Menu

Mode Gelap
CBA: Penolakan SPBU Swasta Beli BBM Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Permalukan Bahlil Lahadalia Wujud Peduli, Ketua DPRD Kota Serang Hadiri Penyerahan Santunan Ahli Waris Pegawai Burhanudin ST Lantik Jaksa Agung Muda Pembinaan dan 4 Staf Ahli Launching Buku Kohati HMI Cabang Bogor Perempuan Berdaya Membangun Generasi Digdaya Tegaskan Loyalitas Ketum Mardiono, DPW PPP Papua Barat Daya Puji Menkumham Kiai Maman Imanulhaq Dorong Pemerintah Hadir dalam Pembangunan Ponpes

Nasional

SETARA Institute Kecam Keterlibatan TNI dalam Pengamanan Kejaksaan: Dinilai Langgar Konstitusi dan Supremasi Sipil


Keterangan Foto : Pengawalan  TNI untuk mendukung pengamanan Kejaksaan di seluruh Indonesia. Perbesar

Keterangan Foto : Pengawalan TNI untuk mendukung pengamanan Kejaksaan di seluruh Indonesia.

Teropongistana.com Jakarta – Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi, menyatakan keprihatinan dan penolakan tegas terhadap Surat Telegram (ST) Panglima TNI Nomor TR/422/2025 yang memerintahkan pengerahan personel dan peralatan tempur TNI untuk mendukung pengamanan Kejaksaan di seluruh Indonesia. ST tersebut segera ditindaklanjuti oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dengan ST/1192/2025 yang memerintahkan pengerahan 30 personel dari satuan tempur untuk pengamanan Kejaksaan Tinggi dan 10 personel untuk Kejaksaan Negeri.

Menurut Hendardi, langkah ini bertentangan dengan Konstitusi dan peraturan perundang-undangan seperti UU Kekuasaan Kehakiman, UU Kejaksaan, UU Pertahanan Negara, dan UU TNI. Ia mendesak agar Panglima TNI dan KASAD segera mencabut surat telegram tersebut, 12 Mei 2025.

“Tidak ada kondisi objektif yang menunjukkan bahwa institusi sipil penegak hukum seperti Kejaksaan membutuhkan dukungan satuan tempur TNI,” ujar Hendardi. Ia menilai langkah tersebut mencerminkan kegenitan Kejaksaan dalam penegakan hukum dan menimbulkan kecurigaan adanya motif politik di balik kolaborasi TNI-Kejaksaan, termasuk dalam konteks pembahasan RUU Kejaksaan dan RUU KUHAP.

Lebih jauh, Hendardi mengingatkan bahwa Kejaksaan adalah bagian dari sistem peradilan pidana yang sepenuhnya merupakan domain sipil. Pelibatan militer dalam sistem hukum pidana disebutnya sebagai bentuk pelemahan terhadap supremasi hukum dan supremasi sipil.

SETARA Institute menilai keluarnya ST ini menandai gejala meningkatnya militerisme dalam kelembagaan penegakan hukum, yang justru dipicu oleh kehendak politik institusi Kejaksaan. Hendardi mendorong agar Panglima TNI dan jajaran lebih fokus pada pembaruan UU Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, ketimbang turut campur dalam penegakan hukum sipil.

Baca Lainnya

Menkeu Purbaya Diminta Perhatikan Nasib Pengusaha Rokok Madura

30 September 2025 - 01:35 WIB

Menkeu Purbaya Diminta Perhatikan Nasib Pengusaha Rokok Madura

Saat Prabowo Harumkan Nama Bangsa di Internasional, Biro Pers Istana Malah Cederai Kemerdekaan Pers

29 September 2025 - 15:00 WIB

Saat Prabowo Harumkan Nama Bangsa Di Internasional, Biro Pers Istana Malah Cederai Kemerdekaan Pers

Anak-Anak Senang Cuci Piring Usai Menikmati MBG dari Dapur Sekolah SDN Ngupasan Jogjakarta

27 September 2025 - 11:56 WIB

Anak-Anak Senang Cuci Piring Usai Menikmati Mbg Dari Dapur Sekolah Sdn Ngupasan Jogjakarta
Trending di Nasional