Menu

Mode Gelap
Warga Dolok Tapalan Keberatan Anak-Anak Diperalat untuk Membantah Dugaan Proyek Jalan Bermasalah Polisi Ungkap 6 Tersangka Pengeroyokan Wartawan di PT GRS Serang Ketua TP PKK Banten Salurkan Bantuan Nutrisi Stunting di Pandeglang CBA: Pemerintah Korbankan Rp223 Triliun Anggaran Pendidikan untuk MBG, DPR Malah Naikkan Gaji Aktivis Pantura Kritik Program Pemkab Tangerang 2022, Diduga Ada Oknum Bermain Presiden ABS Ferdinand Terima Kunjungan Brigjen (Purn) Ajoy Mukherjee, Perwira Elite India

Politik

Anas Urbaningrum Tanggapi Polemik Wacana Pembubaran DPR


Anas Urbaningrum Mantan Ketua Umum Partai Demokrat. Perbesar

Anas Urbaningrum Mantan Ketua Umum Partai Demokrat.

Teropongistana.com Jakarta – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyoroti pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, yang menyebut desakan pembubaran DPR sebagai pandangan “paling tolol sedunia”.

Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dipenuhi dengan seruan agar DPR RI dibubarkan. Gelombang kritik itu muncul setelah mencuatnya isu besarnya gaji dan tunjangan anggota legislatif yang mencapai ratusan juta rupiah. Menanggapi hal tersebut, Sahroni menilai desakan pembubaran DPR adalah sikap yang keliru.

“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia,” ujar Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8).

Menurut Anas, secara konstitusional DPR memang tidak bisa dibubarkan begitu saja, bahkan oleh presiden sekalipun. Lembaga legislatif tersebut memiliki posisi yang kuat karena dijamin oleh UUD 1945. Namun, dalam sejarah politik Indonesia terdapat peristiwa khusus yang membuat DPR atau lembaga sejenis “bubar” sebelum waktunya.

Anas mencontohkan reformasi 1998 yang memaksa DPR hasil Pemilu 1997 berhenti di tengah jalan. Masa tugas DPR periode 1998–2003 terpotong dan digantikan oleh DPR hasil Pemilu 1999. Jauh sebelumnya, Presiden Soekarno juga pernah membubarkan Konstituante melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 karena dianggap gagal menyelesaikan mandatnya.

“Cara terbaik agar DPR tidak dibubarkan adalah dengan menunaikan tugas sebaik-baiknya. Melaksanakan fungsi pengawasan, legislasi, dan anggaran dengan sungguh-sungguh, serta tetap berpihak pada rakyat,” tulis Anas di akun Facebook pribadinya.

Anas juga menyinggung peristiwa politik tahun 2001, ketika Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengeluarkan dekrit yang berisi pembubaran MPR dan DPR. Namun langkah itu berbeda dengan dekrit Soekarno, karena justru dianggap tidak sah dan berujung pada pemakzulan presiden.

“Dukung DPR kuat dan berdaya. Satu lagi, jangan melakukan hal-hal yang dinilai tolol oleh rakyat,” pungkas Anas.

Baca Lainnya

FMGB Desak Munaslub Gantikan Bahlil Lahadalia

25 Agustus 2025 - 06:22 WIB

Fmgb Desak Munaslub Gantikan Bahlil Lahadalia

Dukungan Meningkat, Tutut Soeharto Disebut Layak Gantikan Bahlil di Pucuk Golkar

25 Agustus 2025 - 05:59 WIB

Dukungan Meningkat, Tutut Soeharto Disebut Layak Gantikan Bahlil Di Pucuk Golkar

Asyik…! Isu Cinta Lokasi di Internal Golkar, Sumber Sebut Sudah Lama Terjadi

24 Agustus 2025 - 18:45 WIB

Isu Cinta Lokasi Di Internal Golkar, Sumber Sebut “Sudah Lama Terjadi”
Trending di Politik