Teropongistana.com Jakarta, 11 Mei 2025 — Partai Golkar kembali diguncang konflik internal yang mengarah pada perang dingin di tubuh partai. Kali ini, intervensi dalam pemilihan calon pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) provinsi menjadi sorotan, di mana disebut-sebut bahwa restu Ketua Umum Bahlil Lahadalia menjadi syarat utama dalam penentuan calon.
Contoh paling mencolok terjadi di Jawa Timur, dengan munculnya nama Ali Mufti yang disebut-sebut terpilih berkat kedekatannya dengan Bahlil. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa kekuasaan dijadikan alat untuk memenuhi kepentingan politik kelompok tertentu di dalam Golkar.
“Golkar hari ini bukan lagi partai terbuka untuk semua golongan. Ini sudah menjadi milik kelompok Ketua Umum,” ujar salah satu kader senior Golkar yang enggan disebutkan namanya. Ia menambahkan bahwa perbedaan pandangan di internal partai sudah tidak diterima lagi.
Menurutnya, hampir seluruh sektor kepengurusan DPD di Indonesia kini telah mengalami kesalahan arah karena lebih mengutamakan loyalitas pribadi dibanding kapabilitas dan aspirasi kader daerah.
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran sebagian kader terhadap arah kepemimpinan Golkar di bawah Bahlil Lahadalia, yang dinilai terlalu sentralistik dan tertutup terhadap perbedaan.