimbangkan alternatif proyek hilirisasi lain seperti synthetic natural gas (SNG), artificial graphite, anoda sheet, dan asam humat, yang dinilai lebih feasible secara bisnis.

Polemik ini membuka kembali diskusi soal peran pemerintah dalam mendorong proyek strategis nasional: sejauh mana intervensi dibutuhkan, dan di titik mana keputusan bisnis harus dihormati.

Baca Lainnya

Anggaran Rp 10 Miliar Untuk Penguatan Puluhan Koperasi di Lebak Diduga Fiktif

6 Oktober 2025 - 16:06 WIB

Anggaran Rp 10 Miliar Untuk Penguatan Puluhan Koperasi Di Lebak Diduga Fiktif

Peringati Bulan Bahasa dan Satra Indonesia 2025, Forhati Gelar Loba Nasional

6 Oktober 2025 - 14:15 WIB

Peringati Bulan Bahasa Dan Satra Indonesia 2025, Forhati Gelar Loba Nasional

GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak

5 Oktober 2025 - 17:51 WIB

Gmni Jaksel Desak Prabowo: Tni Kembali Ke Barak
Trending di Nasional