Menu

Mode Gelap
Kawal Terus, Perkara Pemalsuan Surat Charlie Chandra, Anggota DPRD Fraksi NasDem Soroti Kerusakan Jalan di Lebak, Minta Pemerintah Ambil Tindakan Nyata CBA Makin Tegas: Pemenang Lelang Pelabuhan Carocok Painan Diduga Fiktif Jalan Rusak ke Baduy Disorot Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Makin Panas, Kuasa Hukum APSP Kembali Laporkan Astra Agro Lestari Di Bareskrim Polri Dirut PLN Bukan Hanya Bikin Bali Gelap, Tapi Bikin Bahlil Lahadalia Gelap Mata

Pertanian

Kolaborasi Dosen IPB University dan Petani Hutan, Optimalkan Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari di Leuwiliang


Foto Kegiatan (Sumber: Muhammad Resta Destyana) Perbesar

Foto Kegiatan (Sumber: Muhammad Resta Destyana)

TeropongIstana.com, Bogor | Pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Di tengah tantangan menjaga keseimbangan ekosistem, praktik agroforestri dianggap sebagai solusi yang efektif. Dalam upaya mendukung pengelolaan lahan hutan yang produktif dan ramah lingkungan, Tim Dosen Manajemen Hutan, IPB University melaksanakan program pengabdian masyarakat melalui kegiatan “Dosen Pulang Kampung: Penguatan Kapasitas Kelompok Tani Hutan Menuju Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Dan Mandiri “.

Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS, ketua Tim Dosen Pengabdian Masyarakat menjelaskan pentingnya kolaborasi ini. “Kami ingin memperkenalkan teknologi baru, namun tetap menghormati cara-cara tradisional yang telah dijalankan oleh masyarakat setempat. Pendampingan ini bertujuan membantu petani hutan dalam meningkatkan produktivitas lahan mereka secara berkelanjutan,” jelasnya. Kegiatan ini difokuskan pada pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH) KWT Sipon Harum Lestari dan KTH Harapan Maju yang berada di Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Inovasi yang diterapkan meliputi praktik agroforestri dengan tanaman seperti sengon, kayu afrika, serta tanaman produktif lainnya. “Kami berupaya memadukan tanaman berkayu dengan tanaman yang dapat dipanen dalam jangka pendek, sehingga petani tetap memperoleh pendapatan sambil menunggu pohon kayu tumbuh besar,” ungkap Sri Widianingsih, Ketua KWT Sipon Harum Lestari. Selain peningkatan produktivitas lahan, pendampingan ini juga bertujuan memperkuat manajemen kelompok tani melalui pelatihan teknis dan penggunaan teknologi modern.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dimulai sejak Juni – Oktober 2024.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi program, kunjungan lapangan, dan perencanaan kegiatan demonstrasi penanaman dan penebangan. Dalam kegiatan demonstrasi nanti, petani akan diajarkan secara langsung teknik penanaman dan penebangan yang benar, sehingga dapat diterapkan di lahan mereka masing-masing. “Saya merasa sangat senang dapat mengikuti kegiatan bersama dosen-dosen IPB. Saya berharap akan mendapatkan hal yang baru terutama dalam pengelola hutan rakyat seperti pembibitan, pemeliharaan hingga pemanenan yang dapat menguntungkan petani,” ungkap, Sudirman salah satu anggota KTH Harapan Maju. Meski demikian, tantangan fluktuasi harga jual kayu tetap menjadi perhatian utama yang harus diselesaikan.

Secara keseluruhan, program pengabdian ini mendapatkan respons positif dari para petani dan mitra terkait. Keberlanjutan dalam pengelolaan hutan rakyat menjadi fokus utama, dengan harapan bahwa inovasi-inovasi yang diterapkan dapat membantu petani hutan di Leuwiliang meningkatkan kesejahteraan mereka tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan. “Kolaborasi antara perguruan tinggi dan petani hutan sangat penting dalam keberhasilan program ini. Kami berharap program serupa dapat dikembangkan di daerah lain”, pungkas Sri Rahaju, M.Si, salah satu anggota Tim Dosen Mengabdi. (Jiwa)

Baca Lainnya

Soal Kebijakan Penyederhanaan Sistem Pupuk, Legislator: Mentan Tak Paham Visi Presiden

