Menu

Mode Gelap
CBA Makin Tegas: Pemenang Lelang Pelabuhan Carocok Painan Diduga Fiktif Jalan Rusak ke Baduy Disorot Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Makin Panas, Kuasa Hukum APSP Kembali Laporkan Astra Agro Lestari Di Bareskrim Polri Dirut PLN Bukan Hanya Bikin Bali Gelap, Tapi Bikin Bahlil Lahadalia Gelap Mata Darurat Galian C Ilegal di Lebak, Matahukum Minta Kapolres Segera Bertindak Presiden Prabowo Umrah Bersama Menag Nasaruddin Umar, Doakan Keberkahan untuk Bangsa Indonesia

Politik

Pengamat Beberkan Kelemahan dan Penyebab Kekalahan Pasangan Anies – Cak Imin


Keterangan foto : Pengamat Politik, Iskandasyah, Minggu (3/9/2023) Perbesar

Keterangan foto : Pengamat Politik, Iskandasyah, Minggu (3/9/2023)

Teropongistana.com Serang – Pengamat Politik, Iskandarsyah menanggapi terkait perbincangan seputar loncatnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke kubu koalisi yang dipimpin oleh Anies Baswedan. Hal ini telah menjadi sorotan utama dalam pemberitaan dan menjadi trending topik di berbagai media di seluruh Indonesia.

“Pergerakan politik seperti ini adalah hal yang biasa dalam dunia politik yang dinamis. Namun, ia menekankan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) adalah pasangan yang disiapkan untuk kalah dalam kontestasi politik, bukan untuk menang, kata Pengamat Politik Iskandarsyah yang pernah menjabat sebagai Dirrktur Eksekutif ETOS Institute lewat pesan WhatsAapnya, Sabtu (3/9/2023).

“Itulah politik, loncat sana loncat sini biasa, itu dinamika dalam ranah politik, tapi perlu saya sampaikan bahwa pasangan Anies – Cak Imin adalah pasangan yang disiapkan untuk kalah, bukan untuk menang.” tambah Iskandarsyah.

Lebih lanjut, Iskandarsyah menjelaskan bahwa status Cawapres dari PKB, yang notabene merupakan partai yang berafiliasi dengan NU (Nahdlatul Ulama), tidak dapat dijadikan ukuran kemenangan mutlak dalam politik Indonesia. Ia mencontohkan kasus pada pemilihan presiden sebelumnya di mana pasangan Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Ketua Umum PBNU saat itu, Hasyim Muzadi, tetap mengalami kekalahan.

“Bukan jadi ukuran kemenangan mutlak di kontestasi politik di Indonesia, Dulu Mba Mega pasangan sama ketua umum PBNU (Hasyim Muzadi) tetap kalah, ini langsung ketua umumnya loh.” ujarnya.

Menurut Iskandarsyah, status NU dari PKB tidak dapat dijadikan jaminan kemenangan dalam kontestasi politik. Ia menggarisbawahi bahwa pernyataannya bukan untuk merendahkan atau membuat pesimis terhadap koalisi ini, tetapi lebih kepada fakta bahwa pasangan tersebut mungkin telah dibentuk dengan persiapan untuk menghadapi kemungkinan kekalahan.

“Jadi jelas wapres PKB bukan ukuran kemenangan, PKB memang NU, tapi NU belum tentu PKB, bukan merendahkan atau membuat pesimis di koalisi ini, tapi terbukti kok selama ini seperti apa, makanya saya sampaikan bahwa pasangan ini dibentuk sebagai pasangan siap kalah.” imbuhnya.

Iskandarsyah menjelaskan bahwa politik di Indonesia seringkali memiliki elemen-elemen yang mirip dengan pertunjukan, dengan perpindahan partai dan loncatan politikus dari satu kubu ke kubu lainnya. Namun, ia mengajak masyarakat untuk tetap mengikuti perkembangan politik ini hingga akhir dan menunggu keputusan partai lain yang juga terlibat dalam koalisi, seperti PKS, apakah mereka akan tetap bersama dalam koalisi tersebut atau mengambil langkah serupa dengan Partai Demokrat dengan keluar dari koalisi.

“Politik kita seperti dagelan, ada yang loncat sana loncat sini, ada yang kesal merasa dihianati, ada yang terus gembira dengan calonnya, jadi biasa dalam politik, mari rakyat menonton dagelan ini sampai tuntas, jangan sampai miss sedetikpun berita demi berita terkait ini semua, tinggal kita menunggu keputusan partai lain yang ada didalam koalisi lainnya yaitu PKS, apa keputusannya disitu, apakah lanjut bersama-sama mereka atau mengikuti jejak Partai Demokrat hengkang dari koalisi tersebut.” terangnya.

