Menu

Mode Gelap
Dugaan Bobol Data Nasabah Untuk Kredit Fiktif, PT Mega Central Finance Dilaporkan Ke Menteri Purbaya Jampidsus Dilaporkan ke Presiden, Diduga Salahgunakan Wewenang Selaku Ketua Satgas PKH Komrad 98 Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Diduga Halangi Tugas Jurnalistik, Matahukum Minta JamWas Tegur Petugas dan Oknum TNI di Kejari Lebak Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem, Arif Rahman, menegaskan pentingnya memperkuat landasan hukum Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Kasusnya Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Ilegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Institusi Intelijen

Politik

Direktur Eksekutif P3S Soroti Narasi DPR dan Tunjangan Rp50 Juta


Foto (red). Perbesar

Foto (red).

Teropongistana.com Jakarta — Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai Gerindra cepat merespons tuntutan massa aksi terkait polemik tunjangan Rp50 juta bagi anggota DPR. Ia mengapresiasi pernyataan Wakil Ketua DPR, Prof. Sufmi Dasco Ahmad, yang menegaskan bahwa tunjangan tersebut hanya berlaku hingga Oktober 2025.

“Pernyataan Dasco mencerminkan keberpihakan pada kaum marjinal. Saya kira Prabowo pun demikian, peka terhadap kondisi lapangan. Apalagi rakyat saat ini tengah dalam keterpurukan akibat ekonomi yang karut-marut,” ujar Jerry, Kamis (28/8).

Namun, Jerry mengkritik keras pernyataan anggota DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, yang mengusulkan DPR dibubarkan orang tolol sedunia. Ia menyebut narasi tersebut tidak logis dan berbahaya.

“Menurut saya, narasi dari Ahmad Sahroni itu sangat berbahaya dan melukai hati rakyat. Ini narasi sampah dan irasional. Harusnya ia lebih cerdas dan bijak dalam menyampaikan pesan. Rakyat lagi terluka, jangan tambah luka,” tegasnya.

Jerry menambahkan, seorang wakil rakyat harus memahami psikologi publik. Ia mencontohkan, ucapan bisa berdampak besar layaknya “lidah tak bertulang” yang bahkan bisa “membakar hutan belantara”.

Selain Sahroni, Jerry juga menyoroti aksi anggota DPR Eko Patrio dan Uya Kuya yang viral karena berjoget. Menurutnya, hal itu justru menambah kekecewaan publik.

“Memangnya DPR klub malam? Kalau mau joget dan menari, sepuasnya saja tapi jangan dipublikasikan. Seharusnya anggota DPR lebih banyak mendengar aspirasi rakyat. Ingat, mereka digaji dari pajak rakyat,” ujarnya.

Jerry mengingatkan bahwa sejarah pernah mencatat pembubaran DPR di era Presiden Soekarno dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Menurutnya, anggota DPR semestinya mencontoh gaya komunikasi Sufmi Dasco, Ketua DPR Puan Maharani, dan Saan Mustopa yang lebih terbuka terhadap kritik publik.

Baca Lainnya

Jerry Mase: Bubarkan Kementerian BUMN, Langkah Brilian Presiden Prabowo

18 Oktober 2025 - 09:23 WIB

Jerry Mase: Bubarkan Kementerian Bumn, Langkah Brilian Presiden Prabowo

GERAK 08 Apresiasi 1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Pembenahan Ekonomi Nasional dan Peran Aktif di Kancah Geopolitik

18 Oktober 2025 - 09:03 WIB

Gerak 08 Apresiasi 1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Pembenahan Ekonomi Nasional Dan Peran Aktif Di Kancah Geopolitik

Jelang Rakernas VII, Projo Tegaskan Selalu Setia di Garis Rakyat

11 Oktober 2025 - 19:59 WIB

Jelang Rakernas Vii, Projo Tegaskan Selalu Setia Di Garis Rakyat
Trending di Politik