Teropongistana.com Jakarta – Nama Salsa Erwina Hutagalung, seorang pembuat konten sekaligus aktivis diaspora Indonesia yang menetap di Aarhus, Denmark, tiba-tiba mencuat ke publik usai melontarkan kritik terhadap kinerja sejumlah anggota DPR, termasuk Ahmad Sahroni.
Menurut pengamat politik Jerry Massie, kemunculan Salsa cukup mengejutkan karena sebelumnya tidak pernah terdengar di ruang publik. “Kritiknya memang ada poin yang baik, namun agak janggal ketika ia menyasar kinerja Prabowo yang justru dinilai sudah cukup baik,” ujar Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) tersebut.
Jerry menyoroti ketidakseimbangan kritik Salsa. “Presiden terdahulu yang masuk ranking dua dunia sebagai terkorup versi OCCRP, tidak ia sorot dan tidak dikritisi. Mengapa?” tanyanya.
Lebih jauh, Jerry meyakini kehadiran Salsa tak lepas dari kepentingan politik tertentu. Ia menduga perempuan itu bagian dari jaringan buzzer pro-Jokowi di luar negeri yang sengaja dimunculkan untuk mengkritisi kebijakan Presiden Prabowo.
“Kalau memang Salsa juara debat dan lulusan terbaik UGM, kenapa Jokowi dan Gibran justru tak tersentuh kritikannya? Kenapa dia tidak bicara soal ijazah Gibran yang kini digugat, misalnya,” tegas Jerry.
Ia juga menyebut adanya dugaan hubungan Salsa dengan lingkaran kekuasaan.
“Katanya dia keponakan Luhut Binsar Pandjaitan. Siapa yang tak kenal Luhut, orang kepercayaan Jokowi. Jadi wajar bila muncul kecurigaan adanya kepentingan politik tertentu di balik perannya,” ungkapnya.
Jerry menambahkan, drama demonstrasi yang sempat ramai disebut-sebut juga sudah dirancang. “Kalau ini film action, Salsa ibarat pemeran wanita yang bermain di Denmark,” ujarnya.
Karena itu, ia mengingatkan publik agar lebih kritis dan tidak mudah terkecoh. “Kelihatan baik, tapi jangan lupa bisa saja ada udang di balik batu,” pungkas Jerry.
