Menu

Mode Gelap
Ikatan Keluarga Besar Pemuda Tegal Bersatu Apresiasi Respons Cepat Sufmi Dasco Soal Rehabilitasi Dua Guru di SMA 1 Luwu Utara Arif Rahman Kembangkan Sentra Emping Pandeglang: Produk Lokal Kita Harus Mendunia Kemenag Inisiasi Forum Akademik Internasional Terkait Gaza dan Perdamaian Dunia Diduga Tak Miliki Izin, PT SGT di Jawilan Bodong dan Berbahaya Gerak 08 Banten Desak Satgas PKH Sikat Habis Tambang Ilegal di Indonesia Perusahaan Tambang Merasa Dipersulit, MinerbaOne Error dan Revisi RKAB

Opini

Pemuda KEPAL Unjuk Rasa Tuntut BUMN Selesaikan HGU PTPN VIII


Keterangan foto : Pemuda KEPAL tuntut BUMN Selesaikan HGU PTPN VIII, (Kamis, 24/8/2023) Perbesar

Keterangan foto : Pemuda KEPAL tuntut BUMN Selesaikan HGU PTPN VIII, (Kamis, 24/8/2023)

TeropongIstana.com, Jakarta | Di tengah langit cerah kota Jakarta, adegan yang tak terlupakan terjadi ketika KELOMPOK PEMUDA AKSI LINGKUNGAN (KEPAL) melancarkan aksi unjuk rasa yang dramatis di depan pintu masuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dengan tampilan yang tak biasa, para peserta aksi menuliskan singkatan “HGU” dengan warna merah di dada mereka, sementara lakban menutup mulut mereka, mengirim pesan jelas bahwa suara mereka telah lama diabaikan.

Pemandangan unik ini tidak hanya mengundang rasa ingin tahu, tetapi juga menimbulkan perasaan dramatis di tengah kerumunan. Spanduk besar yang terbentang di atas kepala mereka membawa kata-kata yang memotret kemarahan: “BUMN Bobrok, HGU PTPN VIII Bodong.” Kata-kata itu melambangkan rasa frustrasi yang telah terakumulasi dalam waktu yang lama.

Pemuda Kepal Unjuk Rasa Tuntut Bumn Selesaikan Hgu Ptpn Viii

Baca Juga : Hindari Penyalahgunaan Obat, Kejari Jakbar Musnahkan Narkoba

Suara lantang koordinator aksi, Riki Abrag, membelah keheningan yang membungkus area tersebut. Dengan penuh semangat, dia menyampaikan tuntutan-tuntutan yang meletus dari hati mereka:

“Transparansi Tuntas Surat Izin Hak Guna Usaha (HGU) PTPN VIII”, Dalam orasinya, Abrag menegaskan pentingnya transparansi dalam pengelolaan perizinan hak guna usaha PTPN VIII. “Publik berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan tanah-tanah kami, dengan masa depan alam kami,” ujarnya dengan mata yang memancarkan tekad.

**Kehendak untuk Kejernihan, Pencopotan Direktur PTPN VIII:** Dalam tuntutan berani, para peserta aksi meminta agar Bernardus Didik Prasetyo dicopot dari jabatannya sebagai direktur PTPN VIII. “Pemimpin yang tidak memenuhi harapan tidak layak memimpin,” kata Abrag dengan suara yang menggetarkan.

**Erick Thohir, Panggilan Hati untuk Evaluasi:** Sorakan dari kerumunan semakin menggema saat Abrag menyerukan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk secara pribadi mengevaluasi PTPN VIII yang berlokasi di Cisalak Baru, Rangkas Bitung. “Kami percaya Bapak memiliki kemampuan untuk melihat kebenaran, untuk melihat kekacauan yang tersembunyi di balik kata-kata resmi,” teriaknya, memanggil hati Thohir.

Ini Juga : Walikota Tanjung Balai Minta Segera Buat Perda Terkait Penyalahgunaan Lem

**Ancaman Aksi Massa Lebih Besar:** Aksi unjuk rasa ini tidak hanya sekadar protes. Abrag memberikan peringatan keras, “Kami beri Anda waktu satu minggu, satu minggu untuk mendengarkan suara kami. Jika bisu tetap menjadi bahasa yang Anda pilih, kami akan berbicara lagi, tapi kali ini dengan suara yang lebih besar. Suara rakyat yang tak lagi bisa diabaikan.”

Aksi teatrikal ini memancarkan semangat perubahan, mengejutkan dengan dramatisasi visual yang menggugah emosi. Seperti dalam pementasan panggung besar, KEPAL telah menyampaikan pesan mereka dengan suara yang sulit diabaikan, menjadikan tuntutan mereka sebagai sorotan perbincangan di seluruh negeri.

