Teropongistana.com Jakarta – Matahukum meminta Plt Menteri BUMN Dony Oskaria untuk mengedepankan independensi dalam proses seleksi jabatan pada direksi Perum Perhutani. Matahukum berharap sosok yang mengisi jabatan direksi Perum Perhutani harus dari kalangan yang bersih dan tak terafiliasi pihak manapun.
“Yang pertama saya berharap direksi Perum Perhutani harus independen. Semoga tidak boleh ada langkah-langkah politik, intervensi-intervensi politik, lobi-lobi politik untuk kepentingan pemilihan Dirut Bank Jabar,” kata Sekjen Matahukum Mukhsin Nasir lewat pernyataanya yang diterima redaksi, Kamis (25/9/2025)
Selain itu, pria yang kerap disapa Daeng tersebut meminta Menteri BUMN agar mencari sosok dirut yang mampu melakukan strukurisasi sumber daya manusia. Sebab, kata Daeng, Presiden Prabowo sangat menginginkan sumber daya manusia (SDM), sementara yang dianggap tidak mumpuni di Perum Perhutani harus berani dikeluarkan sebagai upaya kredibilitas BUMN.
“Pegawainya jangan numpuk, Ini adalah bagian apalagi pegawai-pegawai yang mohon maaf tanda kutip katanya karena anak pejabat jadi pegawai BUMN. Enggak boleh lagi BUMN itu bukan sekretariat daerah,” ucap Daeng yang sangat prihatin dengan kondisi BUMN di Indonesia.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad saat menerima audiensi Konsorsium Perbaruan Agraria (KPA), meminta Plt Menteri BUMN Dony Oskaria segera menunjuk direksi Perum Perhutani. Untuk menyelesaikan berbagai polemik reforma agraria.
“Kami cek tadi bahwa direksi Perhutani sampai dengan sekarang masih kosong. Kira-kira kapan itu mau diisi? Kira-kira kapan pak? Supaya masalah-masalah ini bisa kita tanggulangi,” kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Dony langsung menjawab, paling lambat Senin (29/9/2025), sudah ada Direktur Utama Perum Perhutani.
“Minggu depan. Senin, kami selesaikan (soal) direksi Perhutani,” ucap Dony Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Sebagai informasi, saat ini, posisi Dirut Perhutani masih diisi Plt Dirut sekaligus Direktur Operasi Perhutani, Natalas Anis Harjano.