Menu

Mode Gelap
Presiden Prabowo Umrah Bersama Menag Nasaruddin Umar, Doakan Keberkahan untuk Bangsa Indonesia Anggota DPR Desak Implementasi Pendidikan Dasar Gratis Pansel Buka Calon Anggota Ombudsman RI, Begini Syaratnya Anggota DPR Arif Rahman Siap Perjuangkan Nasib Petani dan Nelayan Banten Parah, Segel Penutup Galian C di Tol Mandala di Pasang Satpol PP dan Polisi Militer telah Rusak Gawat, PMPB Tuntut Budi Prajogo Mundur Dari Jabatan Dewan

News

Ombudsman Banten, Perjalanan OSS RBA Masih Panjang


Ombudsman Banten, Perjalanan OSS RBA Masih Panjang Perbesar

TeropongIstana.com Serang – Kebijakan baru pemerintah terkait sistem Perizinan berbasis resiko Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) adalah niatan baik untuk suatu perubahan. Dimana bertujuan untuk meningkatkan ekosistem investasi dan mempermudah kegiatan berusaha yang dilakukan melalui penerbitan perizinan berusaha agar lebih efektif dan sederhana.

Namun hal itu masih membutuhkan penyesuaian yang lama dan panjang, tidak dipungkiri  penyesuaian regulasi, penyempurnaan integrasi dan perbaikan sistem. Sistem pengawasan dan penanganan aduan, serta penyesuaian terhadap standar dan kualifikasi bagi UMKM masih terus dilakukan oleh stakeholder terkait.

Hal tersebut disampaikan Dedy Irsan, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Banten sebagai narasumber dalam kegiatan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Se-Provinsi Banten kemarin.

Baca juga 

Lebih lanjut, kata Dedy perizinan berbasis RBA ini menurutnya merupakan hal yg penting karena akan berdampak  kepada peningkatan kualitas pelayanan publik juga. Dedy menyampaikan Ombudsman sebagai  Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik tidak bosan-bosannya untuk terus mendukung dan mendorong seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah yang berkomitmen untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik.

Selain itu Dedy berharap perizinan berbasis RBA ini harus user friendly (mudah digunakan/ dilaksanakan) baik bagi pengguna maupun penyelenggara pelayanan publik. Disamping itu masih terdapat beberapa tantangan bersama; 1) Izin berbasis resiko menempatkan perhitungan resiko yang distandarisasi berdasarkan penilaian pemberi izin, sementara risiko juga dipengaruhi oleh lingkungan setempat. 2) tidak semua efisiensi ekonomis dapat menyelesaikan masalah yang terjadi secara sistemik, dalam beberapa hal efisiensi sosial sangat diperlukan, meski secara ekonomis relatif lebih mahal.

Baca juga

Dedy menjelaskan, bagaimana sistem ini tetap memberi ruang kepada upaya afirmasi oleh daerah yang memiliki pertimbangan efisiensi sosial (kearifan lokal) 3) Pengawasan kegiatan usaha menjadi tujuan kedua dari perizinan usaha berbasis resiko ini. Cara pandang bahwa pengawasan adalah cost (biaya) , dan cenderung menghambat investasi masih dominan saat ini.

“Agar tujuan ini tidak mengalami kendala sistemik diperlukan satu cluster pengaturan yang terintegrasi, atau setidaknya kerangka bersama dari para seluruh pemangku kepentingan agar ada solusi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk menjalankan OSS RBA ini secara efektif dan efisien.”ucap Dedy.

Ombudsman Banten mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan layanan di bidang perizinan dalam bentuk kemudahan dalam mengurus perizinan berusaha.

“Aspek kemudahan berusaha sudah semestinya merupakan bagian dari hasil usaha keras pemerintah dalam mengintegrasikan data, sistem, mekanisme koordinasi dan elemen keterlibatan masyarakat yang penting sehingga pembangunan keberlanjutan dapat terwujud.”tutur Dedy.

Kata Dedy, dengan sistem ini diharapkan dapat menjadi pondasi untuk selanjutnya terus ditingkatkan hingga menjadi sistem kuat dan melekat di negara kita yang lentur dan mampu beradaptasi dengan dinamika zaman dan perkembangan teknologi. Peran Ombudsman adalah mengawasi dengan menindaklanjuti laporan pengaduan serta melakukan upaya-upaya bersama dalam mencegah maladministrasi.

