TEROPONGISTANA.COM JAKARTA – Forum Silaturrahim Pendukung Kiai Said Aqil Siroj meminta kesediaan Said Aqil maju kembali sebagai Ketum PBNU periode 2021-2026.Forum silaturahim pendukung ini mengatakan, sosok Said Aqil masih diperlukan karena NU akan memasuki fase tinggal landas dari perjalanan panjangnya di abad pertama menuju abad kedua.
Forum Pendukung Said Aqil mengatakan momentum abad kedua harus menjadi tonggak untuk mendapatkan tugas baru sebagai garda perekonomian bangsa. Karena itu dibutuhkan soliditas jam’iyah dan kepemimpinan yang kuat.
“Dan setelah mencermati dinamika dan menimbang maslahah ‘ammah menjelang Muktamar ke-34 NU, kami Forum Silaturrahim Pendukung Kiai Said Aqil Siraj dengan ini memohon kesediaan Prof. DR. KH Said Aqil Siroj, MA untuk maju dan dipilih kembali sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026,” kata Forum Pendukung dalam keterangannya, Rabu (3/11).
Forum Pendukung Said Aqil mengatakan, pihaknya akan bersama untuk menjaga agar pelaksanaan muktamar PBNU dapat berjalan lancar dan menetapkan kembali Said Aqil sebagai Ketua PBNU.
“Kami juga berkomitmen untuk bersama-sama menjaga berjalannya muktamar yang teduh, damai, serta menghasilkan keputusan yang bermartabat. Kami semua sependapat bahwa PBNU masih membutuhkan dan masih menginginkan beliau sebagai pemegang estafet kepemimpinan menyongsong NU abad kedua,” ucapnya.
Bagi kami, satu dekade kepemimpinan Kiai Said Aqil Siroj dengan segenap ujian dan tantangannya, telah ditunaikan dengan luar biasa cemerlang. Langkah, sikap, dan kebijakan-kebijakan strategis NU di bawah kepemimpinan beliau sudah on the best track,” lanjut Forum Pendukung.
Selain itu, Forum Pendukung mengatakan kepemimpinan Said Aqil di periode depan sangat menentukan karena terdapat agenda strategis internal dan eksternal, nasional, dan internasional akan dituntaskan, seperti upaya penguatan manajemen dan database organisasi, PBNU telah merintis dan mulai menerapkan Sistem Pendataan secara Nasional Anggota NU melalui SispendaNU.
“PBNU juga telah menerapkan prinsip transparansi kebendaharaan yang sehat, yang terbuka jika setiap saat dibutuhkan audit publik. Menghadapi era society 5.0, PBNU, dalam kepemimpinan Kiai Said, juga telah dan terus menyiapkan diri. Antara lain melalui penguatan Perguruan Tinggi,” kata dia.
“NU secara nasional mempunyai 274 Perguruan Tinggi di bawah naungan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU). Tapi ini belum cukup. Sejak 2014, melalui Badan Hukum Perkumpulan NU, PBNU telah melahirkan 23 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dengan memfokuskan output di tiga issue terkini, yaitu science, teknologi, dan engineering. 23 UNU ini sudah berjalan dan akan terus dikembangkan,” lanjut Forum Pendukung.
Dengan fokus pada tiga hal ini, kata dia, Said Aqil masih menargetkan, dalam waktu dekat sekurangnya satu wilayah NU akan mendirikan satu Institute Teknologi dan Sains (ITS NU). Dia menyebut keberadaan perguruan tinggi berbasis science, teknologi, dan engineering ini krusial dalam kerangka mencetak kecakapan hidup era super smart society yang serba internet of things, dan serba artificial intelligence.
“Bersama Prof. DR KH. Said Aqil Siraj, Nahdlatul Ulama sampai kapan pun akan tetap menjadi organisasi penyeimbang, baik dalam peran-peran kebangsaan, sosial, ekonomi, kemanusiaan, dan politik,” tutupnya.