Iskandarsyah menutup wawancaranya dengan mengajak masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan politik dan memantau keputusan partai-partai yang terlibat dalam koalisi tersebut hingga tahun 2024. (Dayat)

Baca Lainnya

Ketua Umum Gerak 08 Dukung Penuh Penegakan Hukum terhadap Koruptor

14 Juni 2025 - 19:22 WIB

Ketua Umum Gerak 08 Dukung Penuh Penegakan Hukum Terhadap Koruptor

Munaslub Menghantui, Ketum Soksi Tegas Tolak Wacana Gulingkan Bahlil

21 Mei 2025 - 06:51 WIB

Jakarta – Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Ahmadi Noor Supit, Menyuarakan Penolakannya Terhadap Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Ia Menilai Wacana Tersebut Berpotensi Memecah Belah Soliditas Partai Dan Menyebutnya Sebagai &Quot;Godaan Setan Yang Terkutuk&Quot;. Hal Ini Disampaikan Ahmadi Dalam Pidato Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-Xii Soksi Di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025). Ia Meminta Agar Semua Elemen Partai, Termasuk Organisasi Hasta Karya Lainnya Seperti Mkgr Dan Kosgoro, Untuk Bersatu Menolak Upaya Munaslub. &Quot;Yang Ingin Merencanakan Perpecahan Partai Golkar, Tidak Boleh Terjadi Itu. Kasih Kesempatan Siapa Pun Yang Memimpin Partai Golkar Itu Untuk Menjalankan, Menyelesaikan, Membuktikan Bahwa Golkar Itu Bisa Besar. Saya Hakul Yakin Tentang Itu,&Quot; Tegas Ahmadi. Ia Bahkan Menyebut Wacana Munaslub Sebagai Godaan Yang Hanya Akan Membawa Kehancuran. &Quot;Apakah Dia Mkgr? Kosgoro? Apakah Hasta Karya Yang Ada? Tidak Boleh Ada Satu Pun Godaan Setan Yang Terkutuk,&Quot; Ucapnya. Ahmadi Juga Menyinggung Pengalaman Pahit Partai Golkar Saat Mengalami Dualisme Kepemimpinan Di Masa Lalu. Menurutnya, Perpecahan Tersebut Adalah Salah Satu Episode Paling Menyakitkan Dalam Sejarah Partai Berlambang Pohon Beringin Itu. &Quot;Pengalaman Ketika Kita Harus Terpisah, Ketika Kita Ada Dualisme. Itu Pengalaman Yang Paling Pahit Yang Diterima Partai Golkar,&Quot; Katanya. Soksi, Lanjut Ahmadi, Menyatakan Dukungan Penuh Terhadap Kepemimpinan Ketua Umum Golkar Saat Ini, Bahlil Lahadlia. Ia Optimistis, Para Senior Golkar Juga Akan Berdiri Di Barisan Yang Sama Demi Mencegah Perpecahan. Sebelumnya, Bahlil Lahadlia Telah Membantah Isu Mengenai Munaslub. Ia Memastikan Fokus Golkar Saat Ini Adalah Menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) Di Berbagai Provinsi. &Quot;Ini Musda Golkar, Musda Golkar Jawa Timur, Bukan Munaslub,&Quot; Kata Bahlil Dalam Kunjungannya Ke Sidoarjo, Sabtu (10/5). Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M. Sarmuji, Turut Menepis Isu Munaslub Dan Kabar Presiden Joko Widodo Akan Menjadi Ketum Golkar. &Quot;Nggak Ada, Nggak Ada,&Quot; Ujar Sarmuji. Ia Menekankan Bahwa Struktur Partai Tetap Solid Dari Pusat Hingga Daerah. &Quot;Golkar Sangat Solid Dari Pusat Sampai Tingkatan Daerah. Fokus Kami Saat Ini Adalah Menggelar Musda-Musda Provinsi,&Quot; Tutupnya.

Bahlil Lahadalia Diduga Bermanuver Politik Jauh dari Prabowo, Dekati Jokowi Demi 2029

18 Mei 2025 - 19:38 WIB

Bahlil Lahadalia Diduga Bermanuver Politik Jauh Dari Prabowo, Dekati Jokowi Demi 2029
Trending di Politik