12 Maret 2025 - 05:37 WIB

Soal Kebijakan Penyederhanaan Sistem Pupuk, Legislator: Mentan Tak Paham Visi Presiden Teropongistana.com Jakarta - Anggota Komisi Iv Dpr Firman Soebagyo Mengkritik Kebijakan Pemerintah Dalam Menyederhanakan Sistem Distribusi Pupuk Subsidi. Sebab, Ia Menegaskan, Kebijakan Ini Justru Dapat Menimbulkan Persoalan Baru Di Lapangan. Firman Menyoroti Keputusan Pemerintah Yang Menghapus Distributor Pupuk Dan Menyerahkan Distribusi Langsung Ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Menurutnya, Langkah Ini Tidak Sesuai Dengan Kebijakan Presiden Prabowo Subianto, Yang Tidak Pernah Menginstruksikan Pembubaran Distributor Pupuk. “Gapoktan Ini Bukan Badan Usaha Yang Bisa Diaudit. Bukan Badan Usaha Yang Auditable, Kemudian Tidak Memiliki Permodalan Dan Gudang Yang Memadai. Apakah Mungkin Pupuk Indonesia Harus Door To Door Kepada Gapoktan Yang Jumlahnya Ratusan Ribu, Yang Tempatnya Sulit Dijangkau Oleh Kendaraan Roda Empat?” Ujar Firman Soebagyo, Rabu (12/3/2025). Ia Juga Menilai. Pemerintah Salah Dalam Memahami Konsep Pupuk Subsidi. Firman Menegaskan Bahwa Pupuk Subsidi Seharusnya Ditujukan Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian, Bukan Diperlakukan Seperti Program Bantuan Sosial Yang Diberikan Langsung Kepada Individu. “Sedangkan Pupuk Subsidi Tujuannya Adalah Meningkatkan Produksi, Maka Di Dalam Pembuatan Kebijakan Ini Harus Menggunakan Terminologi Geospasial, Yaitu Luasan Lahan,” Ungkap Politikus Golkar Ini. Menurut Firman, Kebijakan Ini Berisiko Memperburuk Masalah Distribusi Pupuk. Ia Menekankan Bahwa Gapoktan Tidak Memiliki Transportasi Untuk Pengambilan Pupuk Dari Pupuk Indonesia Holding Company (Pihc), Serta Kekurangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Yang Memadai. Selain Itu, Jika Terjadi Kegagalan Pembayaran, Ia Khawatir Pemerintah Akan Menerapkan Kebijakan “Pemutihan,” Yang Menurutnya Tidak Pernah Terjadi Di Negara Lain. “Yang Saya Khawatir, Karena Pemerintah Ini Selalu Menerapkan Sistem Bilamana Ada Kegagalan Bayar Gapoktan Dan Kemudian Koperasi, Pemerintah Selalu Mengambil Jalan Pintas ‘Diputihkan’. Ini Tidak Pernah Terjadi Di Bagian Dunia Manapun, Ini Persoalan Serius,” Tegas Anggota Baleg Dpr Ini. Firman Yang Juga Legislator Dapil Jateng Iii Ini Menyebut, Kebijakan Ini Bertentangan Dengan Visi Presiden. Ia Mengkritik Menteri Pertanian Yang Dinilai Tidak Memahami Arahan Presiden Prabowo Terkait Distribusi Pupuk Bersubsidi. Di Sisi Lain, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sebelumnya Menyatakan Bahwa Kebijakan Ini Bertujuan Untuk Mempercepat Distribusi Pupuk Subsidi Dengan Memangkas Birokrasi Yang Panjang. Ia Mengklaim Bahwa Langkah Strategis Telah Diambil, Termasuk Peningkatan Kuota Pupuk Subsidi Menjadi 9,55 Juta Ton Pada 2025 Dan Kemudahan Penebusan Pupuk Bagi Petani Yang Terdaftar Dalam E-Rdkk Menggunakan Ktp. Namun, Kritik Dari Dpr Menunjukkan Bahwa Kebijakan Ini Masih Menimbulkan Banyak Pertanyaan Dan Kekhawatiran Di Kalangan Masyarakat Dan Distributor, Terutama Terkait Efektivitas Dan Implementasi Di Lapangan. 

