Menu

Mode Gelap
CBA: Kenaikan PBB Timbulkan Gejolak, Menteri Keuangan dan Mendagri Layak Mundur PT Nindya Karya Bermasalah Menang Tender Rp230,2 Miliar Proyek Rehab Gedung Sekolah, CBA: Kejati DKI Harus Selidiki Ridwan Hisyam Blak-blakan Soal Golkar, Munaslub, dan Dukungan Politik Dirut KAI Bobby Rasyidin Minta Jadwal Ulang Pemeriksaan KPK Ketahanan Nasional Desa Cibalok: Proyek Sosial Penaburan 100.000 Benih Ikan di Sungai Cibalok Kecolongan PBB 250% di Pati: Pengamat Minta Presiden Copot Sri Mulyani dan Tito Karnavian dari Jabatanya

Opini

Muhammadiyah Rayakan Idul Fitri 1444 H Lebih Dulu, Simak Penjelasannya


Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri 1444 H terlebih dahulu. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H,(Jumat, 7/4/2023) Perbesar

Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri 1444 H terlebih dahulu. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H,(Jumat, 7/4/2023)

Teropongistana.com, Yogyakarta –Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri 1444 H terlebih dahulu. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H, pada Jumat 21 April 2023.

Kemungkinan Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri terlebih dahulu, seperti diungkapkan Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti.

Dalam Konferensi Pers di kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta, Muhammad Sayuti menjelaskan, awal Syawal atau Idul Fitri yang ditetapkan Muhammadiyah dengan pemerintah kemungkinan berbeda.

 

Baca Juga : Arahan Kemendagri Pada Musrenbang RKPD DIY 2024,Cek Faktanya

 

Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudul hilal, sementara pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat,” jelasnya dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan.

Umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan. Karena perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru.

Haedar mengharapkan dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan penghargaan dan kearifan atas perbedaan.

 

Ini Juga : Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi Puji Layanan Disdukcapil Kota Bandung

 

“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nadi perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai,” Imbuhnya.

Sementara itu, Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menjelaskan perbedaan ini ada beberapa hal. “Hal ini disebabkan karena pada saat maghrib 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS,” jelasnya dikutip dari brin.go.id.

“Namun di sisi lain, sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Jadi, ada potensi perbedaan, yaitu versi 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat maka 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023, sedangkan versi wujudl hilal, 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023,” urainya.(Hendro Prayogi)

Baca Lainnya

Politisi Pengangguran Jadi Ketua Dewas PAM Jaya, CBA Sebut Balas Jasa

5 Agustus 2025 - 17:59 WIB

Politisi Pengangguran Jadi Ketua Dewas Pam Jaya, Cba Sebut Balas Jasa

Jerry Masie Ungkap One Piece Bagian Makar

4 Agustus 2025 - 22:23 WIB

Jerry Masie Ungkap One Piece Bagian Makar

Keputusan Presiden Prabowo Soal Amnesti dan Abolisi: Jadi Ancaman Ketua KPK dan Jaksa Agung

1 Agustus 2025 - 11:35 WIB

Keputusan Presiden Prabowo Soal Amnesti Dan Abolisi: Jadi Ancaman Ketua Kpk Dan Jaksa Agung
Trending di Opini