Menu

Mode Gelap
Lurah Tapian Nauli Ucapkan Selamat kepada Kedua Mempelai dalam Resepsi Syukuran Pernikahan Pimpinan DPRD Banten Komitmen Anggaran Dukung Program Sekolah Gratis Ahmad Fauzi Dorong Sinkronisasi Program PUPR dengan Visi Ketahanan Pangan Presiden Menparekraf Teuku Riefky Usulkan Tambahan Anggaran Rp 2,34 Triliun untuk 2026 Kuasa Hukum Li Sam Ronyu Kecewa, Penyidik Polres Tangerang Kembali Mangkir di Sidang Praperadilan Penyidik Pendam Laporan Dosen Unimed Atas Penipuan dan Penggelapan Hipnoterapis Sabrina Irine Sudah 4 Tahun

Nasional

Ancaman Menteri ESDM ke PTBA Soal Proyek DME Tuai Kritik: “Pencitraan Di Atas Segalanya”


Keterangan Foto : (Red) Perbesar

Keterangan Foto : (Red)

Teropongistana.com Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melontarkan peringatan keras kepada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terkait lambatnya realisasi proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Dalam keterangannya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (8/5), Bahlil menyebut bahwa pemerintah akan mempertimbangkan pencabutan sebagian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) milik PTBA jika perusahaan pelat merah itu tak kunjung menjalankan penugasan dari pemerintah, 13 Mei 2025.

“Nanti kita akan kasih tugas. Kalau tidak kasih tugas, kita ambil sebagian wilayahnya,” ujar Bahlil.

Pernyataan tersebut sontak memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto. Melalui akun media sosialnya di X (@giginpraginanto), Gigin menilai sikap Bahlil sebagai bentuk kecenderungan kekuasaan yang lebih mementingkan pencitraan ketimbang rasionalitas kebijakan dan efisiensi ekonomi.

“Bagi Bahlil, rugi tak masalah karena yang menanggung rakyat,” cuit Gigin pada Sabtu (10/5). Ia juga menilai langkah Bahlil sebagai pemaksaan proyek besar yang berisiko menimbulkan kerugian negara. “Seperti penguasa pada umumnya, pencitraan di atas segalanya!” tegasnya.

Diketahui, proyek DME merupakan salah satu program strategis pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor LPG. Namun, hingga kini proyek tersebut belum menunjukkan kemajuan signifikan. Sementara itu, PTBA dikabarkan mulai mempertimbangkan alternatif proyek hilirisasi lain seperti synthetic natural gas (SNG), artificial graphite, anoda sheet, dan asam humat, yang dinilai lebih feasible secara bisnis.

Polemik ini membuka kembali diskusi soal peran pemerintah dalam mendorong proyek strategis nasional: sejauh mana intervensi dibutuhkan, dan di titik mana keputusan bisnis harus dihormati.

Baca Lainnya

Dody Hanggodo Ajukan Anggaran Fantastis Rp139,74 Triliun untuk 2026

9 Juli 2025 - 17:26 WIB

Dody Hanggodo Ajukan Anggaran Fantastis Rp139,74 Triliun Untuk 2026

Jalan Rusak ke Baduy Disorot Anggota DPR RI Fraksi Gerindra

3 Juli 2025 - 22:43 WIB

Jalan Rusak Ke Baduy Disorot Anggota Dpr Ri Fraksi Gerindra

Presiden Prabowo Umrah Bersama Menag Nasaruddin Umar, Doakan Keberkahan untuk Bangsa Indonesia

3 Juli 2025 - 11:19 WIB

Presiden Prabowo Umrah Bersama Menag Nasaruddin Umar, Doakan Keberkahan Untuk Bangsa Indonesia
Trending di Nasional