Menu

Mode Gelap
LWDB Tempatkan Dana Wakaf Rp440 juta di Green Sukuk Negara, Wujud Komitmen Ekonomi Kerakyatan Kemenhaj Lantik Pejabat Baru, Publik Berharap Mereka Punya Kemampuan Ekstra untuk Benahi Kuota Haji  HAMI Gelar Aksi Demonstrasi Jilid II di Depan BP2MI, Desak Pencopotan Komjen Dwiyono dari Jabatan Sekjen Walikota Sukabumi Apresiasi Pengembangan Jalur Kereta Api di Jawa Barat Pemerintah Diminta Cabut Izin PT ABS Usai Penembakan Lima Petani di Bengkulu Selatan Polemik Dasco dengan Kepala BGN Terkait Monopoli 41 Dapur MBG di Sulsel

News

Kemenhaj Lantik Pejabat Baru, Publik Berharap Mereka Punya Kemampuan Ekstra untuk Benahi Kuota Haji 


Kemenhaj Lantik Pejabat Baru, Publik Berharap Mereka Punya Kemampuan Ekstra untuk Benahi Kuota Haji  Perbesar

 

Teropongistana.com— Kementerian Haji dan Umrah RI kembali menggelar pelantikan pejabat struktural, sebuah acara megah yang diharapkan mampu menyuntikkan harapan baru.

Namun sebagian masyarakat menilai, para pejabat yang baru dilantik ini sebaiknya tidak hanya membawa visi misi, tetapi juga kemampuan cenayang, mengingat urusan distribusi kuota haji tahun ini sudah kacau balau bahkan sebelum musim haji dimulai.

Pelantikan dipimpin Menteri Haji dan Umrah RI Mochammad Irfan Yusuf di Masjid Al-Ikhlas, Thamrin, Jakarta Pusat. Para pejabat dilantik di tempat suci agar ingat amanah, meski publik berharap mereka juga ingat bahwa pembagian kuota tidak bisa mengandalkan ilham ilahi semata.

Pelantikan Khidmat, Kuota Tetap Misteri

Dalam sambutan resminya, Menteri Irfan mengatakan bahwa pelantikan di masjid penuh makna.

Namun, publik bertanya-tanya:
Kalau pelantikan di masjid membawa berkah, mengapa pembagian kuota terasa seperti lembaran takdir yang tertulis acak?

Saat banyak daerah mengeluhkan kekurangan jatah, daerah lain bisajadi justru kebanjiran kuota hingga bingung membaginya—sebuah gejala yang oleh para pemerhati dianggap sebagai “tanda-tanda administratif tidak sehat.”

Agen Perubahan atau Agen Penjaga Kuota?

Menteri Irfan meminta para pejabat menjadi agen perubahan.
Permintaan itu terdengar mulia, tapi beberapa kepala daerah mengatakan perubahan yang paling mereka butuhkan saat ini adalah perubahan logika distribusi kuota.

Bisajadi publik bertanya-tanya,
“Siapa yang membagi, bagaimana membagi, dan mengapa dibagi seperti itu? Kira-kira masuk akal gak ya?”

Publik pun menyimpulkan: sistem kuota tahun ini mungkin dibuat dengan pendekatan spiritual yang terlalu tinggi, sehingga akal manusia biasa tidak sanggup memahaminya.

Transparansi Didorong, Kuota Menyelinap

Menteri Irfan menegaskan Kemenhaj terbuka terhadap kritik.Ini melegakan, karena kritik soal kuota tahun ini sudah mencapai level nasional:

  • Ada daerah yang mendapat tambahan mendadak,
  • Ada yang tidak kebagian apa pun,
  • Ada yang menerima kuota dengan jumlah persis sama seperti tahun lalu meski jumlah pendaftar naik drastis,
  • Dan ada pula yang kuotanya entah hilang ke mana—mungkin ikut umrah tanpa izin.

Pejabat eselon I yang dilantik berdasarkan Keppres Nomor 185/TPA Tahun 2025:

  1. Teguh Dwi Nugroho – Sekjen
  2. Puji Raharjo – Dirjen Bina Penyelenggaraan Haji dan Umrah
  3. Ian Heriyawan – Dirjen Pelayanan Haji
  4. Jaenal Effendi – Dirjen Ekosistem Ekonomi Haji dan Umrah
  5. Harun Al Rasyid – Dirjen Pengendalian Penyelenggaraan Haji dan Umrah
  6. Dendi Suryadi – Irjen
  7. Ramadhan Harisman – Staf Ahli Transformasi Layanan

Mereka kini tak hanya bertugas memperbaiki layanan haji, tetapi juga harus mencari keberadaan nalar dalam skema kuota tahun ini—yang entah terselip di mana.

Publik: “Tolong, Transformasi Itu Nyata, Bukan Figuratif”

Dengan pelantikan ini, masyarakat berharap transformasi benar-benar hadir, bukan hanya terdengar indah di podium. Publik ingin:

  • Kuota haji yang dibagi secara masuk akal,
  • Sistem yang sinkron, bukan saling salah-salahan,
  • Informasi yang jelas, bukan penuh kejutan,
  • Dan kebijakan yang berjalan lurus, tidak melingkar seperti tawaf tujuh putaran.

Pelantikan boleh dilaksanakan dengan khidmat di masjid, tetapi penyelesaian persoalan kuota membutuhkan lebih dari doa—ia membutuhkan keberanian, ketegasan, dan kemampuan matematika dasar yang tidak goyah. ( Stn)

 

Baca Lainnya

Revitriyo Husodo, Pentingnya Pelestarian Budaya Dan Kearifan Lokal

31 Oktober 2025 - 12:09 WIB

Revitriyo Husodo

CBA: Penolakan SPBU Swasta Beli BBM Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Permalukan Bahlil Lahadalia

3 Oktober 2025 - 15:33 WIB

Cba: Penolakan Spbu Swasta Beli Bbm Pertamina, Simon Aloysius Mantiri Permalukan Bahlil Lahadalia

Fraksi NasDem Dukung Lanjutan Pembahasan Dua Raperda di DPRD Banten

30 September 2025 - 21:32 WIB

Fraksi Nasdem Dukung Lanjutan Pembahasan Dua Raperda Di Dprd Banten
Trending di News