“Dalam rakor tersebut Dedy juga masih mendapati banyak masalah baik terkait teknis dan regulasi dalam pelaksanaan OSS RBA ini dari DPMPTSP Kabupaten/ Kota dan instansi terkait lainnya se Provinsi Banten yang hingga hari ini belum mendapatkan kejelasan penyelesaiannya.”ujar Dedy.

Kegiatan kali ini, dibuka oleh PLT Kepala DPMPTSP Banten Dr. Komarudin MAP, dan dihadiri oleh seluruh DPMPTSP di 8 (delapan) Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Banten dan dihadiri pula oleh OPD / stakeholder terkait.

Baca Lainnya

Ketua Umum FKDB Bertemu Konjen RI di New York, Bangun Kolaborasi Internasional

2 Juli 2025 - 09:16 WIB

1 Juli 2025

Dinilai tak Becus kerja, Aktivis Kumala Minta Kadis PUPR Mundur dari Jabatan

30 Juni 2025 - 23:30 WIB

Dinilai Tak Becus Kerja, Aktivis Kumala Minta Kadis Pupr Mundur Dari Jabatan

Mulyadhi DPRD Pandeglang Siap Fasilitasi Penyelesaian Konflik Lahan Rancapinang demi Keadilan Bersama

17 Juni 2025 - 18:41 WIB

Pandeglang — Anggota Dprd Kabupaten Pandeglang Dari Fraksi Pkb, Mulyadhi, S.e., Yang Juga Duduk Di Komisi Ii, Menyatakan Kesiapannya Untuk Mengawal Penyelesaian Sengketa Lahan Antara Warga Desa Rancapinang Dan Pihak Tni Ad. Konflik Tersebut Mencuat Akibat Klaim Warga Bahwa Tanah Yang Kini Dikuasai Secara Legal Oleh Tni Ad Dulunya Dijual Secara Tidak Sah Oleh Oknum Tertentu. Mulyadhi Menegaskan Bahwa Indonesia Merupakan Negara Hukum, Sehingga Setiap Persoalan Harus Diselesaikan Sesuai Dengan Koridor Hukum Yang Berlaku Dan Tetap Mengedepankan Rasa Keadilan Bagi Semua Pihak, (17/6). “Intinya, Kita Semua Harus Bekerja Dengan Hati. Pada Dasarnya, Masyarakat Harus Kita Jaga Dan Cintai. Rasa Keadilan Semua Pihak Harus Ditegakkan. Pemerintah Bersama Pihak Terkait Harus Duduk Bersama Menyelesaikan Masalah Ini, Jangan Sampai Semuanya Dirugikan,” Ungkapnya, Selasa (17/6/2025). Ia Juga Menyampaikan Keprihatinannya Atas Keresahan Warga, Yang Merasa Hak Mereka Atas Tanah Tersebut Berpindah Tangan Tanpa Sepengetahuan Atau Persetujuan Mereka. “Kami Menghormati Legalitas Kepemilikan Lahan Oleh Tni Ad. Namun Keresahan Warga Tidak Boleh Diabaikan,” Lanjut Mulyadhi. Menurutnya, Penyelesaian Konflik Harus Dilakukan Secara Bijaksana Agar Tidak Menimbulkan Ketegangan Sosial Yang Berkelanjutan. Ia Menegaskan Bahwa Pemerintah Harus Hadir Untuk Memberikan Solusi Dan Rasa Keadilan Kepada Semua Pihak. “Pendekatan Persuasif Dan Mediasi Adalah Langkah Paling Bijak. Ini Bukan Hanya Soal Status Tanah, Tetapi Juga Menyangkut Kepercayaan Masyarakat Terhadap Institusi Negara,” Tuturnya. Mulyadhi Juga Mengimbau Masyarakat Agar Tetap Tenang, Tidak Terpancing Provokasi, Serta Menempuh Jalur Hukum Untuk Menyelesaikan Persoalan Tersebut. Sebagai Wakil Rakyat, Ia Berkomitmen Akan Terus Mengawal Proses Penyelesaian Konflik Ini Sampai Tuntas. “Saya Dipilih Dan Diberi Amanah Oleh Rakyat Untuk Menyampaikan Aspirasi Mereka. Saya Yakin Pasti Ada Jalan Keluar Yang Baik Untuk Semua,” Pungkasnya.
Trending di News