Editor : (Deni/red) 

Baca Lainnya

Mengubur Reformasi dengan Gelar Kepahlawanan

13 November 2025 - 13:47 WIB

Mengubur Reformasi Dengan Gelar Kepahlawanan

Pahlawan Sejati: Keteladanan Pemimpin Muda Harapan Bangsa

10 November 2025 - 12:23 WIB

Pahlawan Sejati: Keteladanan Pemimpin Muda Harapan Bangsa

Ayep Zaki Bangsa Besar Bukan Hanya Mengenang Perjuangan

29 Oktober 2025 - 13:08 WIB

Sumpah Pemuda: Momentum Kebangkitan Kolektif Tanggal 28 Oktober Selalu Mengingatkan Bangsa Ini Pada Ikrar Sakral Para Pemuda Tahun 1928: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa—Indonesia. Sumpah Pemuda Bukan Sekadar Peristiwa Historis, Tetapi Energi Moral Untuk Terus Memperjuangkan Kemandirian Bangsa. Dulu Perjuangan Dilakukan Dengan Bambu Runcing Dan Pena, Kini Perjuangan Itu Menuntut Transformasi Ekonomi, Kemandirian Finansial, Dan Keadilan Sosial. Spirit Sumpah Pemuda Hari Ini Harus Diterjemahkan Ke Dalam Gerakan Ekonomi Umat Yang Kuat Dan Berkelanjutan. Salah Satu Instrumen Strategis Yang Sesuai Dengan Nilai Keikhlasan, Gotong Royong, Dan Keadilan Sosial Adalah Wakaf Uang. *Wakaf Uang: Instrumen Kemandirian Ekonomi Umat* Wakaf Uang Bukan Sekadar Ibadah Sosial, Melainkan _Financial Instrument_ Yang Mampu Menciptakan Keberlanjutan Ekonomi Berbasis Nilai. Dengan Regulasi Yang Jelas Melalui Uu No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pp No. 42 Tahun 2006, Dan Dukungan Peraturan Bwi Dan Dsn-Mui, Wakaf Uang Kini Bisa Dikelola Secara Profesional, Transparan, Dan Produktif. Setiap Rupiah Wakaf Uang Memiliki Kekuatan Mengganda: Abadi Dalam Nilai, Produktif Dalam Manfaat. Ketika Dikelola Dengan Prinsip Wakaf Produktif, Dana Ini Dapat Diinvestasikan Ke Instrumen Syariah Seperti Sukuk Negara, Sukuk Korporasi, Cwls (Cash Waqf Linked Sukuk), Cwld (Cash Waqf Linked Deposit), Atau Sektor Riil Yang Menumbuhkan Pelaku Usaha Mikro. Keuntungan Hasil Pengelolaan Disalurkan Kembali Untuk Pemberdayaan Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Dan Umk Tanpa Mengurangi Pokoknya. *Dari Idealisme Pemuda Ke Gerakan Ekonomi* Pemuda Hari Ini Tidak Hanya Ditantang Untuk Bersumpah Tentang Identitas, Tetapi Juga Untuk Berikrar Atas Kemandirian Ekonomi Bangsanya Sendiri. Melalui Gerakan Wakaf Uang, Pemuda Dapat Berperan Sebagai Penggerak Transformasi Finansial Yang Berlandaskan Nilai Spiritual. Bayangkan Jika Satu Juta Pemuda Indonesia Mewakafkan Rp100.000 Saja Setiap Bulan. Maka Akan Terkumpul Dana Abadi Rp100 Miliar Per Bulan—Sebuah Dana Kedaulatan Ekonomi Umat Yang Dapat Menghidupi Ribuan Umk Melalui Skema Qardhul Hasan, Membantu Pesantren, Membantu Kaum Dhu'Afa, Dan Memperkuat Ketahanan Sosial Masyarakat. Inilah Bentuk Baru “Sumpah Pemuda Ekonomi”: Satu Visi Kesejahteraan, Satu Semangat Kemandirian, Satu Aksi Wakaf Produktif. *Menanam Abadi, Menuai Berkah Tanpa Henti* Dalam Konsep Ekonomi Wakaf, _Giving Never Ends_. Nilai Kebaikan Terus Berputar, Menciptakan Rantai Keberkahan Yang Tidak Terputus. Wakaf Uang Adalah Jihad Ekonomi Yang Menjadikan Setiap Pemuda Bukan Sekadar Konsumen Global, Tetapi Produsen Kebaikan. Momentum Hari Sumpah Pemuda Harus Menjadi Titik Balik Untuk Mengubah Paradigma: Dari _Charity-Based Movement_ Menuju _Investment-Based Philanthropy_. Gerakan Ini Bukan Sekadar Berbagi, Tapi Membangun Sistem Ekonomi Yang Berkeadilan Dan Berkelanjutan. *Wakaf Uang* Adalah Jembatan Antara Iman Dan Pembangunan, Antara Spiritualitas Dan Kemandirian Nasional. Jika Sumpah Pemuda 1928 Melahirkan Indonesia Merdeka, Maka Sumpah Pemuda Ekonomi Melalui Wakaf Uang Akan Melahirkan Indonesia Berdaulat Dan Makmur. “Bangsa Yang Besar Bukan Hanya Yang Mengenang Perjuangan, Tetapi Yang Melanjutkan Perjuangan Dengan Cara Yang Relevan Di Zamannya.”
Trending di Opini