Mentan Amran Tinjau Progres Cetak Sawah di Wanam

27 Februari 2025 - 21:29 WIB

Mentan Amran Tinjau Progres Cetak Sawah Di Wanam Teropongistana.com Merauke – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Meninjau Langsung Progres Pembangunan Lahan Cetak Sawah Di Distrik Wanam, Kabupaten Merauke, Kamis (27/2/2025). Kunjungan Ini Juga Dihadiri Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Syafrie Syamsuddin, Wakil Kasad, Kasum Tni, Serta Jajaran Lainnya. Ini Merupakan Pertama Kalinya Menkeu Melihat Langsung Kawasan Lumbung Pangan Baru Yang Tengah Dikembangkan Di Papua Selatan. Dalam Kesempatan Tersebut, Mentan Amran Memaparkan Perkembangan Proyek Cetak Sawah Nasional Seluas 1 Juta Hektare Yang Terus Dipercepat. Sejak Kembali Menjabat, Ia Telah Mengalokasikan Anggaran Besar Melalui Program Optimasi Lahan Rawa (Oplah) Dan Ekstensifikasi Lahan Cetak Sawah Guna Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Pemerintah Menyiapkan Anggaran Hingga Rp 15 Triliun Untuk Mendukung Swasembada Pangan, Termasuk Percepatan Cetak Sawah Di Wilayah Strategis Seperti Merauke. Pada Awal Tahun 2025, Pemerintah Mentargetkan 100.000 Hektare Cetak Sawah Baru, Ditambah 300.000 Hektare Optimasi Lahan Secara Nasional. Salah Satu Lokasi Utama Pelaksanaannya Adalah Kabupaten Merauke. Saat Ini, Dari Potensi 1,2 Juta Hektare Lahan Pertanian Di Merauke, Telah Dilakukan Optimasi Lahan Seluas 40.000 Hektare Yang Memungkinkan Peningkatan Indeks Tanam Menjadi 2-3 Kali Setahun. Produktivitas Rata-Rata Pun Naik Menjadi 6-7 Ton Per Hektare, Berkat Optimalisasi Lahan Dan Perbaikan Irigasi. Keberhasilan Ini Menjadi Bukti Bahwa Proyek Ini Berperan Strategis Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Mentan Amran Menambahkan , Keberhasilan Ini Juga Dukungan Dari Modernisasi Pertanian Di Merauke “Alsintan Dalam Jumlah Yang Besar Secara Bertahap Mengelola Lahan Disini, Juga Bantuan Benih Unggul, Pupuk Subsidi Serta Bbm Bersubsidi Pertanian,” Jelasnya. Selain Mendorong Produksi Pangan, Proyek Cetak Sawah Ini Juga Membuka Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat Setempat. Melalui Program Brigade Pangan Yang Diinisiasi Oleh Mentan Amran, Banyak Anak Muda Papua Kini Memperoleh Penghasilan Hingga Rp 20 Juta Per Bulan, Menjadikan Sektor Pertanian Semakin Menarik Bagi Generasi Muda Di Papua Selatan. “Warga Papua Selatan Sangat Antusias Dengan Brigade Pangan Karena Manfaatnya Sudah Mereka Rasakan Langsung,” Kata Mentan Amran. “Ke Depan, Wanam Akan Kita Siapkan Menjadi Salah Satu Lumbung Pangan Terbesar, Bukan Hanya Untuk Indonesia Tetapi Juga Dunia. Dengan Modernisasi Pertanian Dan Tata Kelola Irigasi Yang Baik, Lahan Ini Akan Semakin Produktif Dan Menyejahterakan Masyarakat.” Menkeu Sri Mulyani Turut Meninjau Langsung Lahan Yang Tengah Dikembangkan, Sementara Mentan Amran Menegaskan Bahwa Dukungan Anggaran Negara Untuk Cetak Sawah Dan Irigasi Merupakan Faktor Kunci Dalam Percepatan Proyek Ini. “Di Merauke, Sudah Ada Lahan Opla Yang Bisa Panen Dua Kali Setahun, Selanjutnya Cetak Sawah Kita Kejar, Ini Pertanda Baik. Kita Akan Percepat Agar Indonesia Tidak Lagi Bergantung Pada Impor Pangan. Lahan Ini Adalah Masa Depan Pangan Indonesia, Bahkan Dunia,” Pungkas Mentan Amran.

Melaksanakan Program Presiden, Bulog Jemput Gabah Petani dengan Harga Fantastis

27 Februari 2025 - 18:45 WIB

Melaksanakan Program Presiden, Bulog Jemput Gabah Petani Dengan Harga Fantastis
Trending di Pertanian